Berita Market

Emiten Memangkas Nominal Saham Agar Lebih Terjangkau

Rabu, 22 Juni 2022 | 07:00 WIB
Emiten Memangkas Nominal Saham Agar Lebih Terjangkau

Reporter: Kenia Intan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk meningkatkan likuiditas, sebagian emiten memutuskan memecah saham nilai nominal saham. Hari ini (22/6), PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA) akan mulai memperdagangkan saham hasil stock split dengan rasio 1:2. Saham yang tadinya memiliki nilai nominal Rp 100 per saham, akan dipecah menjadi dua saham senilai Rp 50 per saham.

Saham PBSA pada Selasa (21/6), berada pada Rp 750 per saham. Jika mengacu harga kemarin, saham PBSA akan diperdagangkan di Rp 375 setelah stock split. Dalam keterbukaan informasi, PBSA berharap, melalui stock split, harga saham lebih menjangkau investor ritel, sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah pemegang saham.

Awal pekan ini, PT Grand House Mulia Tbk (HOMI) juga sudah diperdagangkan dengan harga baru setelah stock split. Pemecahan nilai nominal HOMI 1:2. Dalam dua hari terakhir, saham HOMI naik berturut-turut 7,69% dan 5% dan ditutup di Rp 735.

Meningkatkan jumlah investor ritel juga menjadi tujuan HOMI. Emiten ini melihat, pertumbuhan investor ritel di bursa cukup baik. Ini mendorong perusahaan melakukan pemecahan saham. "Harapan kami dari pelaksanaan pemecahan saham ini adalah harga saham menjadi semakin terjangkau, sehingga saham perusahaan menjadi likuid," kata Wakil Direktur Utama HOMI, Suryadi, Senin (20/6).

Kendati menarik karena harga saham lebih murah, Analis Phillip Sekuritas Helen, mengingatkan, stock split hanya berdampak pada harga nominal. Tetapi tidak ada dampak ke fundamental dan kinerja perusahaan.

Dalam pengamatannya, stock split dapat berdampak bagi pergerakan saham jangka pendek. "Tapi, jangka panjang, pergerakan saham tetap bergantung pada fundamental, seperti pertumbuhan pendapatan dan laba, serta prospek industri," jelas Helen.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo juga menilai stock split tidak menjamin harga saham naik. Ini terlihat dari harga PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang turun sampai 25% sejak stock split selesai 2 Juni lalu. 

Bila ingin memburu saham emiten yang stock split atau aksi korporasi lain, William mengingatkan investor tetap perlu melihat kondisi emiten serta ekonomi terkini.

William merekomendasikan hold PBSA dan HOMI. Level support dan resistance PBSA, berdasarkan harga lama, ada di Rp 745 dan Rp 900. Sedangkan HOMI di 635-Rp 750.

Terbaru