Ekonom Prediksi Neraca Dagang untuk Februari Mengalami Defisit

Jumat, 15 Maret 2019 | 07:35 WIB
Ekonom Prediksi Neraca Dagang untuk Februari Mengalami Defisit
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom memprediksi neraca dagang untuk Februari akan defisit karena penurunan  ekspor non migas. Empat ekonom yang dihubungi Kontan, nilai defisit di Februari akan lebih kecil daripada nilai defisit di Januari. Realisasi neraca dagang untuk Februari bakal diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini.

Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Winang Budoyo memprediksi defisit neraca dagang Februari 2019 mencapai US$ 992 juta. Hitungan Winang, defisit lantaran kinerja impor Februari hanya turun sekitar 4% secara tahunan. Sedang penurunan ekspor periode ini lebih besar, yakni 5,2% secara tahunan.

Sebagai pembanding, pada Februari 2018, nilai ekspor mencapai US$ 14,13 miliar dan impor US$ 14,18 miliar. "Kondisinya masih akan sama seperti Januari 2019 lalu," ujar Winang, kamis (14/3).

Ekspor masih mengalami tekanan akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Kedua negara itu merupakan tujuan ekspor non migas terbesar bagi Indonesia.

Perang dagang itu menyebabkan permintaan AS dan China terhadap barang-barang dari Indonesia berkurang. Pada Januari lalu, ekspor ke China hanya US$ 1,71 miliar, susut 10,94% dibandingkan setahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,92 miliar.

Ekonom Eric Sugandi memproyeksikan defisit neraca dagang Februari 2019 sebesar US$ 803 juta. Ia melihat penurunan ekspor nonmigas karena adanya berkurangnya permintaan dari China. Sedangkan ekspor migas masih tumbuh secara bulanan.

Maklum harga komoditas yang sedikit membaik sepanjang Februari 2019 bila dibandingkan bulan sebelumnya. "Namun penurunan ekspor non-migas menyebabkan nilai ekspor secara keseluruhan turun," jelas Eric.

Sementara Ekonom Standard Chartered Aldian Taloputra memprediksi neraca dagang Februari 2019 masih defisit US$ 0,9 miliar. Ia memprediksi baik ekspor maupun impor melambat.

Impor tertekan karena hari kerja yang cenderung lebih pendek. Sedangkan ekspor mengalami tekanan karena harga komoditas yang masih relatif lemah. "Meskipun harga minyak sudah mulai meningkat pada Februari," imbuh Aldian.

Aldian memprediksi ekspor akan turun 5,7% secara tahunan. Sedangkan impor tumbuh 0,5% secara tahunan. Kondisi impor ini meningkat bila dibandingkan impor Januari 2019 yang turun 1,8%.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal juga memprediksi neraca dagang Februari 2019 defisit di kisaran US$ 1 miliar. Penyebabnya pertumbuhan ekspor yang melemah sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara tujuan ekspor seperti China dan Amerika Serikat (AS). "Terutama perlambatan demand pada mitra dagang terbesar kita, China," imbuh Faisal.

Sementara di sisi impor masih relatif sukar untuk ditekan, meskipun ada kemungkinan turun. Akan tetapi penurunan impor diperkirakan lebih kecil dibandingkan dengan penurunan ekspor. 

Potensi surplus

Saat para ekonom pesimistis, Gubernur BI Perry Warjiyo pekan lalu justru memproyeksikan neraca perdagangan Februari 2019 akan mengalami surplus. Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo juga mempertegas proyeksi ini. "Surplus tersebut berasal dari surplus neraca non-migas," jelas Dody yakin

Pada Februari 2019, surplus neraca perdagangan non-migas diperkirakan lebih besar dari neraca perdagangan migas yang justru defisit. Kinerja neraca perdagangan non-migas membaik dari bulan sebelumnya yang mencatat defisit US$ 704,7 juta.

