Emiten Tambang Pelat Merah Masih Bisa Raup Untung

Meski kenaikan premi terbilang tak terlalu tinggi, namun pelaku industri berhasil menekan rasio klaim menjadi 36% dari 44,2% di akhir tahun 2024.

Anak usaha hampir tak punya ruang untuk menolak proyek yang ditetapkan induk, terutama ketika mayoritas portofolionya bergantung pada induk.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 76,.61 poin atau 0,93% menjadi 8.318,53 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/11).

Untuk mendukung ekspansi tersebut, dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar disiapkan.

Dalam kondisi ekonomi sulit, sejumlah perusahaan pembiayaan bisa lebih beruntung karena dimiliki perbankan sebagai induk usaha.

Ketidakpastian pasar global dan tantangan politik dan perekonomian nasional turut mewarnai pencapaian kinerja emiten kawasan industri.

Isu krusial di pasar saham Indonesia adalah soal kemampuan finansial investor untuk menampung tambahan saham di pasar dalam jumlah besar.​

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2025 mencapai 5,04% secara tahunan. 

BPS melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,04% di kuartal III-2025, melambat dibandingkan kuartal II-2025 yang mencapai 5,12%.

Kenaikan harga broiler dan program MBG mendorong pertumbuhan industri poultry, termasuk PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).