KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar properti, terutama di segmen investasi, diprediksikan mengalami penurunan pada tahun ini. Salah satu pemicunya adalah momentum pemilu yang menyebabkan investor wait and see sehingga menahan belanja.
Meski demikian, para pengembang optimistis pemilu akan berlangsung lancar dan damai. Hal itu akan menjadi katalis positif bagi pertumbuhan bisnis properti yang sepanjang tahun lalu masih stagnan.
Hingga akhir tahun lalu, sejumlah pengembang properti mencatatkan kinerja operasional bervariasi. Mereka adalah PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Jika ditotal, keempat emiten itu membukukan pre-sales Rp 20,3 triliun atau turun 1,8% (yoy) dibandingkan nilai pra-penjualan tahun sebelumnya Rp 20,7 triliun.
SMRA, misalnya, mencatatkan penurunan pre-sales sebesar 5% (yoy) pada tahun lalu. Namun emiten ini tetap optimistis akan mencapai target penjualan pemasaran sebesar Rp 4 triliun hingga akhir tahun 2019. Angka tersebut tumbuh 18% dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar Rp 3,4 triliun.
Sekretaris Perusahaan SMRA Jemmy Kusnadi meyakini penjualan properti tahun ini tidak lesu seperti prediksi sejumlah lembaga riset dan analis. "Di tahun ini, kami masih menargetkan pertumbuhan," kata dia kepada KONTAN, Senin (18/2).
Itu sebabnya SMRA berencana membuka lokasi baru di Makassar untuk pengembangan proyek properti. "Tahun ini kami masih menargetkan kontribusi terbesar dari penjualan landed house dengan strategi pemasaran yang telah disiapkan," kata Jemmy.
Sementara soal kemungkinan The Fed kembali menaikkan fed fund rate (FFR), hal itu tidak akan berdampak signifikan terhadap bisnis properti di Tanah Air.
Apalagi setelah melihat perkembangan saat ini, Jemmy memprediksi The Fed cenderung menahan kenaikan suku bunga. "Kalau bicara masalah politik, kelihatannya cenderung kondusif juga," ungkap dia.
Sementara ASRI masih bisa mencatatkan kenaikan nilai pra-penjualan pada tahun lalu. Tony Rudianto, Sekretaris Perusahaan ASRI menuturkan, angkanya meningkat 94% menjadi Rp 4,3 triliun dari 2017 sebesar Rp 2,2 triliun.
Menurut dia, tahun ini akan menjadi tahun emas bagi bisnis properti dengan menargetkan pre-sales Rp 5 triliun. "Hal ini secara umum menunjukkan bahwa kami menilai bisnis properti akan membaik pada tahun ini," harap Tony.
Sedangkan CTRA menyiapkan empat proyek baru yang segera dirilis tahun ini tanpa terganggu agenda pemilu. "Kami melihat potensi hambatan hanya sekitar satu minggu menjelang pemilu," klaim Harun Hajadi, Direktur CTRA. Dia yakin CTRA meraih pra-penjualan Rp 6,02 triliun, atau tumbuh 4% (yoy).