Demi Dongkrak Kinerja, RAJA Masuk Bisnis Pembangkit Hingga Air

Jumat, 03 Mei 2019 | 08:49 WIB
Demi Dongkrak Kinerja, RAJA Masuk Bisnis Pembangkit Hingga Air
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) siap memperluas lini bisnis ke energi baru dan terbarukan (EBT). Pada tahun ini, RAJA ingin mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Direktur Utama PT Rukun Raharja Tbk, Djauhar Maulidi menjelaskan, mereka akan menggandeng perusahaan asal Eropa untuk mengembangkan PLTS.

Saat ini RAJA sudah mengikuti tender untuk pembangunan dua PLTS di Bali dengan kapasitas masing-masing 25 megawatt (MW). "Pemenang tender diumumkan tahun ini. Bila berhasil akan masuk ke pendapatan pada tahun 2020 nanti," ungkap Djauhar seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Kamis (2/5).

Tidak menutup kemungkinan, RAJA juga akan masuk ke bisnis pembangkit listrik EBT selain PLTS. Misalnya tenaga bayu, arus laut, geothermal dan lainnya. "Saat ini kami melihat pembangunan PLTS yang investasinya masih terjangkau dibandingkan pembangkit lain," tambah dia.

Selain proyek itu, RAJA berencana mengakuisisi perusahaan yang masih berhubungan erat dengan bisnis mereka saat ini, yakni pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dan penjualan gas.

Bahkan, Rukun Raharja akan membangun saluran air untuk PAM. Hal ini bertujuan agar RAJA masuk menjadi perusahaan utilitas yang menangani saluran gas, listrik dan air. "Rencananya, kami akan masuk bisnis air lewat akuisisi. Awalnya akan masuk untuk menyediakan air bersih ke PAM daerah Jawa Barat," ungkap Djauhar.

Untuk mendukung aksi korporasi itu, pada tahun ini RAJA menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 40 juta. Sumber dana akan berasal dari kas internal dan pinjaman bank.

RAJA juga tengah membidik kontrak-kontrak baru pada tahun ini. Seperti contoh, baru-baru ini RAJA berhasil melanjutkan kontrak dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hanya saja, kontrak yang dahulu bisa mencapai 10 tahun, kini hanya berjangka waktu lima tahun.

Selain itu, manajemen Rukun Raharja mengincar proyek pengadaan pipa gas dan penjualan gas, khususnya di daerah Sumatra dan Kalimantan. "Salah satunya yang masih ikut tender dengan PGAS," kata Djauhar.

Aksi korporasi itu untuk mengerek kinerja RAJA. Tahun ini mereka membidik laba bersih mencapai US$ 5 juta. Target itu sama dengan target tahun lalu. "Target tahun lalu terlampaui dan tahun ini kami berharap juga sama," kata Djauhar. Pada 2018, RAJA membukukan laba bersih senilai US$ 11,5 juta.

Bagikan

Berita Terbaru

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:15 WIB

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang

Kedai kopi kini bukan sekadar tempat minum. Ia menjelma jadi ruang sosial, kantor sementara, tempat pelarian, hingga lad

 
Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:10 WIB

Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis

Minuman boba dan es teh masih jadi favorit konsumen di Indonesia. Munculnya pemain baru di sektor ini mendorong pelaku u

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?

Tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran, bisa berimbas pada meningkatkan risk appetite investor atas aset berisiko di emerging markets

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 14:13 WIB

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025

Volume penjualan semen domestik pada lima bulan pertama tahun 2025 turun 2,1% year on year (YoY) menjadi 22,27 ton.

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 13:26 WIB

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat

Indonesia akan memiliki pabrik baterai EV pertama pada akhir Juni 2026 ini. Selain China, sejumlah perusahaan lokal terlibat. Ini detailnya.

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 08:22 WIB

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina

PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) dalam situs webnya mengaku sebagai partner BRI sejak tahun 2020 dalam pengadaan mesin EDC agen BRILink.

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:21 WIB

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak

Penerimaan pajak semester I-2025 berisiko terkontraksi 35%-40% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:01 WIB

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final

Ditjen Pajak menegaskan bahwa kebijakan PPh final usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tidak menambah beban pajak baru

INDEKS BERITA

Terpopuler