Efek Perang Dagang AS-China, PHK Sektor Manufaktur di Singapura Naik Tiga Kali Lipat

Rabu, 19 Juni 2019 | 14:37 WIB
Efek Perang Dagang AS-China, PHK Sektor Manufaktur di Singapura Naik Tiga Kali Lipat
[]
Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang Amerika Serikat (AS)-China berakibat pada pemutusan hubungan kerja (PHK) sektor manufaktur di banyak negara. Salah satunya adalah yang terjadi di Singapura.

Data statistik Kementerian Tenaga Kerja Singapura yang dirilis 13 Juni 2019 lewat situs www.mom.gov.sg menyebutkan, jumlah pekerja yang dirumahkan pada kuartal I-2019 mencapai 3.230 orang. Jumlah ini meningkat 28,68% dari kuartal IV-2018 yang sebanyak 2.510 orang.

"Alasan utama PHK adalah penghematan dalam rangka restrukturisasi dan reorganisasi bisnis," terang Kementerian Tenaga Kerja Singapura dalam rilis resminya.   

Seperti ditulis Nikei Asia, Selasa (18/6), dari sebanyak 3.230 pekerja yang di PHK di kuartal I-2019, sebanyak 1,040 diantaranya merupakan pekerja bidang manufaktur. Jumlah itu naik tiga kali lipat dari kuartal IV-2019 yang sebanyak 380 orang.

Akibat dari PHK tersebut, maka total pekerja sektor manufaktur di Singapura kini berjumlah 484.000 orang. Jumlah ini terendah dalam 19 tahun terakhir atau sejak tahun 2005.

Irvin Seah, ekonom DBS Group Holdings Singapura menuturkan, PHK tersebut merupakan fenomena yang berkelanjutan selama bertahun-tahun, terutama karena otomatisasi produksi. Namun, dia menambahkan bahwa perang dagang baru-baru ini telah memperburuk situasi karena berdampak buruk terhadap permintaan ekspor.

Namun ada pula pengamat yang menilai hal tersebut merupakan kondisi yang wajar. Howie Lee ekonom Overseas Chinese Banking Corp menyatakan, saat Singapura berevolusi menjadi kota padat modal dan dibanjiri penggunaan teknologi dalam proses produksi, maka secara alami tenaga kerja di sektor itu akan turun. "Penurunan penggunaan buruh merupakan proses alami dari perkembangan ekonomi sebuah kota yang cerdas," tukas Lee. 

Namun perlu dicatat, Singapura mendapat pukulan telak dari perang dagang AS-China. Ekspor non migas Singapura turun 15,9% per Mei 2019 dibandingkan setahun lalu. Adapun ekspor produk elektronik turun 31,4%.

Pemerintah Singapura lantas menurunkan proyeksi batas atas pertumbuhan ekonominya untuk tahun 2019 dari semula 3,5% menjadi 2,5%. Adapun batas bawah target pertumbuhan ekonomi Negeri Merlion, tetap tidak berubah di angka 1,5%.

Bagikan

Berita Terbaru

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Melambat Jadi 5,04% Gara-Gara Konsumsi Turun
| Rabu, 05 November 2025 | 12:15 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Melambat Jadi 5,04% Gara-Gara Konsumsi Turun

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2025 mencapai 5,04% secara tahunan. 

Sesuai Konsensus, Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,04% di Kuartal III-2025
| Rabu, 05 November 2025 | 12:08 WIB

Sesuai Konsensus, Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,04% di Kuartal III-2025

BPS melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,04% di kuartal III-2025, melambat dibandingkan kuartal II-2025 yang mencapai 5,12%.

Sektor Poultry Menunjukkan Pemulihan, Prospek Saham CPIN Diprediksi Kian Menawan
| Rabu, 05 November 2025 | 08:45 WIB

Sektor Poultry Menunjukkan Pemulihan, Prospek Saham CPIN Diprediksi Kian Menawan

Kenaikan harga broiler dan program MBG mendorong pertumbuhan industri poultry, termasuk PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

Kinerja Lonsum Moncer Per September 2025, Analis Kerek Target Harga Saham LSIP
| Rabu, 05 November 2025 | 08:05 WIB

Kinerja Lonsum Moncer Per September 2025, Analis Kerek Target Harga Saham LSIP

Meski produksi TBS inti turun, pasokan TBS eksternal mendongkrak produksi CPO PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

Kinerja Ekspor Kakao Terancam Melandai
| Rabu, 05 November 2025 | 08:00 WIB

Kinerja Ekspor Kakao Terancam Melandai

Menurut Dekaindo, Penurunan HR dan HPE biji kakao saat ini terjadi seiring penurunan harga di pasar global

Upaya Menjaring Dana Asing
| Rabu, 05 November 2025 | 07:56 WIB

Upaya Menjaring Dana Asing

Menakar potensi tiga indeks co-branded Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama S&P Dow Jones Indices LLC (SPDJI) Amerika Serikat.

Anggaran Program Bahasa Mencapai Rp 12 Triliun
| Rabu, 05 November 2025 | 07:48 WIB

Anggaran Program Bahasa Mencapai Rp 12 Triliun

Program ini akan menyasar lulusan SMA/SMK sederajat yang mau bekerja di luar negeri dengan keahlian pengelasan, perawatan lansia , dan perhotelan

Pendapatan Anjlok 12,5%, Laba ABMM Turun Dua Digit Per Kuartal III-2025
| Rabu, 05 November 2025 | 07:48 WIB

Pendapatan Anjlok 12,5%, Laba ABMM Turun Dua Digit Per Kuartal III-2025

PT ABM Investama Tbk (ABMM) mencatat penurunan kinerja keuangan untuk periode yang berakhir 30 September 2025.

Superior Prima Sukses (BLES) Cetak Pendapatan Rp 1,07 Triliun
| Rabu, 05 November 2025 | 07:45 WIB

Superior Prima Sukses (BLES) Cetak Pendapatan Rp 1,07 Triliun

Pertumbuhan penjualan BLES ikut terdongkrak oleh ekspansi pabrik kelima di Banjarnegara, Jawa Tengah, yang telah beroperasi pada Juli 2025.

Harga Nikel Melorot, Laba Emiten Tetap Berotot
| Rabu, 05 November 2025 | 07:43 WIB

Harga Nikel Melorot, Laba Emiten Tetap Berotot

Permintaan nikel tetap tinggi, terutama dari sektor industri kendaraan listrik dan industri baja. ​Sentimen ini ikut memacu kinerja emiten nikel.

INDEKS BERITA

Terpopuler