ILUSTRASI. FILE PHOTO - Logo Singapore Exchange (SGX) yang berada di kawasan keuangan Singapura. 23 April 2014. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. DBS Bank, Standard Chartered, Singapore Exchange, dan Temasek Holdings, Kamis (20/5), mengumumkan kerjasama pengembangan bursa dan pasar berskala global untuk kredit karbon berkualitas tinggi.
Di bawah tekanan yang kian meningkat untuk memangkas emisi karbon dan menyusun rencana keberlanjutan, perusahaan-perusahaan membutuhkan kredit karbon untuk mengimbangi emisi yang tidak dapat mereka hapus dari operasi mereka.
Keempat perusahaan itu pun merancang Climate Impact X (CIX), bursa dan marketplace bagi kredit karbon berbasis yang diharapkan akan beroperasi pada akhir 2021.
Baca Juga: Spanyol mencatat rekor tahun terpanas pada 2020
Bursa itu akan berlokasi di Singapura, untuk memanfaatkan reputasi Negeri Singa sebagai salah satu pusat keuangan dan perdagangan terkemuka di dunia, yang memiliki tingkat kepastian hukum, tutur Ravi Menon, Direktur Pelaksana Otoritas Moneter Singapura dalam konferensi pers hari ini.
CIX akan memanfaatkan pemantauan satelit, pembelajaran mesin, dan teknologi blockchain untuk meningkatkan transparansi, integritas, dan kualitas kredit karbon, demikian kutipan dari pernyataan bersama para pembentuk CIX.
"Untuk mengkatalisasi pengembangan proyek kredit karbon yang baru, diperlukan lebih banyak kredit karbon yang berkualitas tinggi sekaligus perdagangan aktif lintas batas kredit untuk mendorong transparansi harga di tingkat global," kata Piyush Gupta, CEO DBS.
Gugus tugas sektor bisnis dunia untuk meningkatkan pasar karbon sukarela, tahun lalu, menyatakan bahwa pasar perlu tumbuh 15 kali lipat menjadi sekitar 2 miliar ton kredit karbon setahun pada tahun 2030. Dan, dibutuhkan produk baru yang memungkinkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah diatur di bawah perjanjian iklim Paris.