Delta Dunia Makmur (DOID) Ikut Ketiban Rezeki Harga Batubara

Jumat, 16 September 2022 | 04:45 WIB
Delta Dunia Makmur (DOID) Ikut Ketiban Rezeki Harga Batubara
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga batubara membawa berkah bagi emiten jasa kontraktor penambangan seperti PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Volume pengupasan lapisan alias overburden removal (OB) dan produksi batubara milik DOID meningkat sejak Januari 2021. 

Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim mengungkapkan, tren harga batubara yang masih tinggi membuat kontrak baru yang diterima DOID ikut bertumbuh. Tak terkecuali melalui kontrak yang diterima oleh PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak usaha DOID, di Australia.

Pada Mei 2022, BUMA mengumumkan perolehan kontrak  Bowen Coking Coal senilai A$ 320 juta untuk jangka waktu tiga tahun. Sebelumnya, BUMA telah memperpanjang kontrak dengan BHP Billiton dan Mitsubishi Alliance (BMA) senilai A$ 550 juta pada Februari 2022. 

Baca Juga: Kenaikan Harga Batubara Memoles Kinerja Delta Dunia Makmur (DOID)

"Menjelang musim dingin, kemungkinan DOID dapat menambah kontrak baru," kata Lukman, Kamis (15/9).

Pada semester I tahun ini, DOID mencetak pendapatan senilai US$ 722,87 juta, melejit  107,16% dari pendapatan di semester I-2021 yang hanya US$ 348,93 juta. DOID juga berhasil membalik keadaan dan membukukan laba bersih US$ 5,65 juta. 

Padahal di periode sama 2021, DOID masih merugi US$ 32,70 juta. Lukman menjelaskan, pendorong laba ini tak lepas dari raihan kontrak yang tumbuh signifikan. 

Chief Investment Strategist Astronacci International Gema Goeyardi menuliskan, hingga Juli 2022, total volume produksi batubara DOID sudah mencapai 56,39% dari target untuk tahun ini. Sementara volume OB di 309,2 juta bcm hingga Juni 2022. 

Manajemen DOID menargetkan mampu memproduksi batubara 74 juta-86 juta ton di tahun 2022. Per Juli 2022, DOID telah memproduksi 48 juta ton batubara. 

Lukman bilang, rencana DOID diversifikasi di luar batubara dapat menjadi katalis positif untuk ke depan. "Sentimen untuk DOID, khususnya di Indonesia, yaitu musim hujan yang kurang mendukung dan mengganggu aktivitas produksi," tutur Lukman.

Baca Juga: Cetak Kinerja Ciamik, Begini Rekomendasi Analis untuk Saham Delta Dunia (DOID)

Tarif penambangan

Analis Trimegah Sekuritas Hasbie mengungkapkan, kinerja opersional DOID seharusnya mampu meningkat pada semester II-2022 karena cuaca yang lebih baik. Menurut dia, kondisi tersebut bisa jadi katalis positif dan akan meningkatkan pendapatan DOID ke depan.

Baca Juga: Sosok di Balik Pengendali BIPI, Emiten yang Akuisisi Tambang Batubara Rp 7 Triliun Meski begitu, ada penurunan tarif penambangan yang membuat Hasbie turut merevisi turun kinerja DOID tahun ini. Namun, Hasbie memutuskan tetap mempertahankan proyeksi target operasional di 2023 dan 2024.

Hasbie menulis dalam risetnya, target kinerja pengupasan lapisan penutup bisa mencapai 530 bcm pada 2022. Angka ini direvisi dari perkiraan sebelumnya 531 bcm.

Di akhir tahun ini, Hasbie memprediksi DOID mengantongi pendapatan US$ 1,42 miliar. Hasbie dan Gema rekomendasikan beli DOID dengan target masing-masing di Rp 480 dan Rp 560 per saham.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Ignatius Teguh Prayoga juga merekomendasikan beli dengan target Rp 650.      

Bagikan

Berita Terbaru

Digital Mediatama (DMMX) Gali Cuan dari Kekayaan Intelektual
| Minggu, 07 Desember 2025 | 22:38 WIB

Digital Mediatama (DMMX) Gali Cuan dari Kekayaan Intelektual

Bagi DMMX Group, proyek ini sejalan dengan strategi jangka panjang untuk memperluas portofolio IP dan konten digital.

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas
| Minggu, 07 Desember 2025 | 12:24 WIB

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas

Kendati ekspansi bisa mendorong kinerja jangka panjang, tekanan biaya operasional dan fluktuasi harga komoditas menjadi risiko emiten ini

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:55 WIB

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut

Tren perbaikan kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) kemungkinan memang masih akan berlanjut hingga akhir tahun.

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:21 WIB

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun

Ada beberapa faktor yang penting yang dapat mempengaruhi Santa Claus Rally di antaranya adalah aktivitas window dressing.

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:09 WIB

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember

Secara historikal, ada beberapa saham yang cenderung mengalami penguatan pada Desember sehingga menjadi favorit banyak investor.

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:00 WIB

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun

Realisasi penerbitan SBN Ritel tahun 2025 mencapai sekitar Rp 153 triliun, termasuk Sukuk Tabungan ST015.

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:10 WIB

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun

Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, demam perjalanan darat mulai terasa. Kursi sleeper bus diburu pelancong untuk liburan.

 
Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir

Sepekan ini dolar AS cukup tertekan oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh the Federal Reserve (The Fed).

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,46% sepekan periode 1-5 Desember 2025. IHSG ditutup pada 8.632,76.

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:45 WIB

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,

Untuk memastikan ketersediaan bahan baku kentang, PepsiCo Indonesia menggandeng petani di Jawa Barat. 

INDEKS BERITA

Terpopuler