Didukung Temasek, Bursa Kredit Karbon Akan Beroperasi di Singapura Akhir Tahun Ini

Kamis, 20 Mei 2021 | 18:55 WIB
Didukung Temasek, Bursa Kredit Karbon Akan Beroperasi di Singapura Akhir Tahun Ini
[ILUSTRASI. FILE PHOTO - Logo Singapore Exchange (SGX) yang berada di kawasan keuangan Singapura. 23 April 2014. REUTERS/Edgar Su/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. DBS Bank, Standard Chartered, Singapore Exchange, dan Temasek Holdings, Kamis (20/5), mengumumkan kerjasama pengembangan bursa dan pasar berskala global untuk kredit karbon berkualitas tinggi.

Di bawah tekanan yang kian meningkat untuk memangkas emisi karbon dan menyusun rencana keberlanjutan, perusahaan-perusahaan membutuhkan kredit karbon untuk mengimbangi emisi yang tidak dapat mereka hapus dari operasi mereka.

Keempat perusahaan itu pun merancang Climate Impact X (CIX), bursa dan marketplace bagi kredit karbon berbasis yang diharapkan akan beroperasi pada akhir 2021.

Baca Juga: Spanyol mencatat rekor tahun terpanas pada 2020

Bursa itu akan berlokasi di Singapura, untuk memanfaatkan reputasi Negeri Singa sebagai salah satu pusat keuangan dan perdagangan terkemuka di dunia, yang memiliki tingkat kepastian hukum, tutur Ravi Menon, Direktur Pelaksana Otoritas Moneter Singapura dalam konferensi pers hari ini.

CIX akan memanfaatkan pemantauan satelit, pembelajaran mesin, dan teknologi blockchain untuk meningkatkan transparansi, integritas, dan kualitas kredit karbon, demikian kutipan dari pernyataan bersama para pembentuk CIX.

"Untuk mengkatalisasi pengembangan proyek kredit karbon yang baru, diperlukan lebih banyak kredit karbon yang berkualitas tinggi sekaligus perdagangan aktif lintas batas kredit untuk mendorong transparansi harga di tingkat global," kata Piyush Gupta, CEO DBS.

Gugus tugas sektor bisnis dunia untuk meningkatkan pasar karbon sukarela, tahun lalu, menyatakan bahwa pasar perlu tumbuh 15 kali lipat menjadi sekitar 2 miliar ton kredit karbon setahun pada tahun 2030. Dan, dibutuhkan produk baru yang memungkinkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah diatur di bawah perjanjian iklim Paris.

Selanjutnya: Beban Utang Pemerintah Bertambah, Tahun Ini Bayar Bunganya Saja Rp 373,3 Triliun

 

Bagikan

Berita Terbaru

Harga CPO Bikin Laba Melonjak, Prospek Kinerja dan Saham AALI di Q4 Bisa Menguat
| Sabtu, 22 November 2025 | 11:00 WIB

Harga CPO Bikin Laba Melonjak, Prospek Kinerja dan Saham AALI di Q4 Bisa Menguat

Kenaikan harga CPO yang terjadi menjadi katalis positif jangka pendek, sementara area support AALI berada di kisaran Rp 7.600 hingga Rp 7.700.

YELO Bakal Perkuat Bisnis Fixed Broadband Internet ke Segmen Rumah Tangga
| Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

YELO Bakal Perkuat Bisnis Fixed Broadband Internet ke Segmen Rumah Tangga

PT Yeloo Integra Datanet Tbk (YELO) tengah menghadapi masa sulit sepanjang sembilan bulan tahun 2025 ini.

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi

Untuk mengejar target pajak penghambat sitem coretax harus segera dibenahi supaya optimalisasi penerimaan pajak terpenuhi..​

Cetak Pekerja Miskin
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Cetak Pekerja Miskin

Negara dan dunia kerja harus mulai merombak strategi dunia tenaga kerja yang bisa menumbuhkan produktivitas serta gaji yang mumpuni.

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat

Dana yang ia miliki sebagian besar kembali ia putar untuk memperkuat modal usaha, ekspansi di berbagai unit bisnis yang ia kelola. 

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar
| Sabtu, 22 November 2025 | 06:38 WIB

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar

Gugatan ini bukan kali pertama dilayangkan Bank Mandiri. 1 Agustus lalu, bank dengan logo pita emas ini juga mengajukan gugatan serupa.

Ini Bisa Jadi Valas Pilihan Saat Dolar AS Perkasa
| Sabtu, 22 November 2025 | 06:30 WIB

Ini Bisa Jadi Valas Pilihan Saat Dolar AS Perkasa

Volatilitas tinggi di pasar valuta asing memerlukan kehati-hatian dan sesuaikan dengan profil risiko

Dharma Polimetal (DRMA) Bersiap Akuisisi dan Ekspansi Bisnis
| Sabtu, 22 November 2025 | 05:20 WIB

Dharma Polimetal (DRMA) Bersiap Akuisisi dan Ekspansi Bisnis

DRMA sedang merampungkan akuisisi PT Mah Sing Indonesia. Akuisisi 82% saham perusahaan komponen plastik tersebut mencatat nilai Rp 41 miliar.

Jasnita Telekomindo (JAST) Memacu Ekspansi Bisnis Berbasis Teknologi
| Sabtu, 22 November 2025 | 05:17 WIB

Jasnita Telekomindo (JAST) Memacu Ekspansi Bisnis Berbasis Teknologi

Melihat rencana bisnis PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) yang tengah memperkuat portofolio produk berbasis teknologi

Banyak Fraud, Industri Fintech Butuh Penjaminan
| Sabtu, 22 November 2025 | 04:55 WIB

Banyak Fraud, Industri Fintech Butuh Penjaminan

Risiko tinggi bikin asuransi fintech lending sulit dibuat dan butuh persiapan yang sangat matang agar tidak menambah risiko

INDEKS BERITA

Terpopuler