Duh, Harga Emas Hari Ini Tergelincir 1%, Terseret Data Pekerjaan AS

Jumat, 06 Desember 2019 | 23:09 WIB
Duh, Harga Emas Hari Ini Tergelincir 1%, Terseret Data Pekerjaan AS
[ILUSTRASI. Pramuniaga menunjukkan emas batangan untuk investasi di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Selasa (16/4/2019).]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini merosot 1% menyusul data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang kuat memperbarui taruhan Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga, dan mendorong permintaan aset berisiko.

Lapangan kerja di AS naik pada November lalu, tertinggi dalam 10 bulan terakhir. Ini sekaligus membenarkan ekonomi negeri uak Sam tetap berada di jalur ekspansi yang moderat, meski terjadi penurunan manufaktur yang berkepanjangan.

Harga emas hari ini di pasar spot tergelincir 1% menjadi US$ 1.461,01 per ons pada pukul 22.13 WIB. Sedang harga emas berjangka AS melorot 1,1% ke level US$ 1.465,70 per ons troi.

Baca Juga: Harga emas berkonsolidasi, di tengah ketidakpastian kesepakatan dagang AS-China

"Laporan pekerjaan yang lebih baik dari perkiraan telah merusak permintaan untuk produk safe-haven seperti emas," kata David Meger, Director of Metals Trading High Ridge Futures, kepada Reuters.

Data pekerjaan tersebut membuat dolar AS menguat. Sementara bursa saham AS melonjak seiring data ekonomi yang positif, menambah suasana optimistis setelah Presiden Donald Trump, mengatakan pembicaraan perdagangan dengan China "bergerak terus".

Tambah lagi, China akan menghapuskan tarif impor untuk pengiriman kedelai dan babi dari Amerika Serikat.

Baca Juga: Lagi, harga emas Antam turun 1.000, Jumat (6/12).

Ke depan, fokus pasar akan ke pertemuan The Fed yang berlangsung Selasa dan Rabu pekan depan. Bank sentral AS kemungkinan akan mempertahankan suku bunga di level 1,50% hingga 1,75%.

"Laporan pekerjaan jatuh tepat ke kubu kebijakan moneter AS yang tidak ingin melihat suku bunga naik dalam waktu dekat, dan itu bearish untuk pasar emas," kata Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff ke Reuters.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 11:00 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat.

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia
| Rabu, 10 Desember 2025 | 10:00 WIB

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia

Setelah pergantian kepemilikan, gerak LABA dalam menggarap bisnis baterai cukup lincah di sepanjang 2024.

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:35 WIB

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Emiten yang memiliki basis kebun kelapa sawit di Kalimantan diprediksi relatif lebih aman dari gangguan cuaca.

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:34 WIB

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya

Minat korporasi melantai ke bursa terus meningkat dan akan terlihat di tahun 2026. ada empat sampai lima perusahaan yang sedang kami perhatikan. 

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:57 WIB

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan

Mandiri Sekuritas memproyeksikan laba bersih emiten dalam cakupannya bisa tumbuh 14,2% dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,8%.

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:54 WIB

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan proses demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) segera rampung pada semester I-2026 mendatang.

INDEKS BERITA

Terpopuler