Diakuisisi Bangkok Bank, Moody's Pertimbangkan untuk Menaikkan Peringkat Bank Permata

Rabu, 18 Desember 2019 | 17:23 WIB
Diakuisisi Bangkok Bank, Moody's Pertimbangkan untuk Menaikkan Peringkat Bank Permata
[ILUSTRASI. Presiden Bangkok Bank Chartsiri Sophonpanich (kedua kanan), Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto (kedua kiri), Group Head Corporate Development Standard Chartered David Churchman (kanan) dan Wakil Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro, menanda]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) diperkirakan bakal punya prospek lebih menarik usai diakuisisi Bangkok Bank Pulic Company Limited. Lembaga pemeringkat Moody's Investor Service tengah mempertimbangkan untuk meningkatkan peringkat jangka panjang Bank Permata. 

Saat ini, Bank Permata memiliki peringkat di Baa3. Review untuk menaikkan peringkat itu sejalan dengan pengumuman pada 12 Desember lalu soal rencana akuisisi Bank Permata oleh Bangkok Bank (Baa1 positif). Baseline Credit Assessment Bank Permata di BA1 tetap tidak berubah.

Baca Juga: Analis: Akuisisi Permata oleh Bangkok Bank positif untuk industri perbankan

Usai transaksi ini, Moody's memperkirakan Bank Permata bakal menerima dukungan luar biasa dari Bangkok Bank pada saat dibutuhkan. Bank Permata dinilai bakal menjadi investasi paling penting bagi Bangkok Bank di luar Thailand. Bank Permata juga akan menjadi pendorong utama bagi Bangkok Bank untuk berkembang dan melakukan diversifikasi. 

Seperti diketahui, Bangkok Bank telah meneken perjanjian pembelian saham dengan PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank untuk mengakuisisi 89,12% saham Bank Permata. Transaksi ini diperkirakan bakal tuntas di kuartal ketiga tahun 2020. 

Baca Juga: Saham BNLI turun justru ditadah asing, ini PER dan PBV-nya

Moody's juga memprediksi Bank Permata akan memiliki tata kelola yang baik dan manajemen risiko yang kuat dari Bangkok Bank. Usai transaksi ini, Moody's akan menilai sejauh mana dukungan dari Bangkok Bank terhadap Bank Permata, termasuk soal perencanaan manajemen dan operasional integrasi antara kedua bank tersebut. 

Dalam keterangan resminya, Rabu (18/12), Moody's juga tidak akan menurunkan peringkat Bank Permata selama periode peninjauan. Meski demikian, prospek Bank Permata bisa turun lagi menjadi stabil jika transaksi yang direncanakan tidak berlanjut. 

Astra dan Stanchart sama-sama memiliki 44,56% saham Bank Permata. Nilai akuisisi ini sekitar US$ 2,6 miliar atau setara dengan kurang lebih Rp 37,43 triliun. Harga akuisisi ini 1,77 kali nilai buku permata yang akan disesuaikan. 

Berdasarkan nilai buku permata per 30 September 2019, harga beli indikatif senilai Rp 1.498 per saham dan nilai transaksi indikatif senilai Rp 37,43 triliun dan senilai Rp 42 triliun untuk 100% saham Bank Permata.

Baca Juga: Akan diakuisisi Bangkok Bank, bagaimana rekomendasi saham Bank Permata (BNLI)?

Nilai pasti akuisisi bakal disesuaikan laporan keuangan terakhir bank permata sebelum penyelesaian transaksi. Presiden Direktur Bangkok Bank, Chartsiri Sophonpanich menargetkan, akuisisi ini bisa rampung kuartal III-2020 dengan sejumlah kondisi termasuk persetujuan regulator: Bank of Thailand dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta rapat umum pemegang saham Bangkok Bank.

Bangkok bank menyatakan akan mendukung bisnis Bank Permata khususnya di segmen ritel. Perusahaan ini juga melanjutkan hubungan kemitraan dengan Astra mencakup produk seperti bancassurance, cash management, dan payroll loan ke karyawan Astra.

Bangkok Bank juga bakal mendorong permata ekspansi ke segmen korporasi dan UKM yang merupakan bisnis utama Bangkok Bank.

Baca Juga: Simak rekomendasi analis untuk saham ASII usai lepas BNLI

Bagikan

Berita Terbaru

Jumlah Tabungan Haji di Bank Syariah Semakin Semarak
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:50 WIB

Jumlah Tabungan Haji di Bank Syariah Semakin Semarak

Keinginan orang segera mempersiapkan rencana haji sejak dini terus meningkat, tecermin dari rekening tabungan haji di bank yang terus meningkat.​

BUMA Internasional (DOID) Batal Mengakuisisi Tambang di Australia
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:50 WIB

BUMA Internasional (DOID) Batal Mengakuisisi Tambang di Australia

Pada 25 November 2024, PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) telah meneken perjanjian untuk mengakuisisi 51% saham di Dawson Complex.

Anggaran Program MBG Naik, Kinerja Emiten Unggas Bisa Membaik
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:45 WIB

Anggaran Program MBG Naik, Kinerja Emiten Unggas Bisa Membaik

Peningkatan anggaran program MBG berpotensi jadi katalis positif bagi emiten poultry atau perunggasan.

Danantara Fokus Berinvestasi di Dalam Negeri
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:40 WIB

Danantara Fokus Berinvestasi di Dalam Negeri

Danantara sudah merampungkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang sudah disetujui parlemen. 

Pendapatan Melejit, Laba Siloam (SILO) Melesat Dua Digit di Semester I-2025
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:35 WIB

Pendapatan Melejit, Laba Siloam (SILO) Melesat Dua Digit di Semester I-2025

Melonjaknya pendapatan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO)disumbang naiknya pendapatan dari segmen rawat jalan. ​

Utang Whoosh Bisa Ganggu Layanan KAI
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:20 WIB

Utang Whoosh Bisa Ganggu Layanan KAI

Ada usulan untuk melepaskan aset Kereta Api Indonesia (KAI) ke negara untuk bisa melunasi utang perusahaan transportasi tersebut.

Pasokan Beras Subsidi Masih Minim di Pasaran
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:10 WIB

Pasokan Beras Subsidi Masih Minim di Pasaran

Pemerintah baru menyalurkan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) setara 3,46% dari target tahun ini 1,3 juta ton.

Tumbuhkan Kepercayaan Investor, Industri & Konsumen
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:05 WIB

Tumbuhkan Kepercayaan Investor, Industri & Konsumen

Pelaku usaha membutuhkan dua hal utama pertama, kepastian berusaha serta yang kedua adalah efisiensi.

Risiko Judi Online di E-Wallet Belum Sirna
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 04:55 WIB

Risiko Judi Online di E-Wallet Belum Sirna

Popularitas dompet digital semakin meningkat seiring kuatnya adaptasi transaksi digital oleh masyarakat. 

Proyeksi IHSG Untuk Kamis (21/8) Setelah BI Rate Turun Empat Kali Tahun Ini
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 04:50 WIB

Proyeksi IHSG Untuk Kamis (21/8) Setelah BI Rate Turun Empat Kali Tahun Ini

IHSG mengakumulasi kenaikan 1,95% dalam lima hari perdagangan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 12,20%.

INDEKS BERITA

Terpopuler