Di Bawah Tekanan Berita Positif, Harga Emas Hari Ini Turun Ke US$ 1.510

Jumat, 01 November 2019 | 22:57 WIB
Di Bawah Tekanan Berita Positif, Harga Emas Hari Ini Turun Ke US$ 1.510
[ILUSTRASI. Petugas menunjukkan emas batangan di Butik Emas Logam Mulia Mall Ambasador, Jakarta, Senin (24/6/2019).]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini (1/11) turun tipis karena data angka pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari perkiraan, meski melambat. Dan, data industri yang kuat dari China memperkuat sentimen untuk aset berisiko.

Mengacu Bloomberg pukul 22.49 WIB, harga emas hari ini di pasar spot turun 0,17% menjadi US$ 1.510,32 per ons troi. Sementara harga emas berjangka AS turun 0,1% menjadi US$ 1.513,30 per ons troi.

"Untuk saat ini, emas berada di bawah tekanan dengan berita ekonomi positif. Itu akan berjuang untuk beberapa arah," kata Analis Mitsubishi Jonathan Butler kepada Reuters.

Baca Juga: Sempat Sentuh Level Tertinggi, Harga Emas Hari Ini Naik Ke US$ 1.508,58

"Dari sini, sulit untuk melihat apa yang menjadi faktor utama kenaikan untuk emas selain dari beberapa peristiwa geopolitik, dengan Federal Reserve cukup mempertahankan suku bunga untuk saat ini," ujarnya.

Pertumbuhan pekerjaan AS melambat pada Oktober. Sedang The Fed memotong suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini, tetapi mengisyaratkan tidak akan ada pengurangan lebih lanjut kecuali jika ekonomi memburuk.

Pasar saham pun mendapat dorongan dari data pekerjaan AS yang melambat dan aktivitas pabrik China yang meningkat dengan laju tercepat dalam lebih dari dua tahun terakhir.

Baca Juga: Wow, harga emas Antam naik Rp 9.000 pada hari ini

Yang juga mengangkat sentimen untuk aset berisiko adalah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan, Washington dan Beijing akan segera mengumumkan tempat baru untuk penandatanganan perjanjian perdagangan tahap satu, setelah aksi protes di Chili membatalkan pertemuan puncak APEC pada bulan ini.

"Meskipun masih di atas US$ 1.500, sulit untuk membangun sentimen untuk pemulihan bullish berkelanjutan saat ini, karena logam mulia tetap sensitif terhadap berita utama," kata MKS PAMP dalam sebuah catatan.

Bagikan

Berita Terbaru

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 09:13 WIB

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026

Saham TLKM tertekan jelang tutup tahun, namun analis melihat harapan dari FMC dan disiplin biaya untuk kinerja positif di 2026.

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:43 WIB

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis

Simak wawancara KONTAN dengan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani soal siklon tropis yang kerap terjadi di Indonesia dan perubahan iklim.

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:19 WIB

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue

Menjelang tutup tahun 2025, sejumlah emiten gencar mencari pendanaan lewat rights issue. Pada 2026, aksi rights issue diperkirakan semakin ramai.

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:11 WIB

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi

Menjelang libur akhir tahun 2025, transaksi perdagangan saham di BEI diproyeksi cenderung sepi. Volatilitas IHSG pun diperkirakan akan rendah. 

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:05 WIB

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic

Bagi yang tidak setuju merger, MORA menyediakan mekanisme pembelian kembali (buyback) dengan harga Rp 432 per saham.

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:58 WIB

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026

Restitusi pajak yang tinggi, menekan penerimaan negara pada awal tahun mendatang.                          

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:53 WIB

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban

Mandiri Business Survey 2025 ungkap mayoritas UKM alami omzet stagnan atau memburuk. Tantangan persaingan dan daya beli jadi penyebab. 

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:43 WIB

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap

Pola serapan belanja daerah yang tertahan mencerminkan lemahnya tatakelola fiskal daerah.                          

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:41 WIB

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara

Target penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) untuk tahun fiskal 2026 dipatok di angka 4.300 unit.

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:32 WIB

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan

kendaraan dengan trailer atau gandengan, serta angkutan yang membawa hasil galian, tambang, dan bahan bangunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler