Di Balik Kinerja Positif

Jumat, 30 September 2022 | 08:00 WIB
Di Balik Kinerja Positif
[]
Reporter: Ardian Taufik Gesuri | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri bilang, Indonesia ini negeri yang mengecewakan. Mengecewakan bagi pihak yang optimistis, mengecewakan pula bagi yang pesimistis. 

Prediksi kedua pihak itu selalu meleset. Sebutlah kinerja ekonomi, ternyata gagal memenuhi ekspektasi mereka yang optimistis. Sebaliknya Indonesia pun cepat bangkit pasca-pandemi, tak jadi terpuruk dalam resesi yang panjang sebagaimana bayangan kaum pesimistis.

Begitu pun kondisi saat ini, mulai beralih jadi endemi Covid-19, sektor-sektor perekonomian beringsut untuk bangkit kembali. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022 bisa meraih 5,44% secara tahunan. 

Dengan begitu, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, level produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia sudah 7,1%, melampaui level tahun 2019 alias pra-pandemi.

Ia berani bilang, perekonomian kita sudah pulih dari pandemi.

Stempel hijau juga muncul dari neraca dagang, yang sejak Mei 2020 hingga Agustus 2022 selalu positif. Meski belakangan, nilainya mulai mengecil.

Perolehan pajak juga lancar: dari awal tahun hingga Agustus 2022 meraup Rp 1.171,8 triliun, atau 78,9% dari target APBN. Kinerja pajak ini melampaui prestasi sebelum pandemi.

Buntutnya, posisi APBN hingga Agustus lalu meraih surplus Rp 107,4 triliun atau 0,58% dari PDB. Sementara, belanja masih seret.

Tren positif ini boleh jadi berlanjut setelah pemerintah berani menaikkan harga BBM subsidi. Namun, seiring dengan prediksi para ekonom bahwa tahun depan perekonomian dunia bakal suram, tentu pemerintah dan pelaku ekonomi perlu waspada dan siaga mengantisipasi segala pemburukan keadaan.

Terlebih banyak kritik yang mempersoalkan kualitas dari kinerja makroekonomi yang di atas kertas bagus tersebut.

Capaian perekonomian nasional yang positif saat ini banyak disokong oleh durian runtuh lantaran melonjaknya harga komoditas akibat terganggunya pasokan global.

Artinya, bila akhir tahun ini harga komoditas alam maupun hasil kebun itu turun, bisa susut pula neraca perdagangan nasional.

Memang masih banyak pembenahan yang harus dilakukan. Sebutlah kinerja ekspor yang moncer itu kurang optimal bagi perekonomian karena masih banyak eksportir yang lebih suka menyimpan valasnya di bank-bank luar negeri. 

Maka aturan devisa hasil ekspor harus ditegakkan. Dus, penerimaan pajak, non-pajak, juga devisa itu dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat.

Bagikan

Berita Terbaru

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:53 WIB

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%

Samuel Sekuritas Indonesia melaporkan pengurangan kepemilikan sahamnya di PT Sentul City Tbk (BKSL).

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48 WIB

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi

PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) segera melakukan transformasi bisnis seiring masuknya PT Morris Capital Indonesia sebagai pengendali baru. ​

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:43 WIB

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini

Laju indeks saham barang konsumsi tertinggal dari 10 indeks sektoral lain di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:34 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan menjalin sinergi dengan pemegang saham baru, Posco International, yang akan masuk ke sektor hilir kelapa sawit.

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:24 WIB

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun

Memilih strategi yang bisa dimanfaatkan investor untuk mendulang cuan investasi saham di momen libur akhir tahun​.

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:50 WIB

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia

Hingga Oktober 2025, nilai ekspor sawit mencapai US$ 30,605 miliar, lebih tinggi 36,19% dibanding periode yang sama tahun 2024 US$ 22,472 miliar.

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:40 WIB

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri

Regulasi ini memberikan kerangka kebijakan yang lebih adaptif dalam pelaksanaan subsidi pupuk, sekaligus membuka ruang bagi peningkatan efisiensi.

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:25 WIB

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food

Industri pet food Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya jumlah pemilik hewan.

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:15 WIB

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood

Sebagai pijakan awal transformasi, RAFI mengusung tema “More Impactful and More Valuable” yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan bisnis

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:11 WIB

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Jika perkiraan ini terjadi, ada potensi akan meningkatnya volatilitas saham dan mata uang di pasar global.

INDEKS BERITA