Dibebaskan dari Tudingan, Georgieva Fokus ke Tantangan Global

Rabu, 13 Oktober 2021 | 14:06 WIB
Dibebaskan dari Tudingan, Georgieva Fokus ke Tantangan Global
[ILUSTRASI. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva berfoto bersama para menteri keuangan negara anggota G7 di Lancaster House, London, Inggris, Sabtu (5/6/2021). REUTERS/Henry Nicholls/Pool]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Managing Director Dewan Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva, Selasa (12/10), menyatakan sepenuhnya fokus terhadap tantangan global. Pernyataan itu muncul setelah ia mendapat dukungan dari dewan eksekutif IMF untuk tetap bertahan di posisinya. 

“Kami memiliki masalah yang sulit untuk dihadapi dan kami membutuhkan institusi dengan  kedudukan yang kuat untuk melayani anggota,” ujar Georgieva dalam wawancara bersama Reuters.

Ekonom Bulgaria itu merupakan orang pertama dari negara berkembang yang mengepalai IMF. Kepemimpinannya di IMF sempat terancam oleh tudingan ia menekan para staf Bank Dunia untuk mengubah data, agar menguntungkan China. 

Baca Juga: IMF turunkan prospek pertumbuhan global, gangguan pasokan hambat pemulihan ekonomi

Kendati dewan eksekutif membebaskannya dari tudingan tersebut, namun mantan pejabat Kementerian Keuangan Amerika Serikat dan ekonom lain menyatakan skandal itu telah merusak reputasi penelitian IMF dan Bank Dunia.

Georgieva tersandung oleh laporan investigasi yang disusun firma hukum WilmerHale untuk dewan Bank Dunia tentang penyimpangan data yang ditemukan dalam laporan Bank Dunia 2017. Dalam laporannya, WilmerHale menuduh Georgieva dan pejabat senior lain di Bank Dunia menerapkan "tekanan yang tidak semestinya" pada staf bank untuk membuat perubahan data, agar peringkat China membaik. Georgieva dengan keras membantah tuduhan itu.

Beberapa anggota parlemen dari Partai Republik di Kongres AS mengatakan penyelidikan lebih lanjut diperlukan.

"Sungguh keterlaluan Kementerian Keuangan menyerah terhadap tekanan dari negara lain untuk mengubur temuan laporan WilmerHale, dan bukannya sepenuhnya menyelidiki dan meminta pertanggungjawaban Georgieva," kata anggota kongres Andy Barr. Ia bersumpah untuk terus menyelidiki “setiap pengaruh China yang tidak semestinya.”

Ditanya apakah tudingan tersebut akan merugikan IMF, Georgieva menegaskan tudingan itu terkait dengan laporan 'Doing Business' Bank Dunia dan bukan IMF. Dia mengatakan “benar-benar percaya diri” atas integritas data dan penelitian IMF.

Dia mengatakan tanggapan IMF terhadap World Economic Outlook pada hari Selasa dan keterlibatannya dengan organisasi masyarakat sipil dan pejabat pemerintah mencerminkan "landasan kepercayaan yang kuat dan dibangun selama beberapa dekade" di IMF.

IMF memiliki kontrol yang kuat pada semua data dan sistem internal yang kuat yang bertujuan untuk melindungi pelapor, kata Georgieva. Ia menambahkan, akan bekerja dengan staf untuk memperkuat kredibilitas IMF dan memastikan ruang yang cukup untuk perbedaan pendapat.

Baca Juga: Bank Dunia: Utang negara-negara miskin catat rekor US$ 860 miliar di tahun 2020

Georgieva mengatakan dia berencana untuk bertemu dengan staf IMF pada hari Senin, setelah minggu pertama pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia, dan fokus pada tantangan ekonomi yang dihadapi ekonomi global. “Saya melihat ke depan,” katanya.

Georgieva dengan keras membantah klaim yang dibuat dalam laporan WilmerHale, yang berpusat pada tindakannya di Bank Dunia pada 2017, sekitar dua tahun sebelum dia mengambil alih posisi puncak di IMF.

Dia dan pengacaranya mengecam firma hukum itu karena membuat kesalahan kritis dalam laporannya dan karena menyesatkannya dengan mengatakan bahwa dia bukan subjek penyelidikan.

Georgieva mengatakan dia menyambut baik tinjauan dewan yang "menyeluruh dan tidak memihak" - termasuk dua set pertemuan dengan dia dan pengacara firma hukum - karena itu memberinya kesempatan untuk sepenuhnya membantah klaim tersebut.

Selanjutnya: Pasokan Diprediksi Semakin Seret, Kontrak Batubara Sentuh Rekor Tertinggi yang Baru

 

Bagikan

Berita Terbaru

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

Kinerja Saham Pelat Merah Belum Cerah
| Jumat, 28 November 2025 | 07:30 WIB

Kinerja Saham Pelat Merah Belum Cerah

Saham emiten BUMN cenderung stagnan, bahkan terkoreksi dalam 1-2 tahun terakhir. Alhasil, saham emiten BUMN tak lagi jadi penopang laju IHSG​.

Ditjen Bea dan Cukai Terancam Dibekukan
| Jumat, 28 November 2025 | 07:17 WIB

Ditjen Bea dan Cukai Terancam Dibekukan

 Nasib Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai terancam lantaran banyaknya persoalan yang terjadi di lembaga tersebut

Makin Optimistis
| Jumat, 28 November 2025 | 07:15 WIB

Makin Optimistis

Roda ekonomi yang makin menggeliat harus dibarengi dengan upaya menjaga harga pangan dan kelancaran pasokan barang.

INDEKS BERITA

Terpopuler