Emas Melorot Lagi, Apa Saja Penyebabnya Kali Ini?

Jumat, 22 November 2019 | 05:53 WIB
Emas Melorot Lagi, Apa Saja Penyebabnya Kali Ini?
[ILUSTRASI. Emas batangan dalam bentuk mini.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas kembali menurun pada transaksi Kamis (21/11). Data Reuters menunjukkan, harga emas di pasar spot turun 0,5% menjadi US$ 1.464,43 per troy ounce pada pukul 13.49 waktu New York. Sebelumnya, harga emas sempat menembus level tertinggi dalam dua pekan terakhir di level US$ 1.478,80 per troy ounce sebelum akhirnya berubah arah menjadi negatif.  

Sedangkan harga kontrak berjangka emas turun 0,7% menjadi US$ 1.463,60 per troy ounce.

Baca Juga: Pasar Lelah, Harga Emas Hari Ini Merosot Ke Bawah US$ 1.470

Harga emas tertekan setelah ada laporan bahwa China mengundang negosiator level tinggi AS untuk ronde baru perundingan dagang. Hal ini memberikan harapan baru atas terciptanya kesepakatan dagang antara kedua belah pihak. Namun, sinyal beragam terhadap progres perundingan dagang berhasil menahan kejatuhan harga emas lebih dalam lagi.

"Pasar saham sedikit lemah saat ini, namun emas masih  negatif dan itu cukup mengkhawatirkan. Jika saham terus naik dan ada sejumlah optimisme mengenai kesepakatan dagang, maka saya memprediksi emas akan tertekan," jelas Daniel Pavilonis, senior market strategist RJO Futures kepada Reuters.

Baca Juga: Harga emas Antam hari ini tak berubah, tetap Rp 751.000 per gram

Masih mengutip Reuters, Kementerian Perdagangan China pada Kamis kemarin mengatakan pihaknya akan berusaha untuk mencapai kesepakatan awal dengan AS di mana kedua belah pihak tetap membuka channel perundingan.

The Wall Street Journal juga melaporkan bahwa Beijing telah mengundang negosiator AS untuk perundingan tatap muka babak baru.

Adapun pemberlakuan tarif terhadap barang-barang China selanjutnya akan terjadi pada 15 Desember.

Baca Juga: Lagi, kabar positif seputar kesepakatan dagang: China undang AS berunding di Beijing

Meski demikian, pasar saham global dan pasar mata uang AS masih gugup mengenai nasib perundingan dagang fase satu setelah Washington menyetujui dua RUU yang ditujukan untuk membantu aksi demonstrasi di Hong Kong dan mengingatkan China atas kebijakan hak asasi manusia.

"Sangat jelas harga emas akan terus menanjak, namun kita kemungkinan akan mengalami penurunan sebelum market bergerak naik. Ada kemungkinan kita kembali ke rata-rata pergerakan 200 harian untuk menemukan support, yang berada di level US$ 1.400," tambah Pavilonis.

Baca Juga: Harga komoditas masih lesu, simak rekomendasi saham emiten batubara

Emas telah naik lebih dari 14% di sepanjang tahun ini. Ini bisa jadi merupakan kenaikan tahunan terbesar sejak 2010.

"Ada sejumlah buyer yang membeli saat harga turun dan para pemegang emas masih berharap harga emas akan naik. Namun jika tidak terealisasi dalam jangka pendek, mereka akan melakukan aksi ambil untung sehingga menekan harga emas lebih dalam lagi," jelas analis ABN Amro Georgette Boele kepada Reuters.

Bagikan

Berita Terbaru

Dirut Emiten Afiliasi Haji Isam Mengundurkan Diri, Ada Apa?
| Jumat, 12 Desember 2025 | 10:59 WIB

Dirut Emiten Afiliasi Haji Isam Mengundurkan Diri, Ada Apa?

Bila terjadi kekosongan anggota direksi sehingga jumlahnya kurang dari dua orang, RUPS wajib diselenggarakan paling lambat 90 hari kalender

Patriot Bond Danantara Jilid Kedua Dikabarkan Terbit Lebih Cepat dari Jadwal Awal
| Jumat, 12 Desember 2025 | 08:16 WIB

Patriot Bond Danantara Jilid Kedua Dikabarkan Terbit Lebih Cepat dari Jadwal Awal

Berbeda dengan Patriot Bond jilid I yang kelebihan permintaan (oversubscribe), Patriot Bond II punya cerita berbeda.

SIDO Kebut Penjualan di Akhir Tahun, Laba Kuartal IV-2025 Diproyeksi Melonjak 59%
| Jumat, 12 Desember 2025 | 08:04 WIB

SIDO Kebut Penjualan di Akhir Tahun, Laba Kuartal IV-2025 Diproyeksi Melonjak 59%

Sido Muncul agresif perluas distribusi hingga 100 ribu gerai modern dan luncurkan produk baru. Kinerja ekspor juga meningkat 23% YoY. 

Intikeramik Alamasri (IKAI) Membenahi Fundamental Keuangan
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:50 WIB

Intikeramik Alamasri (IKAI) Membenahi Fundamental Keuangan

IKAI memasuki periode pemeliharaan besar (major maintenance). Artinya mesin-mesin diperbaiki, diservis untuk memastikan tetap berjalan lancar

Marketplace Siap Kerek Biaya Admin
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:45 WIB

Marketplace Siap Kerek Biaya Admin

Pendanaan ke sektor e-commerce tidak sebesar dulu, sehingga beberapa platform melakukan penyesuaian untuk menjaga keberlanjutan operasional.

OJK Relaksasi Kredit Wilayah Bencana
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:29 WIB

OJK Relaksasi Kredit Wilayah Bencana

Kebijakan ini mengacu pada POJK 19/2022 tentang perlakuan khusus bagi lembaga jasa keuangan di daerah terdampak bencana. 

Usulan Status Ojol  Menjadi Pelaku Usaha Mikro
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:25 WIB

Usulan Status Ojol Menjadi Pelaku Usaha Mikro

Akan menyampaikan usulan itu dalam pembahasan Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojol yang bakal dilanjutkan tahun depan.

Bank Incar Pertumbuhan Kredit di Manufaktur
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:18 WIB

Bank Incar Pertumbuhan Kredit di Manufaktur

Perbanas dorong akselerasi kredit manufaktur untuk genjot pertumbuhan ekonomi 2026                  

The Fed Turunkan Bunga, Tapi Rupiah Masih Jadi Ganjalan Investor
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:18 WIB

The Fed Turunkan Bunga, Tapi Rupiah Masih Jadi Ganjalan Investor

Federal Reserve mengisyaratkan hanya akan melakukan satu kali pemangkasan suku bunga tambahan pada 2026.

Membangun Peluang Bisnis Galangan Kapal
| Jumat, 12 Desember 2025 | 07:05 WIB

Membangun Peluang Bisnis Galangan Kapal

Industri nasional siap untuk menangkap peluang dalam memenuhi kebutuhan pembangunan kapal bagi kementerian, lembaga, BUMN maupun pihak swasta.​

INDEKS BERITA

Terpopuler