Efek Musim Dingin dan Sabotase Pipa, Harga Gas Alam Naik

Kamis, 29 September 2022 | 04:15 WIB
Efek Musim Dingin dan Sabotase Pipa, Harga Gas Alam Naik
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terhentinya pasokan gas dari Rusia akibat sabotase pipa gas berhasil menggenjot harga gas alam. Para analis menambahkan, masuknya musim dingin di Eropa juga turut membantu pergerakan harga gas alam. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (28/9) hingga pukul 18.00 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Oktober 2022 berada di level US$ 6,73 per mmbtu, naik 1,17% dari hari sebelumnya. Sementara itu harga gas alam di Belanda untuk kontrak bulan depan melonjak lebih dari 10% mendekati €210 per megawatt hour, kemarin. Sehari sebelumnya, harga gas alam di bursa Belanda naik 7%. Ini terjadi karena kekhawatiran baru atas turunnya pasokan dari Rusia.

Baca Juga: Harga Gas Alam Menguat Menjelang Musim Dingin

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan kenaikan harga gas alam Eropa hanya bersifat spekulatif. Sebab menurut dia, sabotase pada pipa gas Nord Stream efeknya kecil pada jumlah pasokan ke Eropa. "Ini karena pipa gas tersebut tidak akan kembali beroperasi sejak penutupan total pada awal bulan ini," ujar Lukman, kemarin. 

Produksi gas alam di Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih turun 100 miliar kaki kubik (bcf) per hari. Minggu lalu, simpanan gas alam AS sebesar 103 bcf, di atas perkiraan di kisaran 93-95 bcf.

Sentimen positif bagi harga gas alam juga datang dari masuknya musim dingin dalam waktu dekat, terutama yang melanda wilayah barat laut Eropam sehingga meningkatkan permintaan. Pelemahan kurs euro turut andil menaikkan harga gas alam. 

Tapi di sisi lain, produksi gas Norwegia juga meningkat di tengah potensi resesi global. Kondisi ini, menurut Lukman, berpotensi kembali menekan harga gas alam. "Saya memperkirakan, harga gas alam akan stabil kisaran € 200 Mwh pada kuartal II-2023," ujar Lukman. 

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, dari sisi teknikal, harga gas alam di bursa Nymex masih dalam tekanan setelah menembus US$ 7,50. Dia menyebut, support penting harga gas selanjutnya ada di level US$ 6,50. Bila tembus, harga bisa ke US$  5,50 per MMbtu.

Baca Juga: Harga Komoditas Rebound Setelah Kemarin Tertekan Penguatan Dolar AS

 

Bagikan

Berita Terbaru

Pertaruhan Besar Nikel RI: Banjir Pasokan di Gudang LME, Kalah Saing Lawan LFP
| Minggu, 28 Desember 2025 | 13:00 WIB

Pertaruhan Besar Nikel RI: Banjir Pasokan di Gudang LME, Kalah Saing Lawan LFP

Indonesia mengalami ketergantungan akut pada China di saat minat Negeri Tirai Bambu terhadap baterai nikel justru memudar.

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 11:15 WIB

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026

Restrukturisasi finansial saja tidak cukup untuk mengembalikan kepercayaan pasar secara total terhadap GIAA.​

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:27 WIB

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali

Perkiraan dana pembelian kembali menggunakan harga saham perusahaan pada penutupan perdagangan 23 Desember 2025, yaitu Rp 710 per saham.

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:12 WIB

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026

Tahun depan, PALM siap berinvetasi di sektor-sektor baru. Kami juga terbuka terhadap peluang investasi pada perusahaan tertutup.

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:03 WIB

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas

HCM,  kontraktor kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi pada Wilayah Kerja Selat Madura berdasarkan production sharing contract dengan SKK Migas.

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:00 WIB

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering

Penyesuaian pola belanja pemerintah pasca-efisiensi di tahun 2025 bisa membuat bisnis hotel lebih stabil.

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:20 WIB

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran

Diversifikasi reksadana campuran memungkinkan investor menikmati pertumbuhan saham sekaligus stabilitas dari obligasi dan pasar uang 

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:15 WIB

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi

Ekonomi dan konsumsi masyarakat berpotensi menguat di 2026. Simak strategi yang bisa Anda lakukan supaya keuangan tetap aman.

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:02 WIB

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Ramainya rencana penerbitan obligasi yang berlangsung pada awal  tahun 2026 dipengaruhi kebutuhan refinancing dan pendanaan ekspansi.

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:00 WIB

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026

Faktor cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah memaksa wisatawan domestik memilih destinasi yang dekat.​

INDEKS BERITA