Emiten Properti Memupuk Aset

Rabu, 17 April 2019 | 08:10 WIB
Emiten Properti Memupuk Aset
[]
Reporter: Agung Hidayat, Andy Dwijayanto, Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pengembang properti terus memupuk aset. Salah satu caranya, mereka agresif menambah cadangan lahan alias landbank.

Berdasarkan catatan KONTAN, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) merupakan emiten properti yang menguasai aset terbesar di Indonesia.

Sepanjang tahun lalu, rata-rata emiten properti mencatatkan pertumbuhan nilai aset, kecuali LPKR. Emiten Grup Lippo ini memiliki aset Rp 49,81 triliun, menurun 12% dibandingkan tahun 2017.

Salah satu emiten properti, CTRA, berencana memupuk aset dengan menambah landbank. Aksi menambah landbank untuk kebutuhan penggantian cadangan lahan yang sebelumnya sudah digunakan. "Sebab kalau tidak, akan menyusut," ujar Harun Hajadi, Direktur CTRA kepada KONTAN, Senin (15/4).

CTRA memiliki portofolio proyek yang beragam, mulai dari sisi geografis, jenis produk hingga segmentasi pasar. Proyek CTRA tersebar dari Medan hingga Palu dengan jenis produk perumahan, pertokoan, perkantoran dan lain-lain. Di sepanjang tahun lalu, aset CTRA tumbuh 7,5% year on year (yoy) menjadi Rp 34,29 triliun.

Sementara PT Intiland Development Tbk (DILD) menyatakan akan menambah landbank secara konservatif. Sepanjang tahun lalu, Intiland Development mencatatkan total landbank mencapai 2.000 hektare (ha).

Tahun ini, mereka tidak akan menambah landbank dalam jumlah besar. Penambahan dilakukan untuk pembulatan lahan saja yang jumlahnya tidak akan besar. "Jadi dari lahan yang ada, jika butuh satu atau dua kaveling yang harus dibeli, maka kami beli untuk memenuhi kebutuhan," ujar Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan Intiland Development.

Proyek kerjasama

Total aset Intiland Development sepanjang tahun lalu tumbuh 8,5% yoy menjadi Rp 14,21 triliun. "Aset kami meningkat lebih karena adanya kenaikan kas dan setara kas. Selain itu, pertumbuhan aset karena ada kenaikan inventory, yang semula barang mentah menjadi barang jadi," ungkap Theresia.

Sedangkan PT PP Properti Tbk (PPRO) mencatatkan peningkatan aset cukup signifikan. Tahun 2017, total asetnya Rp 12,56 triliun dan naik 31,18% yoy menjadi Rp 16,47 triliun pada tahun lalu.

Manajemen PPRO memprediksikan total aset bisa mencapai Rp 20 triliun pada tahun ini. Anak usaha PT PP Tbk (PTPP) ini juga akan menambah landbank secara selektif. Saat ini, PPRO memiliki total landbank seluas 300 ha.

Saat ini PPRO fokus mengajak investor menggarap proyek di lahan milik mereka. Sedangkan untuk menambah lahan, PPRO menetapkan kriteria tertentu.

"Asalkan lahannya bagus, bersedia dibayar dengan unit yang kemudian dikerjasamakan," ujar Indaryanto, Direktur Keuangan.

Bagikan

Berita Terbaru

Penjualan Ritel Masih Tumbuh tapi Melambat, Sinyal Ada Masalah di Ekonomi RI
| Jumat, 18 April 2025 | 13:00 WIB

Penjualan Ritel Masih Tumbuh tapi Melambat, Sinyal Ada Masalah di Ekonomi RI

Meski tak sebagus tahun lalu, emiten peritel diprediksi masih bisa menuai berkah dari momen Ramadan dan Idulfitri 2025.

Dimotori BYD dan Wuling, Pabrikan China Kian Unjuk Gigi di Pasar Mobil Indonesia
| Jumat, 18 April 2025 | 10:00 WIB

Dimotori BYD dan Wuling, Pabrikan China Kian Unjuk Gigi di Pasar Mobil Indonesia

Pabrikan China berhasil mendongkak penjualan di tengah menurunnya penjualan mobil di Indonesia pada kuartal I 2025.

Profit 35,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (18 April 2025)
| Jumat, 18 April 2025 | 09:32 WIB

Profit 35,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (18 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (18 April 2025) 1 gram Rp 1.965.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,88% jika menjual hari ini.

Erajaya (ERAA) Tengah Mempersiapkan Jalan Masuk Bagi Investor Baru di Erafone
| Jumat, 18 April 2025 | 09:00 WIB

Erajaya (ERAA) Tengah Mempersiapkan Jalan Masuk Bagi Investor Baru di Erafone

PT Erafone Artha Retailindo dan PT Teletama Artha Mandiri akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 29 April 2025.

Prospek Kinerja Masih Terjaga, MDKA Akan Perpanjang Umur Tambang Emas Tujuh Bukit
| Jumat, 18 April 2025 | 08:00 WIB

Prospek Kinerja Masih Terjaga, MDKA Akan Perpanjang Umur Tambang Emas Tujuh Bukit

Tahun ini PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membidik target produksi emas sebanyak 100.000 ons hingga 110.000 ons.

Sariguna Primartirta (CLEO) Akan Membagikan Saham Bonus
| Jumat, 18 April 2025 | 07:38 WIB

Sariguna Primartirta (CLEO) Akan Membagikan Saham Bonus

Pembagian saham bonus baru kepada para pemegang saham perusahaan yang berasal dari tambahan modal disetor atau agio saham diusulkan Rp 240 miliar.

Telkom (TLKM) Buyback Saham Senilai Rp 3 Triliun
| Jumat, 18 April 2025 | 07:26 WIB

Telkom (TLKM) Buyback Saham Senilai Rp 3 Triliun

PT  Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) akan melakukan buyback saham maksimal 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh sesuai ketentuan.

Meski Pasar Saham Masih Lesu, Emiten Investasi Siap Menggenjot Portofolio
| Jumat, 18 April 2025 | 07:17 WIB

Meski Pasar Saham Masih Lesu, Emiten Investasi Siap Menggenjot Portofolio

Sejumlah emiten investasi berencana menggenjot portofolio mereka pada 2025. Alokasi belanja modal (capex) jumbo telah disiapkan emiten.

Mengusung Nama Baru, EXCL dan Smartfren Resmi Merger
| Jumat, 18 April 2025 | 07:11 WIB

Mengusung Nama Baru, EXCL dan Smartfren Resmi Merger

Status Smartfren Telecom dan Smart Telecom berakhir. EXCL jadi entitas bertahan dengan nama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. ​

Tarif Royalti Naik, Emiten Minerba Tercekik
| Jumat, 18 April 2025 | 07:03 WIB

Tarif Royalti Naik, Emiten Minerba Tercekik

Kenaikan tarif royalti mineral dan batubara diproyeksi akan membebani kinerja keuangan emiten di sepanjang tahun 2025.  

INDEKS BERITA

Terpopuler