Demi Menghapus Rugi, Yanaprima (YPAS) Kerek Penjualan Ekspor

Sabtu, 22 Juni 2019 | 07:20 WIB
Demi Menghapus Rugi, Yanaprima (YPAS) Kerek Penjualan Ekspor
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kantong semen dan plastik, PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) tahun ini bakal menambah porsi pendapatan dari kegiatan ekspor. Targetnya naik tipis menjadi 6%–7%.

Dalam laporan keuangannya, penjualan ekspor hanya berkontribusi 5% bagi pendapatan atau sekitar Rp 4,73 miliar di triwulan pertama tahun ini. Namun, kontribusi pasar luar negeri tersebut mampu bertumbuh 38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 3,43 miliar. "Untuk pendapatan ekspor akan kita tingkatkan menjadi 6%–7%," terang Rinawati, Direktur YPAS saat paparan publik, Jumat (21/6).

Sementara untuk penjualan lokal, memang mendominasi, yakni sebanyak 95% dari total pendapatan, atau senilai Rp 102,41 miliar di kuartal I-2019. Namun pertumbuhannya hanya sekitar 13% dibandingkan kuartal I-2018 yang mencatatkan penjualan Rp 90,37 miliar.

Walau menghadapi kondisi yang belum menguntungkan, namun manajemen masih optimis dapat memperbaiki kinerja di tahun ini. "Kami harus optimistis, sebab kami sudah dapat meningkatkan penjualan. Dengan demikian, kinerja dan keuntungan dapat ditingkatkan," kata Irwan Susanto, Direktur Utama YPAS saat paparan publik perusahaan berlangsung.

Meski demikian, kondisi pasar plastik yang tengah kelebihan pasokan cukup mempengaruhi harga jual. Tahun ini, target penjualan YPAS cenderung konservatif, yakni paling tidak sama seperti tahun lalu atau sedikit naik menjadi sekitar Rp 415 miliar. "Untuk bottom line, kami harapkan minimal dapat mencetak keuntungan atau BEP, walau situasinya tergantung kondisi pasar," urai Irwan.

Mengacu laporan keuangannya, penjualan perusahaan sepanjang kuartal I-2019 tercatat senilai Rp 107,15 miliar atau meningkat 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 93,81 miliar. Tapi beban pokok penjualan melonjak 18% year on year (yoy) menjadi Rp 96,98 miliar di kuartal-I 2019.

Penyebabnya, sebagian besar raw material yang dibutuhkan perusahaan sangat dipengaruhi oleh kurs dollar AS. "Kenaikan harga bahan baku dan fluktuasi kurs mempengaruhi harga pokok penjualan kami," ujar Rinawati.

Dengan kenaikan beban pokok penjualan tersebut, laba kotor YPAS tergerus menjadi Rp 10,16 miliar di triwulan pertama tahun ini, atau turun 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 11,64 miliar.

Alhasil, YPAS mencatatkan rugi bersih Rp 94 juta. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan masih mencatatkan laba bersih Rp 1,04 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:53 WIB

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%

Samuel Sekuritas Indonesia melaporkan pengurangan kepemilikan sahamnya di PT Sentul City Tbk (BKSL).

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48 WIB

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi

PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) segera melakukan transformasi bisnis seiring masuknya PT Morris Capital Indonesia sebagai pengendali baru. ​

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:43 WIB

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini

Laju indeks saham barang konsumsi tertinggal dari 10 indeks sektoral lain di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:34 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan menjalin sinergi dengan pemegang saham baru, Posco International, yang akan masuk ke sektor hilir kelapa sawit.

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:24 WIB

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun

Memilih strategi yang bisa dimanfaatkan investor untuk mendulang cuan investasi saham di momen libur akhir tahun​.

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:50 WIB

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia

Hingga Oktober 2025, nilai ekspor sawit mencapai US$ 30,605 miliar, lebih tinggi 36,19% dibanding periode yang sama tahun 2024 US$ 22,472 miliar.

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:40 WIB

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri

Regulasi ini memberikan kerangka kebijakan yang lebih adaptif dalam pelaksanaan subsidi pupuk, sekaligus membuka ruang bagi peningkatan efisiensi.

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:25 WIB

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food

Industri pet food Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya jumlah pemilik hewan.

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:15 WIB

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood

Sebagai pijakan awal transformasi, RAFI mengusung tema “More Impactful and More Valuable” yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan bisnis

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:11 WIB

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Jika perkiraan ini terjadi, ada potensi akan meningkatnya volatilitas saham dan mata uang di pasar global.

INDEKS BERITA

Terpopuler