Ditolak di Banyak Negara, Binance Hentikan Penawaran Token Saham

Sabtu, 17 Juli 2021 | 07:01 WIB
Ditolak di Banyak Negara, Binance Hentikan Penawaran Token Saham
[ILUSTRASI. Logo Binance dan grafik saham dalam ilustrasi yang dibuat per 28 Junic 2021. REUTERS/Dado Ruvic]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - LONDON. Binance, Jumat (16/7), menyetop penjualan token digital yang terkait dengan saham. Kebijakan ini menanggapi keputusan regulator di berbagai negara, dengan Hong Kong tercatat sebagai yang terbaru, yang menindak penawaran "token saham" platform pertukaran cryptocurrency.

Token saham adalah versi digital dari ekuitas yang dipatok dengan nilai saham yang relevan. Token biasanya dibeli dan dijual dalam unit pecahan, tidak seperti ekuitas tradisional.

“Segera berlaku, token saham tidak tersedia untuk pembelian di Binance.com," demikian pengumuman di situs resmi Binance. Perusahan itu menambahkan akan menghentikan semua dukungan untuk produk di Oktober.

Baca Juga: Bos Twitter sebut Bitcoin jadi fokus utama, BTC malah hampir terjungkal ke US$ 30.000

Pengawasan global terhadap sektor cryptocurrency telah berkembang di tengah kekhawatiran atas lemahnya perlindungan konsumen dan penggunaan koin digital untuk pencucian uang. Dan, pihak berwenang di berbagai negara dalam beberapa bulan terakhir memusatkan perhatian pada Binance, salah satu platform terbesar di dunia.

Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC) mengatakan Binance tidak memiliki lisensi untuk melakukan kegiatan bisnis di pulau tersebut. Menawarkan token saham kepada publik Hong Kong tanpa otorisasi bisa menjadi pelanggaran yang ditambahkannya.

"Setiap orang yang melanggar ketentuan yang relevan dapat dituntut dan, jika terbukti bersalah, dikenakan sanksi pidana," kata SFC.

Seorang juru bicara Binance menolak mengomentari langkah SFC, yang terjadi sehari setelah regulator Italia membuat pengumuman serupa. Binance saat ini tidak memiliki operasi pertukaran di Hong Kong dan menganggap serius kewajiban hukumnya, juru bicara itu menambahkan.

Baca Juga: Dogecoin diproyeksikan menuju US$ 0,29 pada akhir tahun ini

Tidak segera jelas apakah regulator global telah mengoordinasikan langkah mereka, yang telah menciptakan tekanan global yang belum pernah terjadi sebelumnya pada perusahaan cryptocurrency besar.

Binance, bursa terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan spot bulan lalu, menawarkan berbagai layanan kepada pengguna, mulai perdagangan spot cryptocurrency dan derivatif hingga dompet digital dan token saham.

Itu menawarkan token untuk perusahaan termasuk Apple Inc, Microsoft Corp dan Tesla Inc.

Kemudian pada hari Jumat, bank sentral Lithuania mengatakan telah memperingatkan Binance tentang "layanan investasi tanpa izin". Konsumen berisiko kehilangan semua investasi mereka pada layanan terkait aset kripto, katanya.

Regulator di Inggris, Jerman, Jepang dan beberapa negara lain telah meningkatkan peringatan atas Binance. Sedang penyidik di Amerika Serikat (AS) diberitakan ikut menyelidiki bursa tersebut.

Pengawas pasar Italia pada hari Kamis mengatakan Binance tidak berwenang untuk menyediakan layanan dan kegiatan investasi di negara tersebut. Situs webnya telah menawarkan informasi dalam bahasa Italia tentang produk termasuk token saham.

Otoritas Perilaku Keuangan Inggris (FCA), yang bulan lalu mengatakan Binance tidak dapat melakukan kegiatan yang diatur, menolak berkomentar apakah telah melakukan kontak dengan regulator lain.

Baca Juga: Pegiat Industri Kripto Usung Penambangan Hijau

FCA secara rutin bekerja sama dan berbagi informasi dengan regulator secara global tentang berbagai masalah, kata seorang juru bicara.

BaFin, regulator Jerman, mengatakan pada bulan April bahwa Binance berisiko didenda karena menawarkan token saham tanpa menerbitkan prospektus investor.

Pengguna Binance yang memegang token saham dapat menjual atau menahannya selama 90 hari ke depan, kata bursa, tetapi tidak akan lagi dapat menjual atau menutup posisi setelah 14 Oktober.

"Kami percaya bahwa mengalihkan fokus komersial kami ke penawaran produk lain akan melayani pengguna kami dengan lebih baik, dan kami berkomitmen untuk membuat transisi ini semudah mungkin bagi mereka yang terpengaruh," kata juru bicara Binance.

Selanjutnya: Analisis Lingkungan Prediksi Banyak Sentra Produksi Apparel di Asia Bakal Terendam

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Ikhtiar Leasing Mengejar Cuan Saat Pasar Masih Terjepit
| Jumat, 19 Desember 2025 | 04:55 WIB

Ikhtiar Leasing Mengejar Cuan Saat Pasar Masih Terjepit

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat perusahaan leasing membukukan laba Rp 16,14 triliun hingga kuartal III-2025. 

Lender Tuntut DSI Lebih Terbuka Terkait Penyelesaian Gagal Bayar
| Jumat, 19 Desember 2025 | 04:55 WIB

Lender Tuntut DSI Lebih Terbuka Terkait Penyelesaian Gagal Bayar

Para pemberi pinjaman DSI menuntut keterbukaan platform fintech lending tersebut lebih terbuka dalam memberikan informasi.

Korupsi dan Ancaman Agenda Keberlanjutan Indonesia
| Jumat, 19 Desember 2025 | 04:46 WIB

Korupsi dan Ancaman Agenda Keberlanjutan Indonesia

Kepemimpinan yang lahir dari sistem oligarki yang koruptif dan kolutif akan menciptakan siklus yang sama.

IHSG Turun Meski Asing Net Buy, Intip Prediksi dan Rekomendasi Saham Hari Ini (19/12)
| Jumat, 19 Desember 2025 | 04:45 WIB

IHSG Turun Meski Asing Net Buy, Intip Prediksi dan Rekomendasi Saham Hari Ini (19/12)

IHSG mengakumulasi pelemahan 0,03% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 21,73%.​

Industri Penjaminan Antisipasi Efek Jangka Menengah Kebijakan Relaksasi KUR
| Jumat, 19 Desember 2025 | 04:15 WIB

Industri Penjaminan Antisipasi Efek Jangka Menengah Kebijakan Relaksasi KUR

Pelaku industri penjaminan kini tengah bersiap untuk mengantisipasi efek dari kebijakan relaksasi KUR bencana Sumatra

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

INDEKS BERITA