Ditantang Putin Lagi

Senin, 07 Juli 2025 | 06:13 WIB
Ditantang Putin Lagi
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Tedy Gumilar. (Ilustrasi KONTAN/Indra Surya)]
Tedy Gumilar | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia pada 19-20 Juni 2025 menyisakan kisah menarik. Ini terkait tawaran Presiden Rusia Vladimir Putin kepada Prabowo di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Kamis (19/6/2025) petang waktu setempat. 

Putin menyebut Rusia terbuka untuk kerja sama dengan Indonesia di bidang nuklir untuk kepentingan damai. Ini mencakup pengembangan nuklir untuk bidang kesehatan, pertanian, pelatihan, dan energi.

Tawaran itu sejatinya lebih terdengar seperti tantangan. Ia menarik mengingat Rusia merupakan pionir dalam pengembangan nuklir untuk kepentingan energi. Merujuk data IAEA pada 2021, negara itu punya 38 reaktor nuklir di 11 pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Kapasitas terpasangnya mencapai 30,3 GW dan diusahakan Rosenergoatom.

Induk usaha Rosenergoatom, yakni Rosatom juga telah membangun PLTN di berbagai negara seperti Turki, Mesir, China, India, Hongaria, Iran, hingga Bangladesh.

Di Indonesia, Rosatom juga telah mengajukan tawaran untuk membangun PLTN skala besar hingga kecil di Sumatera dan Kalimantan. Aplikasinya bisa menjangkau sampai di daerah terpencil, dapat di darat maupun terapung. Skema pembiayaannya 100% ditanggung Rosatom.

Namun, Rusia ibarat bunga putri malu. Ia indah dipandang namun hanya pemberani yang tak ngeri tertusuk duri mau memetiknya. Indonesia, sayangnya kerap kali takut mengambil risiko.

Rencana pembelian SU-35 yang gagal karena tekanan Amerika Serikat (AS) adalah salah satu buktinya. Peluang membeli minyak Rusia dengan harga diskon juga tak diambil karena alasan serupa.

AS dan sekutu baratnya memang tak butuh fakta dan alasan logis untuk tidak menyukai kerja sama pengembangan energi nuklir Indonesia-Rusia. Dalam banyak kejadian, AS cuma perlu merasa egonya sebagai hegemon tersentil untuk menunjukkan taringnya, baik lewat ancaman ekonomi maupun militer.

Posisi kita juga tak menguntungkan karena dikelilingi tetangga yang punya kerja sama pertahanan dengan AS dan Inggris. Mulai dari Australia, Singapura, Selandia Baru, dan Malaysia. Pada awal 2023 Filipina mengumumkan izin pembukaan 9 pangkalan militer AS di negara itu.

Dus, meski tawaran Putin menarik nan menggiurkan, Pemerintah Indonesia pasca Soekarno yang tak suka tantangan boleh jadi akan memilih main aman. Soal kepentingan nasional dan kedaulatan, sepertinya memang hanya manis di ucapan.

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Risiko Politik dan Fiskal Bayangi Pasar Keuangan, Investor Diminta Tetap Selektif
| Senin, 01 September 2025 | 17:44 WIB

Risiko Politik dan Fiskal Bayangi Pasar Keuangan, Investor Diminta Tetap Selektif

Pada saat terjadi demonstrasi pada Senin (25/8), asing masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp 731,36 miliar.

Marak Aksi Demo, Permintaan Jasa Keamanan Milik SOSS Meningkat Tajam
| Senin, 01 September 2025 | 16:52 WIB

Marak Aksi Demo, Permintaan Jasa Keamanan Milik SOSS Meningkat Tajam

Dalam kondisi normal, satu kantor biasanya dijaga sekitar 10 personel keamanan. Namun, saat situasi genting, jumlahnya bisa bertambah 20%-50%.

Ini isi Dakwaan Terdakwa Recapital, MI Milik Bos Danantara di Kasus Korupsi Asabri
| Senin, 01 September 2025 | 13:40 WIB

Ini isi Dakwaan Terdakwa Recapital, MI Milik Bos Danantara di Kasus Korupsi Asabri

Badan Pemeriksa K.euangan Republik Indonesia (BPK RI) menyebut terjadi kerugian keuangan negara sebesar Rp 300 miliar dari aksi Recapital.

Data-Data Tercatat Positif, Industri Manufaktur Masih Dibayangi Sederet Tantangan
| Senin, 01 September 2025 | 11:26 WIB

Data-Data Tercatat Positif, Industri Manufaktur Masih Dibayangi Sederet Tantangan

Industri manufaktur masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti pasokan gas industri yang sempat tersendat pada pertengahan Agustus 2025. 

Permintaan Menanjak, Sinar Mas Land Ekspansi DP Mall Semarang
| Senin, 01 September 2025 | 11:13 WIB

Permintaan Menanjak, Sinar Mas Land Ekspansi DP Mall Semarang

Total investasi untuk perluasan dan pengembangan DP Mall Semarang ini diproyeksikan mencapai Rp 500 miliar.

Keadilan Pajak dan Shadow Economy
| Senin, 01 September 2025 | 11:01 WIB

Keadilan Pajak dan Shadow Economy

Memburu para pedagang kecil berpendapatan rendah justru berpotensi melanggar prinsip vertical equity.

Jaga Nadi Ekonomi
| Senin, 01 September 2025 | 10:46 WIB

Jaga Nadi Ekonomi

Stabilitas politik adalah fondasi iklim investasi, dialog yang dipimpin Presiden harus menghasilkan keputusan nyata yang dirasakan masyarakat.

Emiten ESG Meraup Berkah Pengelolaan Sampah
| Senin, 01 September 2025 | 08:55 WIB

Emiten ESG Meraup Berkah Pengelolaan Sampah

Proyek konversi sampah menjadi energi atau waste energy Danantara jadi sentimen positif bagi emiten ESG.

Segudang Manfaat dari Minyak Jelantah
| Senin, 01 September 2025 | 07:50 WIB

Segudang Manfaat dari Minyak Jelantah

Limbah Dapur Jadi Energi                                                                &nbs

Reksadana ESG: Menimbang Pilihan Investasi Berpadu Filantropi
| Senin, 01 September 2025 | 07:01 WIB

Reksadana ESG: Menimbang Pilihan Investasi Berpadu Filantropi

Reksadana filantropi memungkinkan investor mencari return sekaligus beramal untuk kebaikan masyarakat. Bagaimana prospek

INDEKS BERITA

Terpopuler