Analisis Lingkungan Prediksi Banyak Sentra Produksi Apparel di Asia Bakal Terendam

Sabtu, 17 Juli 2021 | 06:13 WIB
Analisis Lingkungan Prediksi Banyak Sentra Produksi Apparel di Asia Bakal Terendam
[ILUSTRASI. Ilustrasi kegiatan produksi di industri garmen]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR. Sebagian besar sentra penghasil pakaian jadi di Asia akan terendam air pada tahun 2030, menurut hasil sebuah analisis yang dirilis pada hari Jumat.  Laporan analisis itu menggunakan peta kenaikan permukaan air laut ke lokasi pabrik, yang mengancam ribuan pemasok produk tekstil, kecuali mereka pindah ke tempat yang lebih tinggi.

Analisis itu dihasilkan dua peneliti Cornell, yaitu Jason Judd dan J. Lowell Jackson, dan merupakan bagian dari makalah yang ditugaskan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). Analisis itu memperingatkan bahwa masalah kenaikan permukaan laut mendapat sedikit perhatian dari upaya-upaya keberlanjutan terkemuka di sektor ini.

“Peningkatan cepat kenaikan permukaan laut dan panas yang akan mempengaruhi banyak pekerja pakaian jadi Asia secara langsung telah mendapat sedikit perhatian,” tutur Judd dan Jackson dari pusat penelitian Cornell New Conversations Project.

"Tampaknya beberapa pusat produksi pakaian jadi yang mewakili persentase signifikan dari output saat ini tidak akan lepas dari proyeksi percepatan krisis iklim."

Baca Juga: Ekspor pada Juni 2021 melesat dan tertinggi sejak Agustus 2011

Pemasok trans-nasional yang berskala besar diramalkan tidak kesulitan untuk pindah dari daerah yang rentan banjir ke tempat yang lebih tinggi. Namun pemasok skala kecil akan terkena dampak perubahan permukaan air laut.  di daerah rentan dan mengkonsolidasikan produksi di tempat yang lebih tinggi, tutur pemasok, dengan menyebut Bangladesh, yang merupakan eksportir pakaian jadi terbesar kedua di dunia sebagai contoh.

“Kami khawatir. Ini adalah ancaman nyata. Semakin banyak pabrik menjadi lebih hijau. Pabrik kami masih bisa tenggelam,” Shahidullah Azim, wakil presiden Asosiasi Produsen dan Eksportir Garmen Bangladesh, mengatakan tentang temuan tersebut.

“Tetapi kami tidak dapat memindahkan pabrik kami ke lokasi yang lebih tinggi dalam semalam. Kami sudah melewati waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya karena pandemi. Dari mana kami akan mendapatkan uang? Siapa yang akan membayar kami?”

Baca Juga: Penuhi kebutuhan, Indonesia akan impor oksigen

Analisis itu mencakup Jakarta, Phnom Penh, Tirippur, Dhaka, Guangzhou, Columbo, dan Ho Chi Minh City. Para peneliti menggunakan peta lokasi pabrik dari database pabrik open-source Open Apparel Registry. Peta itu lantas dicocokan dengan data dari lembaga think-tank perubahan iklim Amerika Serikat (AS) Climate Central, yang memperkirakan ketinggian akan turun di bawah tingkat banjir pantai rata-rata sekali per tahun pada tahun 2030.

Data Climate Central didasarkan pada proyeksi dari kumpulan data global yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang ditinjau sejawat, menurut situs webnya.

Peta-peta di atasnya melukiskan gambaran paling buruk di Kota Ho Chi Minh, Vietnam dan Guangzhou, China, di mana diperkirakan 50%-60% pabrik akan berada di bawah tingkat rata-rata banjir pantai tahunan pada akhir dekade ini.

“Ini menyerukan tindakan mendesak di tingkat global untuk mengurangi emisi untuk membatasi pemanasan sekaligus menyediakan dana bagi para pekerja untuk beradaptasi dengan dampak buruk perubahan iklim,” ujar Saleemul Huq, Direktur Pusat Internasional untuk Perubahan Iklim dan Pembangunan di Independen University, Bangladesh, tentang temuan tersebut.

Selanjutnya: Likuiditas Melemah, Agung Podomoro Land (APLN) Hadapi Risiko Refinancing

 

Bagikan

Berita Terbaru

Rupiah Masih Sulit Manfaatkan Pelemahan Dolar AS
| Rabu, 31 Desember 2025 | 06:45 WIB

Rupiah Masih Sulit Manfaatkan Pelemahan Dolar AS

Berdasarkan Bloomberg, indeks dolar AS di level 98,13 pada Selasa (30/12). Padahal pada periode sama di 2024, indeks dolar berasa di 108,13. 

Merger Tak Ganggu Nasib Karyawan
| Rabu, 31 Desember 2025 | 06:38 WIB

Merger Tak Ganggu Nasib Karyawan

Pertamina mengintegrasikan entitas ke dalam tiga subholding: Commercial and Trading, Refining & Petrochemical serta Integrated Marine Logistics.

Kepatuhan Pajak Jadi Syarat Persetujuan Rencana Bisnis
| Rabu, 31 Desember 2025 | 06:35 WIB

Kepatuhan Pajak Jadi Syarat Persetujuan Rencana Bisnis

APBI menyebut tax clearance memberikan kepastian bagi pelaku usaha pertambangan batubara dalam berusaha

Keran Impor Komoditas Pangan Kembali Dibuka
| Rabu, 31 Desember 2025 | 06:29 WIB

Keran Impor Komoditas Pangan Kembali Dibuka

APTRI meminta jangan ada celah bagi oknum untuk mengubah status gula tersebut menjadi gula konsumsi.     

Cipta Selera Murni (CSMI) Mengembangkan Produk NWS Chicken
| Rabu, 31 Desember 2025 | 06:00 WIB

Cipta Selera Murni (CSMI) Mengembangkan Produk NWS Chicken

CSMI menghadirkan merek NWS Chicken untuk menggantikan merek Texas Chicken.yang sudah hadir sebelumnya.

Tekanan Konsolidasi Pasar Menara bagi Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
| Rabu, 31 Desember 2025 | 06:00 WIB

Tekanan Konsolidasi Pasar Menara bagi Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) fokus diversifikasi segmen non menara sebagai mesin pertumbuhan baru 

Harga Komoditas Energi Masih Akan Tertekan di 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 05:30 WIB

Harga Komoditas Energi Masih Akan Tertekan di 2026

Kondisi pasokan berlebih alias oversupply dan faktor cuaca, menyebabkan harga komoditas energi global relatif tertekan di 2025.

Industri Elektronik Membutuhkan Peta Jalan
| Rabu, 31 Desember 2025 | 05:20 WIB

Industri Elektronik Membutuhkan Peta Jalan

Pasar domestik punya peluang di segmen downstream (hilir), seperti assembly & testing, modul elektronik, dan produk akhir berbasis semikonduktor.

Dana Asing Rp 17,34 Triliun Hengkang Dari Bursa Selama Tahun 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 05:15 WIB

Dana Asing Rp 17,34 Triliun Hengkang Dari Bursa Selama Tahun 2025

Menakar prospek dana asing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan strategi investasi saham pada tahun 2026.

Likuiditas Dorong Kinerja Bursa Domestik Sepanjang 2025 Ngegas
| Rabu, 31 Desember 2025 | 05:05 WIB

Likuiditas Dorong Kinerja Bursa Domestik Sepanjang 2025 Ngegas

Rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) naik lebih dari 40% hingga akhir perdagangan 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler