Berita Market

Efek Evergrande, Peminat Lelang Sukuk Negara Selasa (21/9) Menurun

Rabu, 22 September 2021 | 05:05 WIB
Efek Evergrande, Peminat Lelang Sukuk Negara Selasa (21/9) Menurun

Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peminat lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Selasa (21/9) menurun. Jumlah penawaran yang masuk pada lelang kemarin sebesar Rp 45,38 triliun. 

Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding penawaran di lelang SBSN sebelumnya yang mencapai Rp 56,61 triliun. Head of Fixed Income BNI Fayadri mengungkapkan, penurunan ini antara lain akibat sentimen negatif eksternal. Salah satunya adalah gagal bayar utang (default) Evergrande, perusahaan properti raksasa di China.

Gagal bayar Evergrande ini meningkatkan kembali ketidakpastian di pasar keuangan global. "Credit default swap (CDS) Indonesia juga kembali mengalami lonjakan seiring ramainya pemberitaan mengenai Evergrande, sehingga membuat pelaku pasar cenderung risk off," ujar Fayadri, Selasa (21/9). 

Level CDS Indonesia untuk tenor 5 tahun mengalami lonjakan dari posisi pada Jumat (17/9) di level 69,12 menjadi level 86,65 di Senin (20/9). Sedangkan CDS Indonesia tenor 10 tahun naik dari level 133,49 pada Jumat (17/9) menjadi 147,92 pada Senin (20/9).

Baca Juga: Evergrande terlilit utang, bagaimana dampaknya ke bursa saham

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana menambahkan, pelaku pasar kini menanti kepastian sikap bank sentral China (PBoC) terkait default Evergrande dan hasil rapat FOMC. 

Di sisi lain, Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki melihat, banyak investor yang sudah mulai masuk melalui pasar sekunder dan mengurangi porsi pada saat lelang. Karena itu, dia menilai, hasil lelang kali ini tetap menunjukkan demand solid. 

Pemerintah juga terlihat berhati-hati pada lelang sukuk kali ini. Jumlah nominal yang dimenangkan pemerintah hanya sebesar Rp 6,1 triliun. Jumlah tersebut juga jauh di bawah target indikatif sebesar Rp 10 triliun. "Keputusan ini sesuai langkah pemerintah menjaga momentum di pasar sekunder," pendapat dia.

Fayadri juga menilai, rendahnya serapan pemerintah sebenarnya tidak mengejutkan. Pasalnya, realisasi penerbitan SBN sejauh ini sudah hampir memenuhi target penerbitan SBN tahun 2021. Sehingga pemerintah sedikit mengerem penyerapan dari pasar primer. 

Pada lelang kemarin, investor memburu seri menengah-panjang seperti PBS029 yang jatuh tempo pada 2034 dengan penawaran Rp 13,14 triliun. Seri PBS028 jatuh tempo pada 2046 dan mendapat penawaran Rp 10,88 triliun. Menurut Yuki, ini karena sejumlah institusi, seperti Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), butuh instrumen investasi jangka panjang. 

Baca Juga: Dampak kasus Evergrande, lelang sukuk mengalami penurunan penawaran

Fikri melihat, investor juga meninggalkan seri tenor pendek yang lebih volatil akibat ketidakpastian Evergrande dan tapering. Tapi pelaku pasar tidak benar-benar keluar karena outlook Indonesia menjanjikan, seiring potensi pertumbuhan ekonomi.

Terbaru