Di Saat Prospek Ekonomi Global, Indonesia Kantongi Sentimen Positif

Senin, 10 Juni 2019 | 07:25 WIB
Di Saat Prospek Ekonomi Global, Indonesia Kantongi Sentimen Positif
[]
Reporter: Benedicta Prima, Lidya Yuniartha | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Di saat ekonomi global diproyeksi suram, ekonomi Indonesia menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Hal ini terlihat dari penilaian positif dari sejumlah lembaga internasional terhadap Indonesia.

Pertama, International Institute for Management Development (IMD) mengerek peringkat daya saing Indonesia yang semula ada di posisi 43 naik menjadi posisi 32 di tahun ini. Ada tiga faktor yang mengungkit daya saing Indonesia, yakni performa perekonomian, efisiensi pemerintahan, dan efisiensi berbisnis.

Sinyal positif kedua berasal dari lembaga pemeringkat Standard and Poors (S&P). Pada 31 Mei 2019, S&P mengerek peringkat utang Indonesia dari BBB- dengan outlook stabil menjadi BBB dengan outlook stabil.

Salah satu faktor kunci yang mendukung keputusan S&P adalah prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat. Hal ini di perkuat dengan terpilihnya kembali Joko Widodo sebagai Presiden RI. Selain itu, utang pemerintah Indonesia juga relatif rendah dan kinerja fiskal yang cukup baik.

Indikator ketiga, Nikkei dan IHS Markit merilis Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Mei 2019 sebesar 51,6 poin. Posisi ini merupakan posisi tertinggi dalam sembilan bulan terakhir, meski perbaikan sektor manufaktur masih dalam tingkat sedang.

Menurut Nikkei dan IHS Markit, pendorong kenaikan indeks karena ada ekspansi yang kuat pada output, dan ada pertumbuhan permintaan baru. Sementara itu, pelaku usaha percaya diri sehingga mereka menambah jumlah pekerja.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis, beragam sentimen positif ini bakal menarik masuk investasi ke dalam negeri. "Orang melihat Indonesia sedang mengalami perbaikan," katanya, pekan lalu.

Sebagai catatan, menurut Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi kuartal I-2019 sebesar Rp 195,1 triliun atau naik 5,3% year on year (yoy). Tapi, pertumbuhan itu melambat dibanding dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang sebesar 11,8% yoy.

Bahkan, itu merupakan pertumbuhan realisasi investasi terendah Indonesia dalam kurun waktu 2014-2019. Dalam komposisi Produk Domestik Bruto (PDB), investasi secara keseluruhan hanya tumbuh 5,03% yoy.

Darmin menambahkan, dengan selesainya persoalan politik, pemerintah bisa kembali fokus dalam meneruskan program-program yang tengah dilakukan. Karena itulah, ia optimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2019 akan bisa mencapai 5,2% yoy. Angka proyeksi Darmin ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi di kuartal I yang sebesar 5,07%.

Harus direalisasikan

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah melihat, penilaian positif berbagai lembaga internasional terhadap Indonesia tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh lebih baik di tengah pelambatan perekonomian global. "Khusus kenaikan peringkat dari S&P, perbaikan itu menyiratkan juga kemampuan Indonesia menjaga risiko," kata Piter kepada KONTAN, Minggu (9/6).

Meski begitu, Piter mengingatkan, potensi pertumbuhan ekonomi dan terjaganya risiko itu belum berarti ekonomi Indonesia sepenuhnya membaik. Potensi yang tersedia itu baru berbuah jika pemerintah mampu bekerja keras merealisasikannya.

Bagikan

Berita Terbaru

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membidik sejumlah perusahaan potensial untuk didanai pada tahun 2025 ini. 

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:03 WIB

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah

Pemulihan kinerja dan bisnis on demand service mendorong prospek harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:31 WIB

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi

Di jangka pendek ada peluang harga emas terkoreksi. Data-data inflasi Amerika Serikat menunjukkan pelambatan

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:26 WIB

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat

Ketimbang IPO entitas hasil merger UUS BTN Syariah dan Bank Victoria Syariah, BBTN membuka peluang untuk mengakuisisi bank syariah lain.

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:09 WIB

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD

Pemerintah akan menyisir dan mendata developer nakal agar tidak bisa berpartisipasi dalam Program Tiga Juta Rumah. 

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:53 WIB

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) dan Ghuangzhou Yi Song berkongsi masuk ke bisnis paper pulp mold. ​

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:41 WIB

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua

Data terbaru menunjukkan, kepemilikan Subagio Wirjoatmodjo di perusahaan batubara PT Trimata Benua sebanyak 25 persen.

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:02 WIB

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat

Peluang pemangkasan suku bunga acuan alias BI rate dapat mendukung valuasi yield obligasi domestik. 

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:00 WIB

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder

Langkah borong SBN oleh Bank Indonesia sebagai bentuk dukungan bank sentral terhadap program ekonomi pemerintah.

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik
| Kamis, 23 Januari 2025 | 06:45 WIB

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik

Pada September nanti Indonesia secara keseluruhan bisa memenuhi standar besar seperti Exponential Moving Average (EMA).

INDEKS BERITA

Terpopuler