Ekspansi Luar Negeri, Wijaya Karya (WIKA) Anggarkan Belanja Modal Rp 16 Triliun

Sabtu, 19 Januari 2019 | 07:15 WIB
Ekspansi Luar Negeri, Wijaya Karya (WIKA) Anggarkan Belanja Modal Rp 16 Triliun
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT. Wijaya Karya Tbk (WIKA) menyiapkan belanja modal alias capital expendicture (capex) sebesar Rp 16,64 triliun untuk menggapai target kontrak baru di tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi di tahun ini.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Puspita Anggraeni mengatakan, perusahaan akan lebih gencar berekspansi ke luar negeri. Harapannya, kontribusi kontrak baru dari luar negeri bisa mengerek laba bersih sebesar 10%. Tak hanya itu, WIKA juga menargetkan, 10% kontrak baru akan berasal dari kontrak luar negeri atau setara Rp 6 triliun.

Rencana ekspansi WIKA ke luar negeri menyesuaikan program pemerintah yang memberikan fasilitas kepada negara tujuan tertentu.

Sebelumnya, WIKA menjelaskan akan ekspansi ke Filipina, serta negara di Benua Afrika terutama di Afrika Barat dan Afrika Utara.

Puspita menambahkan, dana belanja modal juga akan mereka gunakan untuk menambah aset tetap, penyertaan modal dan pengembangan usaha di bidang properti gedung. "Kami juga akan menggunakan capex tersebut untuk infrastruktur energi dan pabrik industri," jelas dia.

Ekspansi ke luar negeri dan dana capex WIKA diharapkan bisa membantu untuk mengejar target kontrak baru pada tahun 2019. WIKA menargetkan kontrak baru bisa mencapai Rp 66,74 triliun atau tumbuh 32% dari pencapaian 2018.

Dari target tersebut, sebanyak 29,10% kontrak baru bakal berasal dari project investment. Dengan begitu, perusahaan bisa menciptakan kontrak baru untuk dikerjakan. Kontrak baru tersebut nantinya berasal dari BUMN atau BUMD sebesar 28,15%, lantas dari swasta 27,50%, dan kontrak dari pemerintah sebesar 15,25%.

Pada tahun lalu, realisasi kontrak baru WIKA mencapai Rp 50,56 triliun, lebih tinggi 19,23% dibandingkan capaian kontrak baru di 2017. Capaian tersebut didukung kontribusi dari berbagai segmen bisnis perusahan.

Beberapa segmen tersebut yakni infrastruktur dan gedung sebesar Rp 41,15 triliun, segmen industri sebesar Rp 6,46 triliun, energi dan industrial plant sebesar Rp 1,79 triliun dan segmen properti sebesar Rp 1,17 triliun. "Jika dibandingkan dengan capaian kontrak baru 2017, segmen infrastruktur dan gedung membukukan pertumbuhan paling besar yakni naik 55,78%," kata Puspita.

Di akhir 2018, WIKA berhasil meraih proyek besar seperti ruas tol Bangkinang–Pangkalan KM 57 senilai Rp 8,68 triliun, gedung mixed used Senegal Rp 3,50 triliun dan terminal Kijing Mempawah Rp 2,49 triliun.

Kemudian ada pula proyek terminal dan apron Bandara Sultan Hasanuddin sebesar Rp 2,42 triliun, dan Logement 4.400 unit di Algeria Rp 1,73 triliun.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%
| Jumat, 22 November 2024 | 23:44 WIB

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%

Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya, telah menyerap 60% capex untuk teknologo informasi (TI) yang dianggarkan mencapai Rp 790 miliar di 2024

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

INDEKS BERITA

Terpopuler