Di Masa Pemerintahan Presiden AS Ini, Indeks Saham Mencetak Pertumbuhan Tertinggi

Rabu, 04 November 2020 | 16:13 WIB
Di Masa Pemerintahan Presiden AS Ini, Indeks Saham Mencetak Pertumbuhan Tertinggi
[ILUSTRASI. Infografik: Pertumbuhan indeks saham di masa pemerintahan sejumlah presiden AS ]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks bursa saham bergerak bak roller coaster selama pemerintahan Donald Trump. Hanya berselang beberapa jam setelah kemenangan tak terduga Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang berlangsung 8 November 2016, indeks S%P 500 melonjak hingga 5% dalam sebulan.

Kencenderungan penguatan di bursa berlanjut mengikuti ketegangan hubungan dagang AS-China dan rencana impeachment, hingga mencapai rekor tertinggi. Namun indeks terpangkas habis-habisan di tahun ini, akibat pandemi virus korona yang melumpuhkan ekonomi global.

Baca Juga: Tambah napas panjang, Donald Trump unggul di beberapa negara bagian kunci

Namun jika diukur selama empat tahun terakhir, sesuai masa pemerintahan Trump, indeks S&P 500 mengalami pertumbuhan, dengan naik lebih dari 50%.  Kenyataan ini termasuk yang dibanggakan Trump selama masa kampanye.

Trump memang rajin mengomentari perkembangan di bursa. Saat menjabat sebagai presiden, ia membuat cuitan, melalui akun pribadinya di Twitter, lebih dari 150 kali tentang pasar saham. Sebagian dari cuitan Trump, memang berujung ke penguatan indeks.

Baca Juga: Unggul sementara, Biden: Ini belum berakhir sampai setiap suara dihitung

Kinerja indeks S&P 500 selama pemerintahan Trump berada di atas rata-rata kinerja untuk indeks tersebut di era pemerintahan presiden terdahulu, sejak 1980-an. Dalam empat dekade terakhir, indeks S&P 500 tumbuh paling tinggi di masa pemerintahan Presiden Bill Clinton. Dan, pertumbuhan terendah di bawah Presiden Republik George W. Bush.

Namun dari tren selama empat dekade itu, bisa disimpulkan juga bahwa kandidat petahana di pemilihan presiden AS tidak menikmati manfaat dari naik-turunnya indeks saham selama termin pertama pemerintahannya. Ambil contoh, Bush yang tetap terpilih kembali, kendati indeks S&P 500 terpangkas di masa pemerintahannya yang pertama.

Selama masa pemerintahan Trump, saham-saham sektor teknologi informasi mencetak pertumbuhan paling tinggi, hingga 156%. Sementara saham sektor energi menjadi top loser, dengan mengalami penurunan harga hingga 50%.

Selanjutnya: Peluang Ekspor ke Pasar AS Tetap Terjaga, Tiga Emiten Ini Berpotensi Mengerek Kinerja

 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan
| Rabu, 31 Desember 2025 | 15:00 WIB

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan

ESSA mulai menunjukkan sinyal yang semakin konstruktif dan menarik bagi investor dengan profil risiko lebih agresif.

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 14:05 WIB

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun

Kesepakatan merger dan akuisisi di sektor keuangan melesat 56,3% secara tahunan, di saat total aktivitas merger dan akuisisi turun

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:50 WIB

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 22,13% sepanjang tahun 2025. IHSG ditutup pada level 8.646,94 pada perdagangan terakhir.

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:01 WIB

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025

Nilai kesepakatan merger dan akuisisi yang terjadi sepanjang 2025 mencapai US$ 5,3 miliar, atau setara sekitar Rp 88,46 triliun

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:00 WIB

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)

Kombinasi pola pergerakan harga, indikator teknikal, serta strategi manajemen risiko menjadi faktor kunci yang kini diperhatikan pelaku pasar.

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 11:00 WIB

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026

Fokus pemerintah pada belanja sosial, program gizi, serta stabilisasi harga kebutuhan pokok diyakini dapat memperbaiki likuiditas masyarakat.

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol
| Rabu, 31 Desember 2025 | 09:01 WIB

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2025                   

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:56 WIB

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026

PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) telah merealisasikan pembukaan 27 toko baru di sepanjang tahun 2025.

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:45 WIB

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang

AS bakal mendapatkan keuntungan strategis sementara RI hanya mendapat pembebasan tarif              

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:48 WIB

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun

PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) mengumumkan dua transaksi afiliasi dengan nilai total Rp 2,79 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler