Emiten Ramai-ramai Buyback Saham Saat IHSG Tengah Tertekan

Jumat, 13 Mei 2022 | 04:40 WIB
Emiten Ramai-ramai Buyback Saham Saat IHSG Tengah Tertekan
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi pembelian kembali (buyback) saham ramai dilakukan emiten tahun ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kini berada di zona merah dinilai menjadi momentum tepat merancang atau melanjutkan aksi buyback.

Kemarin (12/5), IHSG terperosok ke 6.599,84 atau anjlok 3,17%. Selepas libur Idul Fitri, IHSG ditutup memerah dalam empat hari berturut-turut di pekan ini.

Sejak awal tahun, ada 16 emiten melakukan buyback. Terakhir ada PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR).  

Baca Juga: Saham Perbankan Banyak Diobral Asing Saat IHSG Anjlok pada Kamis (12/5)

Senior Technical Analyst Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata menyebut, aksi korporasi ini sebagai akumulasi saat harga murah, kemudian menjualnya kembali ketika pasar sudah recovery. Langkah ini menjadi strategi menyelamatkan earning per share (EPS) secara keseluruhan ketika harga tengah dalam tren turun

Caranya dengan mengurangi jumlah saham beredar lewat aksi buyback tersebut. "Maka ujungnya angka laba per saham relatif tak timpang dengan periode sebelumnya," kata Liza, kemarin.

Perhatikan valuasi

Menurut Liza, aksi korporasi ini memang tidak lantas mendongkrak harga saham. Harga akan kembali ke level wajar sejalan dengan market recovery dan perbaikan performa perusahaan. "Ada banyak regulasi pelaksanaan corporate action ini, seperti persentase saham yang boleh  buyback di pasar," terang Liza.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menyebutkan, buyback pun hanya boleh bagi emiten dengan saldo kas melimpah dan emiten yang belum ada rencana ekspansi. 

Baca Juga: Menakar Prospek Buyback Saham saat IHSG Masih Betah di Zona Merah

Karena itu, untuk bisa menangguk cuan dari aksi korporasi ini, pelaku pasar perlu memperhatikan valuasi saham emiten, apakah benar-benar murah. "Sebab ini bisa saja hanya penilaian manajemen saja," kata Pandhu. 

Karena itu, pelaku pasar perlu memperhatikan anggaran emiten serta jangka waktu pelaksanaan buyback. Jika anggaran kecil, dampaknya tak akan signifikan. 

Demikian pula jangka waktu pelaksanaan. "Karena periode buyback itu semacam periode di mana emiten juga ikut menjaga harga saham agar tidak terlalu jatuh dalam, sebab mendapat tambahan demand dari emiten," ujar Pandhu.

Associate Director of Research & Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, dari deretan saham yang akan menggelar buyback, investor bisa mencermati BBRI, MIKA, HEAL, ADRO, INTP, SRTG dan MDKA. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, M. Nafan Aji Gusta Utama menambahkan, sebaiknya cermati prospek jangka panjang. Secara teknikal, pelaku pasar perlu perhatikan support untuk akumulasi saat trading.   

Baca Juga: Lanjutkan Buyback, Mitra Keluarga (MIKA) Berencana Serap 100 Juta Saham  

Bagikan

Berita Terbaru

Tiga Emiten Tersandung PKPU di November, Termasuk WICO yang Digugat Unilever (UNVR)
| Selasa, 12 November 2024 | 16:59 WIB

Tiga Emiten Tersandung PKPU di November, Termasuk WICO yang Digugat Unilever (UNVR)

Dalam sehari, tiga gugatan didaftarkan sekaligus menyeret PT Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO) ke meja hijau.

IPO AADI, ADRO Bisa Kantongi Rp 41,35 Triliun dari Divestasi Adaro Andalan Indonesia
| Selasa, 12 November 2024 | 13:56 WIB

IPO AADI, ADRO Bisa Kantongi Rp 41,35 Triliun dari Divestasi Adaro Andalan Indonesia

Boy Thohir, Edwin Soeryadjaja hingga TP Rachmat berpeluang jadi pemegang saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).

Perdagangan dan Investasi Masuk ke ASEAN dan India
| Selasa, 12 November 2024 | 09:22 WIB

Perdagangan dan Investasi Masuk ke ASEAN dan India

Kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat juga diperkirakan membawa berkah bagi ASEAN dan India

Tren Kenaikan Posisi Utang Pemerintah Berlanjut
| Selasa, 12 November 2024 | 09:16 WIB

Tren Kenaikan Posisi Utang Pemerintah Berlanjut

Posisi utang pemerintah pusat per akhir September 2024 sebesar Rp 8.473,9 triliun, naik dibanding bulan sebelumnya

Penerimaan Lambat, Pemerintah Berhemat
| Selasa, 12 November 2024 | 09:04 WIB

Penerimaan Lambat, Pemerintah Berhemat

Menteri Keuangan Sri Mulyani INdrawati meminta K/L untuk menghemat anggaran perjalanan dinas minimal 50%

Keyakinan Melorot Lagi,  Duit Tabungan Terusik
| Selasa, 12 November 2024 | 08:45 WIB

Keyakinan Melorot Lagi, Duit Tabungan Terusik

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Oktober 2024 di level 121,1 atau terendah sejak Desember 2022

Ayam Berkotek, Kinerja CPIN Bersolek
| Selasa, 12 November 2024 | 07:43 WIB

Ayam Berkotek, Kinerja CPIN Bersolek

Seiring kenaikan harga jual ayam, kinerja PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk (CPIN) diproyeksi bisa membaik di akhir tahun

Kupon di Atas 6%, ST013 Sudah Terjual Sekitar Rp 2 Triliun
| Selasa, 12 November 2024 | 07:39 WIB

Kupon di Atas 6%, ST013 Sudah Terjual Sekitar Rp 2 Triliun

Daya beli kelas menengah yang saat ini tengah menurun menjadi tantangan penyerapan sukuk tabungan seri 013 

Pemerintah Efisiensi, Bisnis Hotel Jadi Sepi
| Selasa, 12 November 2024 | 07:25 WIB

Pemerintah Efisiensi, Bisnis Hotel Jadi Sepi

Menteri Keuangan menginstruksikan agar setiap K/L memangkas anggaran perjalanan dinas hingga 50% dari sisa anggaran tahun 2024.

Direktur Dayamitra Borong Saham Mitratel (MTEL)
| Selasa, 12 November 2024 | 07:21 WIB

Direktur Dayamitra Borong Saham Mitratel (MTEL)

Direktur PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) Hendra Purnama menambah porsi kepemilikan saham di perseroan.

INDEKS BERITA

Terpopuler