Kendati surplus, kondisi ekspor dan impor non-migas pada bulan Februari 2019 akan mengalami penurun. Laju penurunan impor non-migas lebih tajam dari penurunan ekspor non-migas.

Namun Perry dan Doddy enggan memaparkan nilai prediksi neraca dagang. Pastinya, perhitungan BI ini juga didasarkan dari tren dalam sepuluh tahun terakhir, yakni neraca dagang Februari cenderung surplus.

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek Trimegah Bangun Persada (NCKL) Kinclong, Analis Pasang Rekomendasi Beli
| Jumat, 25 April 2025 | 07:29 WIB

Prospek Trimegah Bangun Persada (NCKL) Kinclong, Analis Pasang Rekomendasi Beli

Prospek PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) diramal tetap solid, didukung oleh proyeksi pertumbuhan produksi dan kontrol biaya yang efisien.

Hartadinata (HRTA) Mengincar Kenaikan Penjualan 60%
| Jumat, 25 April 2025 | 07:26 WIB

Hartadinata (HRTA) Mengincar Kenaikan Penjualan 60%

Kinerja PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) berpeluang meningkat di tengah tren penguatan harga emas sepanjang tahun ini. 

Sikap Trump Melunak, Investor Mulai Melirik Aset Berisiko
| Jumat, 25 April 2025 | 07:19 WIB

Sikap Trump Melunak, Investor Mulai Melirik Aset Berisiko

Sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mulai melunak terkait penetapan tarif ke China, mendorong penguatan sejumlah aset berisiko.

Upaya Efisiensi Unilever Indonesia (UNVR) Mulai Buahkan Hasil
| Jumat, 25 April 2025 | 07:15 WIB

Upaya Efisiensi Unilever Indonesia (UNVR) Mulai Buahkan Hasil

Kendati secara tahunan masih turun, kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mulai membaik secara kuartalan

Hari Ini Jumat (25/4), IHSG Berpotensi Limbung dan Kehilangan Tenaga
| Jumat, 25 April 2025 | 07:12 WIB

Hari Ini Jumat (25/4), IHSG Berpotensi Limbung dan Kehilangan Tenaga

Dari dalam negeri, perhatian pelaku pasar tertuju pada rilis data  money supply M2 atau jumlah uang beredar di Indonesia bulan Maret 2025. 

KPI Capai 78 Juta Barel Realisasi Total Intake
| Jumat, 25 April 2025 | 07:06 WIB

KPI Capai 78 Juta Barel Realisasi Total Intake

KPI memonitor plant availability factor (PAF). Pada kuartal I-2025, PAF tercatat 99,83%, melampaui standar minimal 99%

PLTN akan Menggantikan Pembangkit Berbasis Gas
| Jumat, 25 April 2025 | 07:03 WIB

PLTN akan Menggantikan Pembangkit Berbasis Gas

Pembangunan PLTN dalam negeri masih terkendala belum adanya studi kelayakan atau feasibility study yang memadai.

Tekanan Masih Kuat, Sulit Bagi Rupiah Bisa Menguat
| Jumat, 25 April 2025 | 07:01 WIB

Tekanan Masih Kuat, Sulit Bagi Rupiah Bisa Menguat

Masih sulit bagi rupiah untuk menguat. Inkosistensi Donald Trump menyebabkan investor cenderung menghindari valuta emerging market.

40 Investor Melirik Hulu Migas Indonesia
| Jumat, 25 April 2025 | 07:01 WIB

40 Investor Melirik Hulu Migas Indonesia

Dari 40 investor yang sedang dijajaki, setidaknya beberapa wajah baru telah menunjukkan komitmen kuat,

 Tantangan Mengadang Ekosistem Baterai EV
| Jumat, 25 April 2025 | 06:58 WIB

Tantangan Mengadang Ekosistem Baterai EV

Konsorsium LG mundur dari proyek Titan dan investasi CATL di proyek Dragon menciut lantaran perubahan pangsa pasar

INDEKS BERITA

Terpopuler