Ekonom Proyeksikan Inflasi Naik Tipis selama Maret

Senin, 01 April 2019 | 08:19 WIB
Ekonom Proyeksikan Inflasi Naik Tipis selama Maret
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom memproyeksikan indeks harga konsumen (IHK) melaju perlahan di bulan Maret mengikuti gerak harga komoditas pangan yang stabil. Proyeksi tersebut sejakan dengan tren inflasi selama bulan Maret di tahun-tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik akan mengumumkan angka inflasi untuk Maret hari ini.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksi IHK Maret akan membukukan angka inflasi bulanan 0,10% dan inflasi tahunan 2,47%. Itu berarti angka inflasi tahunan Maret 2019 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan data serupa Februari yang sebesar 2,57%.

Menurut Josua, harga beberapa komoditas pangan turun. Misalnya, harga beras turun 0,5%, harga ayam turun 2,9%, dan harga telur ayam turun 3,2%. Di sisi lain, ada juga sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga, seperti bawang merah, bawang putih, cabai rawit, dan cabai merah keriting.

Kenaikan tarif pesawat terbang serta tarif sewa rumah turut mempengaruhi inflasi Maret, meskipun nilai tukar rupiah dan harga emas perhiasan cenderung stabil.

Ekonom Bhima Yudhistira juga menggarisbawahi inflasi Maret didorong oleh penurunan harga pangan, meski musim hujan mempengaruhi kenaikan harga cabai. "Inflasi Maret kemungkinan antara 0,05% hingga 0,1% atau 3,06% yoy kata Bhima kepada KONTAN, Sabtu (30/3).

Ekonom Center of Reform on Economics Mohammad Faisal memprediksi inflasi Maret 2019 sebesar 0,17% dan 2,56% secara tahunan. Kenaikan tipis tarif transportasi udara, dan kenaikan bawang dan cabai, turut berpengaruh.

Para ekonom sepakat, pemerintah perlu mewaspadai harga bahan makanan pada bulan April. Biasanya, menjelang bulan puasa, harga bahan pangan naik lebih tinggi.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi Maret 0,14%, dengan inflasi tahunan Maret sebesar 2,51%. "Inflasi cukup moderat dan bisa dikatakan itu sangat kecil," kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, Jumat (29/3) lalu.

Kendati begitu BI mengatakan bahwa angka itu bukan mengindikasikan daya beli konsumen rendah, mengingat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berdasarkan survei BI pada Februari tercatat 155,1 atau masih berada di level optimistis. "Confidence konsumen tinggi, baik melalui investasi dan konsumsi," tambah Budi.

Bagikan

Berita Terbaru

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar
| Senin, 23 Desember 2024 | 19:48 WIB

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar

Lexmark perusahaan yang berbasis di Lexington, Kentucky dibentuk sebagai bentuk spin off dari IBM pada bulan Maret 1991.

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler