Dollar Negeri Jiran Lebih Menjanjikan

Rabu, 06 Maret 2019 | 07:49 WIB
Dollar Negeri Jiran Lebih Menjanjikan
[]
Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penguatan rupiah terhadap mata uang negara lain di awal tahun ini diperkirakan masih terus berlanjut. Namun para analis melihat, sejumlah mata uang tetap dapat menjadi pilihan investasi jangka pendek bagi investor dalam negeri.

Selama ini, dollar Amerika Serikat (AS) masih mendominasi pilihan investor. Pasalnya, mata uang ini juga dianggap sebagai aset safe haven. Tapi belakangan, dollar Singapura dan dollar Australia ikut menyodok sebagai peluang investasi pilihan.

Sayangnya, sepanjang tahun ini pasangan USD/IDR, SGD/IDR dan pairing AUD/IDR sama-sama mengalami penurunan. Jika dilihat secara year to date (ytd), hingga Selasa (5/3), pasangan USD/IDR melemah 1,82% jadi Rp 14.128 per dollar AS.

Sedangkan SGD/IDR turun 1,23% ke level Rp 10.425,19 per dollar Singapura. Pairing AUD/IDR terkoreksi 1,63% ke posisi Rp 10.000,13 per dollar Australia.

Walau posisi rupiah kini masih perkasa, namun dalam sepekan belakangan, nilai tukar rupiah masuk dalam tren bearish. Ini terjadi setelah nilai tukar the greenback kembali menguat, didorong sentimen dollar AS sebagai mata uang safe haven.

Di sisi lain, Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai, bagi investor Indonesia, mata uang dollar Singapura dan dollar Australia menarik untuk dikoleksi. Dia menjagokan dollar Singapura. Alasannya, ekonomi Singapura jauh lebih stabil ketimbang Australia.

Dollar Australia semakin terpuruk karena sektor properti Negeri Kanguru tersebut sedang mengalami kejatuhan harga. Aussie juga terpengaruh harga komoditas.

"Sebagai negara dengan mata uang berbasis komoditas, Australia akan sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas ," jelas David. Selain itu, kebijakan moneter bank sentral Australia mengindikasikan negara ini terpapar perlambatan ekonomi global.

Di sisi lain, pergerakan dollar Singapura jauh lebih stabil. Tetapi ketergantungan SGD pada perdagangan internasional dapat menyeret pergerakan mata uangnya.

Terlebih, tahun ini ekonomi global diprediksi kembali melambat. "Namun di tengah kondisi tersebut, kegiatan ekspor dan impor Singapura relatif baik," tambah David.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih pun lebih menjagokan SGD untuk investasi, Mengingat, pergerakan AUD lebih volatil karena berbasis pada komoditas. "SGD jauh lebih stabil dan likuid bila dibandingkan dengan AUD. Namun, SGD kalah likuid bila dibandingkan dengan USD," ujar dia.

Lana memprediksi titik ekuilibrium rupiah tahun ini akan berada antara rentang Rp 14.400 per dollar ASRp 14.600 per dollar AS.

Sementara dalam jangka panjang, Lana menghitung pasangan SGD/IDR bergerak di rentang Rp 9.800–Rp 10.200. Pasangan AUD/IDR, dalam jangka panjang bergerak antara Rp 9.900–Rp 10.200.

Analis Finex Berjangka Nanang Wahyudin pun melihat dalam jangka panjang SGD jauh lebih baik untuk investasi daripada AUD. Tetapi dia mengingatkan, untuk tahun ini mungkin performa ekonomi Singapura kurang oke.

Namun dalam perspektif jangka panjang, SGD memiliki potensi tren menguat. "Singapura bisa terbantu dengan aliran dana asing yang masuk ke dalam negara emerging market," jelas Nanang.

Bagikan

Berita Terbaru

Emas Batangan Jadi Investasi Favorit Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Emas Batangan Jadi Investasi Favorit Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk

Sandra Sunanto, Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) memilih kondisi yang stabil, kehati-hatian, dan memiliki nilai jangka panjang

Kementerian ESDM Mengumumkan Lima Kandidat Dirjen Migas
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Kementerian ESDM Mengumumkan Lima Kandidat Dirjen Migas

Kelima kandidat Dirjen Migas Kementerian ESDM berasal dari kalangan internal yang keputusannya menunggu Keppres.

Siloam Hospitals (SILO) Menangkap Peluang Penerapan KRIS
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Siloam Hospitals (SILO) Menangkap Peluang Penerapan KRIS

SILO melihat program KRIS sebagai peluang positif yang dapat mendorong pertumbuhan, khususnya bagi rumah sakit yang melayani pasien JKN.

Harga Emas Terkoreksi Tipis di Akhir Pekan
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Harga Emas Terkoreksi Tipis di Akhir Pekan

Pada Jumat (25/4) harga emas di pasar spot berada di US$ 3.298,3 terkoreksi 1,38% dibandingkan sehari sebelumnya.  

Strategi Bank Hadapi Gejolak Rupiah
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Strategi Bank Hadapi Gejolak Rupiah

Untuk menghilangkan kerentanan itu, maka reindustrialisasi yang menghasilkan ekspor dan substitusi impor menjadi kunci.

Fundamental Ekonomi Masih Rentan Membikin Rupiah Tertekan
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Fundamental Ekonomi Masih Rentan Membikin Rupiah Tertekan

Nilai tukar rupiah  sulit keluar dari tekanan. Meskipun dolar Amerika Serikat (AS) tengah tertekan akibat ketidakpastian kebijakan tarif.

Kesenjangan Kekayaan di Dunia Meningkat, Indonesia Salah Satunya
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Kesenjangan Kekayaan di Dunia Meningkat, Indonesia Salah Satunya

Banyaknya orang kaya yang memindahkan kekayaan ke Singapura membuat kesenjangan kekayaan di negara itu makin melebar

Pengembang Berjibaku Halau Kelesuan Daya Beli
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Pengembang Berjibaku Halau Kelesuan Daya Beli

Sejumlah pengembang mulai berancang-ancang menyiapkan rencana bisnis dengan menyiapkan dana capex dan proyek-proyek baru.

Pemerintah Bakal Mengejar Pajak Hingga ke Sektor Ilegal
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Pemerintah Bakal Mengejar Pajak Hingga ke Sektor Ilegal

Sektor-sektor yang akan diincar pemerintah diantaranya illegal fishing, penebangan liar dan tambang liar.

Teladan Prima Agro (TLDN) Terus Memupuk Pertumbuhan
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Teladan Prima Agro (TLDN) Terus Memupuk Pertumbuhan

Pada tahun lalu, TLDN mencatatkan pendapatan senilai Rp 4,21 triliun. Jumlah itu tumbuh 5% dibandingkan pendapatan 2023 senilai Rp 4 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler