Reporter:
Dina Mirayanti Hutauruk |
Editor: Dian Pertiwi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai melego bisnis telekomunikasi, kesibukan PT Nusantara Infrastructure Tbk tahun depan tak lantas berkurang. Perusahaan yang kini dikendalikan oleh dua pemegang saham baru yakni PT Metro Pacific Tollways Indonesia dan Indonesia Infrastructure Finance itu, minimal membutuhkan dana belanja modal Rp 3 triliun.
Patut dicatat, dana belanja atau capital expenditure (capex) minimal Rp 3 triliun di luar kebutuhan investasi jalan tol. Jadi total capex Nusantara Infrastructure tahun 2019 sejatinya bakal lebih dari itu.
Adapun alokasi biaya investasi proyek tol belum semuanya bisa ditetapkan karena beberapa masih dalam tahap studi. "Untuk akses Makassar New Port juga masih menunggu izin prinsip sehingga kami belum bisa menyampaikan total capex tahun depan," ujar Danni Hasan, Direktur PT Nusantara Infrastructure Tbk, Selasa (27/3).
Yang pasti, Nusantara Infrastructure berencana menjajaki berbagai sumber pendanaan untuk mencukupi kebutuhan capex 2019. Selain kas internal, mereka mempertimbangkan pinjaman perbankan dan penerbitan saham baru alias right issue.
Nusantara Infrastructure yakin, tak akan sulit mencari dana dari pihak ketiga karena rasio utang terhadap ekuitas masih memungkinkan untuk menambah utang. Sementara belum lama ini, restu dari rapat umum pemegang saham (RUPS) juga sudah mereka kantongi.
Perolehan pendanaan capex nanti untuk membiayai pengembangan bisnis jalan tol, pengolahan air bersih dan energi. Dalam bisnis jalan tol, Nusantara Infrastructure sedang menunggu izin prinsip pembangunan tol akses Makassar New Port 2 kilometer (km) yang merupakan penugasan dari pemerintah.
Nusantara Infrastructure juga tengah menanti izin prinsip pembangunan Tol Cikunir–Ulujami sepanjang 36,50 km dengan perkiraan biaya investasi Rp 22,5 triliun. Perusahaan berkode saham META di Bursa Efek Indonesia tersebut menargetkan izin prinsip bisa mereka peroleh pada tahun ini agar tahun depan masuk proses tender.
Tetap selektif
Tol Cikunir-Ulujami adalah bagian dari Jaringan Jakarta Outer Ring Road (JORR) 3 prakarsa Nusantara Infrastructure bersama PT Triputra Utama Selaras, PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Acset Indonusa Tbk. Nusantara Infrastructure mendekap kepemilikan 65% dan Triputra 20%. Sisanya milik Adhi Karya dan Acset Indonusa.
Bidikan lain yakni Tol Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) dan Tol Makassar-Marros. Nusantara Infrastructure berencana kembali memprakarsai pembangunan keduanya melalui konsorsium.
Meski terlihat berambisi mengerjakan banyak proyek jalan tol, Nusantara Infrastructure tetap selektif. Ketimbang panjang jalan, perusahaan itu lebih memilih potensi trafik kendaraan yang mungkin melintas.
Sementara dalam bisnis pengolahan air bersih, Nusantara Infrastructure melalui PT Potum Mundi Infranusantara sedang mengikuti lelang sistem penyediaan air minum (SPAM) Gresik berkapasitas 1.000 liter per detik dan proyek SPAM Subang berkapasitas 750 liter per detik. "Potum bermitra dengan beberapa perusahaan BUMN konstruksi," kata Ramdani Basri, Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure Tbk.
Kalau dalam bisnis energi, Nusantara Infrastructure akan fokus pada pembangkit listrik energi terbarukan (EBT). Saat ini, mereka sudah memiliki konsesi pembangkit listrik biomassa (PLTBM) Siantan di Kalimatan Barat dengan kapasitas 15 megawatt (MW) dan PLTA Lau Gunung berdaya listrik 15 MW.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.