Enam Emiten Berganti Bisnis, Tiga Diantaranya ke Sektor Pertambangan

Jumat, 28 Juni 2019 | 19:26 WIB
Enam Emiten Berganti Bisnis, Tiga Diantaranya ke Sektor Pertambangan
[]
Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sektor pertambangan tetap menarik minat pelaku bisnis, tak terkecuali bagi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal tersebut tergambar dari evaluasi tahunan BEI atas klasifikasi industri bagi sejumlah emiten di bursa efek.

BEI mencatat, terdapat enam emiten yang berganti lini bisnis. Tiga diantaranya beralih ke sektor pertambangan. Ketiga emiten itu adalah PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

TRAM awalnya bernaung di sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi. Kini, TRAM sudah mulai terjun ke sektor pertambangan, khususnya pertambangan batubara. Kehadiran TRAM di sektor tambang ditandai dengan kepemilikan anak usaha di bisnis ini, yakni PT Gunung Bara Utama (GBU). Hingga akhir tahun 2018, produksi GBU sudah mencapai 2,6 juta ton.  

Mei lalu, TRAM juga sudah menandatangani kerjasama dengan anak usaha Adaro Group, PT Alam Tri Abadi, berkaitan dengan kerjasama pengembangan logistik dan infrastruktur pertambangan di Kalimantan. TRAM nantinya akan menangani keperluan logistik dan infrastruktur Alam Tri Abadi.

Sedangkan MTFN yang semula dikenal sebagai emiten keuangan, kini mengalihkan bisnis utamanya ke sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi. Sebagai penanda, sejak tahun 2017 MTFN sudah mencaplok PT Indo Kilang Prima (IKP), PT Indo LNG Prima (ILP) dan PT Indogas Kriya Dwiguna (IKD).

Lewat ILP, MTFN berencana membangun dua kilang LNG, yakni di Sumenep dan Riau. Guna proyek ini, MTFN membutuhkan pendanaan hingga US$ 150 juta.

Demikian juga dengan BRMS. Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini, awalnya merupakan emiten perdagangan jasa, dan investasi. Namun kini BRMS sudah mulai akrab dengan bisnis pertambangan. Sejumlah aset sudah BRMS miliki, sebut saja misalnya Gorontalo Minerals dan Dairi Prima Mineral.  

Sementara itu, tiga emiten lainnya yang berganti lini bisnis adalah PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI), PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) dan PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA).

IKAI yang awalnya merupakan emiten industri dasar dan kimia, kini bergelut di bidang perdagangan, jasa, dan investasi. Lebih spesifik lagi IKAI kini menjalani bisnis di sektor perdagangan, jasa dan investasi, khususnya sub sektor restoran, hotel dan pariwisata. 

Demikian juga dengan RIMO. Perusahaan yang sahamnya juga dimiliki Benny Tjokrosaputro itu, saat ini sibuk berbisnis di sektor properti, real estat, dan konstruksi bangunan. Lebih spesifik, RIMO kini bergulat di sub sektor properti dan real estat. Sebelumnya, RIMO merupakan emiten perdagangan, jasa dan investasi.

Sama dengan RIMO, MABA kini fokus pada sektor dan sub sektor properti dan real estat. Sebelumnya MABA berusaha di sektor perdagangan, jasa dan investasi.

Pencatatan perubahan sektor industri atas enam emiten tersebut baru efektif dicatatkan oleh BEI mulai 1 Juli 2019.

Bagikan

Berita Terbaru

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol
| Rabu, 31 Desember 2025 | 09:01 WIB

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2025                   

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:56 WIB

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026

PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) telah merealisasikan pembukaan 27 toko baru di sepanjang tahun 2025.

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:45 WIB

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang

AS bakal mendapatkan keuntungan strategis sementara RI hanya mendapat pembebasan tarif              

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:48 WIB

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun

PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) mengumumkan dua transaksi afiliasi dengan nilai total Rp 2,79 triliun.

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:45 WIB

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar

Pergerakan pasar dipengaruhi kombinasi profit taking akhir tahun.Kewaspadaan jelang rilis PMI China, serta risiko geopolitik.

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:44 WIB

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mengantongi fasilitas kredit jumbo dari PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 5 triliun. 

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:39 WIB

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis

Transformasi mencakup penguatan bisnis energi dan logistik, khususnya yang berkaitan dengan elektrifikasi alat angkut di sektor pertambangan. ​

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:32 WIB

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini

Emiten konsumer dan ritel tak bisa berharap banyak pada dampak bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 900.000 yang dikucurkan pemerintah. 

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:15 WIB

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi

Ekonom memprediksi penyaluran kredit di tahun 2026 berpotensi tumbuh 9%, di atas proyeksi target tahun ini

Mengebut Pembangunan Huntara di Sumatra
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mengebut Pembangunan Huntara di Sumatra

Hingga akhir Desember 2025, tercatat sebanyak 47.149 unit rumah mengalami rusak berat akibat banjir dan tanah longsor di Aceh, dan Sumatra

INDEKS BERITA

Terpopuler