Dilema BRICS

Selasa, 29 Oktober 2024 | 02:57 WIB
Dilema BRICS
[ILUSTRASI. TAJUK - Barratut Taqiyyah (Ita)]
Barratut Taqiyyah | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia secara resmi sudah menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan aliansi BRICS Plus. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Sugiono dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazam, Rusia, pada Kamis (24/10). Selain itu, Indonesia menyatakan keinginannya ini melalui surat resmi yang diserahkan langsung kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. 

Informasi saja, BRICS merupakan singkatan dari nama lima negara berkembang yang berpengaruh yaitu Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Tujuan pembentukan BRICS pada hakekatnya untuk memperkuat suara negara-negara berkembang di hadapan dominasi negara-negara maju atau yang kerap dikenal dengan Global South.

Masuknya Indonesia ke BRICS memicu pro kontra di masyarakat. Mereka yang pro berpendapat, banyak keuntungan yang akan didapatkan Indonesia. Beberapa di antaranya daya tawar atau posisi Indonesia di kancah internasional akan meningkat dan negara kita bisa melakukan diversifikasi ekonomi sekaligus perluasan pasar. 

Sedangkan kelompok yang kontra  mengemukakan kecemasannya bahwa Indonesia tidak lagi menerapkan sistem politik luar negeri bebas aktif, sehingga akan condong ke kubu tertentu. Hal ini dapat mempengaruhi independensi dan kepentingan nasional Indonesia. Apalagi, banyak yang menilai, BRICS lebih didominasi oleh China dan Rusia. Tentunya kondisi ini dapat membahayakan hubungan Indonesia dengan pihak Barat.

Menlu Sugiono sendiri menegaskan, niat Indonesia bergabung ke BRICS bukan bermakna mengikuti kubu tertentu. Dia bilang, prioritas BRICS "selaras" dengan program kerja Kabinet Merah Putih seperti ketahanan pangan dan energi. 

"Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum," ujar Menlu Sugiono dalam keterangan resmi.

Apapun alasan pemerintah untuk bergabung dengan BRICS, ada sejumlah hal yang harus menjadi perhatian utama. Salah satunya, saat ini Indonesia merupakan negara yang tidak memiliki konflik tertentu dengan kubu negara manapun. 

Jika bergabung dengan BRICS, Indonesia harus bisa memosisikan diri dan memegang teguh prinsip luar negeri bebas dan aktif. Selain itu, Indonesia harus menyiapkan strategi yang matang dan memastikan BRICS mendukung kepentingan nasional dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia.

Selanjutnya: Bunga SRBI Naik, Pasar SBN Tetap Menarik

Bagikan

Berita Terbaru

Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) Bidik Kunjungan 11 Juta Wisatawan
| Selasa, 29 Oktober 2024 | 02:57 WIB

Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) Bidik Kunjungan 11 Juta Wisatawan

Untuk mendorong kunjungan wisatawan, PJAA berfokus pada penguatan kualitas layanan dan pengalaman wisata.

 Margin Bunga Perbankan Kembali Mekar
| Selasa, 29 Oktober 2024 | 02:57 WIB

Margin Bunga Perbankan Kembali Mekar

NIM perbankan pada kuartal III kembali mengalami kenaikan

Dilema BRICS
| Selasa, 29 Oktober 2024 | 02:57 WIB

Dilema BRICS

Jika bergabung dengan BRICS, Indonesia harus bisa memosisikan diri dan memegang teguh prinsip luar negeri bebas dan aktif.

Bunga SRBI Naik, Pasar SBN Tetap Menarik
| Selasa, 29 Oktober 2024 | 02:57 WIB

Bunga SRBI Naik, Pasar SBN Tetap Menarik

Dampak kenaikan yield SRBI ke SBN cukup terbatas karena lelang SRBI sudah dikurangi 

Stok Pangan Diklaim Aman Tiga Bulan ke Depan
| Selasa, 29 Oktober 2024 | 02:57 WIB

Stok Pangan Diklaim Aman Tiga Bulan ke Depan

Bapanas memproyeksikan Indonesia masih surplus daging ayam hingga tahun 2027.

Mengelola Masa Transisi Kelembagaan BUMN
| Selasa, 29 Oktober 2024 | 02:56 WIB

Mengelola Masa Transisi Kelembagaan BUMN

Parameter keberhasilan bisa diukur apabila Danantara mampu memenuhi target finansial.

Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFI) Incar Maskapai Luar Negeri
| Selasa, 29 Oktober 2024 | 02:56 WIB

Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFI) Incar Maskapai Luar Negeri

GMFI bakal menambah kapasitas bengkel pesawat.

Laba Per Kuartal III-2024 Melejit, Prospek PGEO Makin Cerah
| Selasa, 29 Oktober 2024 | 02:56 WIB

Laba Per Kuartal III-2024 Melejit, Prospek PGEO Makin Cerah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencetak laba bersih US$ 133,99 juta di kuartal III-2024, naik tipis 0,36% secara tahunan.

Saham Emiten Barang Konsumsi Masih Bertaji
| Selasa, 29 Oktober 2024 | 02:56 WIB

Saham Emiten Barang Konsumsi Masih Bertaji

Menakar prospek saham emiten di sektor barang konsumsi.

Penataan Kabinet Tuntas Desember
| Selasa, 29 Oktober 2024 | 00:52 WIB

Penataan Kabinet Tuntas Desember

Pemerintah tengah menata nomunklater kabinet yang jumlahnya membengkak.

INDEKS BERITA

Terpopuler