Duh, Tarif Baru AS Bakal Pangkas Pertumbuhan Ekonomi China di Bawah 6%

Jumat, 23 Agustus 2019 | 17:06 WIB
 Duh, Tarif Baru AS Bakal Pangkas Pertumbuhan Ekonomi China di Bawah 6%
[ILUSTRASI. Perundingan perdagangan China - AS]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengancam tambahan tarif 10% pada US$ 300 miliar produk impor China bakal makin menekan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Sejumlah ekonom menilai, pertumbuhan ekonomi tahunan China bisa amblas di bawah 6%, atau menjadi yang terendah sejak tahun 1990.

Menurut 14 ekonom yang disurvey Bloomberg, tambahan tarif 10% akan memangkas ekspansi produk domestik bruto (PDB) sebesar 0,5%.

Padahal, pertumbuhan ekonomi China sendiri sudah diprediksi melambat menjadi 6% di tahun depan. Dengan tarif baru ini, artinya pertumbuhan ekonomi China bisa makin terseret di batas bawah target ekonomi pemerintah saat ini. 

Baca Juga: Pompeo beritahu PM Kanada pihaknya fokus membebaskan warganya yang ditahan China

Prospek tersebut juga mempertimbangkan pelemahan permintaan dari dalam negeri akibat perang dagang dengan AS.

Trump sendiri sempat beberapa kali menunda kenaikan tarif yang akan mulai berlaku pada 1 September ini, lantaran turbulensi ekonomi. Sementara itu, masih ada rencana negosiasi tatap muka yang akan berlanjut bulan depan untuk penangguhan tarif lanjutan. 

Baca Juga: Perbankan meracik strategi untuk memacu kredit ekspor-impor di tengah perang dagang

"Langkah AS akan menimbulkan beberapa tantangan bagi ekspor dan ekonomi China, tetapi secara keseluruhan, dampaknya dapat dikendalikan," kata Juru Bicara Departemen Perdagangan China Gao Feng, kemarin. Ia melanjutkan, China terpaksa bakal membalas jika AS tetap memberlakukan tarif baru. 

Tujuh dari 12 analis...

Tujuh dari 12 analis mengatakan, tarif baru akan mengurangi sekitar 0,5-1 poin persentase dari ekspansi ekspor China. 

Bahkan menjelang peringatan 70 tahun Partai Komunis, para pembuat kebijakan tidak menunjukkan tanda-tanda bakal meluncurkan stimulus skala besar untuk menopang angka pertumbuhan tersebut.

Baca Juga: Huawei siap mengoperasikan bisnisnya di bawah pembatasan AS

Sebaliknya, para pejabat telah mengubah pengaturan kebijakan dan memprioritaskan stabilitas ekonomi. Pihak berwenang sedang mempertimbangkan peningkatan kuota obligasi pemerintah daerah untuk belanja infrastruktur, lalu, bank sentral mendorong reformasi yang dapat menurunkan biaya pinjaman. 

Dalam survei terpisah, analis mengatakan tidak ada perkiraan kalau bank sentral China, People's Bank of China (PBoC) bakal menurunkan suku bunga dalam pendanaan jangka menengah di pekan depan. 

Baca Juga: Huawei siap mengoperasikan bisnisnya di bawah pembatasan AS

 

Bagikan

Berita Terbaru

Kemarin IHSG Akhirnya Menguat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini dari Analis
| Rabu, 06 November 2024 | 05:42 WIB

Kemarin IHSG Akhirnya Menguat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini dari Analis

Kemarin investor asing kembali melanjutkan aksi beli bersih atau net buy di seluruh pasar, jumlahnya Rp 222,99 miliar.

Saham BRMS Diprediksi Masuk Indeks MSCI
| Rabu, 06 November 2024 | 05:35 WIB

Saham BRMS Diprediksi Masuk Indeks MSCI

Sejumlah saham emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) digadang masuk dan keluar indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI).

Trimegah Bangun Persada (NCKL) Fokus Kebut Proyek Hilirisasi Nikel
| Rabu, 06 November 2024 | 05:10 WIB

Trimegah Bangun Persada (NCKL) Fokus Kebut Proyek Hilirisasi Nikel

NCKL fokus menuntaskan proyek smelter ketiga dengan kapasitas 185.000 ton per tahun dan akan beroperasi di kuartal I-2025.

Selamat Tinggal Kemaritiman
| Rabu, 06 November 2024 | 05:10 WIB

Selamat Tinggal Kemaritiman

Dunia maritim menaruh harapan besar terhadap pendulum nusantara, kendati dengan sejumlah catatan kritis.

Minim Katalis Baru, Daya Beli Mengusik Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional
| Rabu, 06 November 2024 | 04:24 WIB

Minim Katalis Baru, Daya Beli Mengusik Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 sebesar 4,95%, melambat dibandingkan pertumbuhan di kuartal II-2024.

Bahas Aturan Upah, Pemerintah Timbang Putusan MK
| Rabu, 06 November 2024 | 04:10 WIB

Bahas Aturan Upah, Pemerintah Timbang Putusan MK

Pemerintah tengan membahas upah minimum provinsi yang berdasarkan kepada keputusan Mahkamah Konstitusi.

 Kemampuan Bank Memberi Cuan ke Investor Menyusut
| Rabu, 06 November 2024 | 04:10 WIB

Kemampuan Bank Memberi Cuan ke Investor Menyusut

Rasio Return on Equity (RoE) sebagian besar bank yang mencetak penyusutan pada sembilan bulan pertama tahun 2024.​

Pemerintah Upayakan Harga Tiket Pesawat Segera Turun
| Rabu, 06 November 2024 | 04:10 WIB

Pemerintah Upayakan Harga Tiket Pesawat Segera Turun

Pemerintah menargetkan penurunan harga tiket pesawat sudah terealisasi sebelum musim liburan Natal dan Tahun Baru.

Eramet Memulai Studi Cadangan Lithium
| Rabu, 06 November 2024 | 04:09 WIB

Eramet Memulai Studi Cadangan Lithium

Studi eksplorasi itu merupakan tindak lanjut atas kerjasama Eramet dengan Pusat Sumber Daya Mineral dan Panas Bumi (PSDMBP) Kementerian ESDM.

Budi Gunawan Menjadi Ketua Kompolnas
| Rabu, 06 November 2024 | 04:09 WIB

Budi Gunawan Menjadi Ketua Kompolnas

Menko Polkamm sebagai Ketua Kompolnas, Menteri Dalam Negeri Tita Karnavian sebagai Wakil dan anggota,

INDEKS BERITA

Terpopuler