Ekspansi Luar Negeri, Wijaya Karya (WIKA) Anggarkan Belanja Modal Rp 16 Triliun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT. Wijaya Karya Tbk (WIKA) menyiapkan belanja modal alias capital expendicture (capex) sebesar Rp 16,64 triliun untuk menggapai target kontrak baru di tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi di tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Puspita Anggraeni mengatakan, perusahaan akan lebih gencar berekspansi ke luar negeri. Harapannya, kontribusi kontrak baru dari luar negeri bisa mengerek laba bersih sebesar 10%. Tak hanya itu, WIKA juga menargetkan, 10% kontrak baru akan berasal dari kontrak luar negeri atau setara Rp 6 triliun.
Rencana ekspansi WIKA ke luar negeri menyesuaikan program pemerintah yang memberikan fasilitas kepada negara tujuan tertentu.
Sebelumnya, WIKA menjelaskan akan ekspansi ke Filipina, serta negara di Benua Afrika terutama di Afrika Barat dan Afrika Utara.
Puspita menambahkan, dana belanja modal juga akan mereka gunakan untuk menambah aset tetap, penyertaan modal dan pengembangan usaha di bidang properti gedung. "Kami juga akan menggunakan capex tersebut untuk infrastruktur energi dan pabrik industri," jelas dia.
Ekspansi ke luar negeri dan dana capex WIKA diharapkan bisa membantu untuk mengejar target kontrak baru pada tahun 2019. WIKA menargetkan kontrak baru bisa mencapai Rp 66,74 triliun atau tumbuh 32% dari pencapaian 2018.
Dari target tersebut, sebanyak 29,10% kontrak baru bakal berasal dari project investment. Dengan begitu, perusahaan bisa menciptakan kontrak baru untuk dikerjakan. Kontrak baru tersebut nantinya berasal dari BUMN atau BUMD sebesar 28,15%, lantas dari swasta 27,50%, dan kontrak dari pemerintah sebesar 15,25%.
Pada tahun lalu, realisasi kontrak baru WIKA mencapai Rp 50,56 triliun, lebih tinggi 19,23% dibandingkan capaian kontrak baru di 2017. Capaian tersebut didukung kontribusi dari berbagai segmen bisnis perusahan.
Beberapa segmen tersebut yakni infrastruktur dan gedung sebesar Rp 41,15 triliun, segmen industri sebesar Rp 6,46 triliun, energi dan industrial plant sebesar Rp 1,79 triliun dan segmen properti sebesar Rp 1,17 triliun. "Jika dibandingkan dengan capaian kontrak baru 2017, segmen infrastruktur dan gedung membukukan pertumbuhan paling besar yakni naik 55,78%," kata Puspita.
Di akhir 2018, WIKA berhasil meraih proyek besar seperti ruas tol Bangkinang–Pangkalan KM 57 senilai Rp 8,68 triliun, gedung mixed used Senegal Rp 3,50 triliun dan terminal Kijing Mempawah Rp 2,49 triliun.
Kemudian ada pula proyek terminal dan apron Bandara Sultan Hasanuddin sebesar Rp 2,42 triliun, dan Logement 4.400 unit di Algeria Rp 1,73 triliun.