KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya. Istilah ini memberi makna bahwa setiap orang memiliki masa kejayaannya masing-masing.
Demikian juga nasib investor pasar modal. Investor kawakan sekelas Lo Kheng Hong pun, tak selamanya selalu bersinar. Portofolio saham milik pria berjuluk Warren Buffett Indonesia ini, sedang tidak baik-baik saja. Seluruh saham yang dia miliki dengan porsi kepemilikan di atas 5%, mencetak return year to date (YtD) negatif.
Sepanjang tahun 2025 ini hingga akhir perdagangan Rabu (19/3), harga saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) turun 12,15%. Sedangkan harga saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) terjungkal 22,95%.
Saham PT Intiland Development Tbk (DILD) dan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) yang dikoleksi pria dengan jargon "sleeping investor" tersebut, masing-masing juga turun 25,93% dan 5,80%.
Bernasib sama, saham-saham milik taipan Prajogo Pangestu, juga lesu darah. Sepanjang tahun ini, harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) tergelincir 45,50%. Kondisi tersebut diikuti anjloknya harga saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) sebanyak 41,80% YtD.
Tak ketinggalan harga saham-saham Grup Barito lain seperti BRPT yang susut 27,17%, TPIA terkoreksi 18,33% dan harga saham PTRO terpangkas 5,18%. Jargon "In Mr PP, we trust", tak lagi terdengar.
Yang menarik, kini muncul nama investor saham Djoni dengan sederet kepemilikan pada saham-saham yang hampir semuanya sedang naik daun. Semuanya memberikan imbal hasil puluhan bahkan ratusan persen sepanjang tahun. Hanya saham MENN (PT Menn Teknologi Indonesia Tbk) saja yang minus 10,42% YtD hingga 19 Maret 2025.
Saham MINA (PT Sanurhasta Mitra Tbk) dan NINE (PT Techno9 Indonesia Tbk) masing-masing melonjak 103,39% dan 131,01%. Bahkan saham WIFI (PT Solusi Sinergi Digital Tbk) koleksi Djoni, meroket hingga 369,51% YtD.
Hingga seorang investor kakap yang ditemui KONTAN berujar, kalau mau cuan saat ini, ikuti saja pola investasi Djoni. Mungkin ucapan itu hanya seloroh dan ungkapan kekecewaan atas kondisi bursa efek Indonesia yang sedang terpuruk.
Djoni, pengusaha kelahiran Jambi 54 tahun silam ini mungkin sedang beruntung. Namun keberuntungan ini tak datang dalam waktu singkat. Butuh waktu 20 tahun bagi Djoni untuk mencapai kesuksesan investasi seperti saat ini.