Erick Thohir Ingin BI Kucurkan Bunga 0%

Rabu, 01 Maret 2023 | 05:30 WIB
 Erick Thohir Ingin BI Kucurkan Bunga 0%
[]
Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usulan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menghadirkan kredit mikro tanpa bunga terus bergulir. Kementerian BUMN dan Bank Indonesia (BI) telah membentuk tim mewujudkan rencana yang berisiko tinggi tersebut.

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, skema tersebut akan melibatkan BI dan kelompok bank himpunan milik negara (Himbara). Bila BI memberikan dana dengan bunga 0% kepada Himbara, bunga kredit mikro dan UMKM yang disalurkan bank-bank itu bisa diturunkan beberapa persen. 

"Kemarin di Komisi VI DPR, ditanyakan bagaimana bisa memberikan kredit UMKM lebih murah. Nah tentu apa yang sudah kita bicarakan dengan BI, bagaimana BI bisa memberikan dana murah ke Himbara dengan bunga 0%," ujar Erick, Selasa (28/2). 

Dia tak merinci apakah skema itu akan digabungkan dengan subsisi bunga. Ia hanya menekankan, pemerintah saat ini sudah punya program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 3%.

Erick menambahkan program KUR dengan bunga demikian murah tak bisa dijalankan sepanjang tahun. Pemerintah harus melakukan efisiensi, sehingga tak semua pelaku UMKM bisa disubsidi mengingat jumlah masyarakat terus bertambah.

Sejauh ini, Erick mengklaim, BI merespons positif usulan tersebut dengan membentuk tim yang akan merumuskannya menjadi program. Tim ini terdiri dari dua perwakilan BI dan dua Wakil Menteri BUMN. 

Pengamat dan Ekonom Yanuar Rizky menjelaskan, skema seperti itu disebut dengan quantitative easing (QE). Menurutnya, hal itu memungkinan dilakukan tetapi mengandung risiko. Jika gagal, bakal mengerek tingkat inflasi.

Dia bilang, BI harus secara independen menyampaikan konsepnya agar tepat sasaran. Selain itu, skema itu juga harus diuji di publik serta lewat konsensus antara BI, DPR dan Pemerintah. 

"Sektor mikro juga harus tepat sasaran, terkait penciptaan lapangan kerja, peningkatan rantai supplai dan money creation Kalau gagal akan seperti QE di Amerika, yang malah menyulut inflasi," ujar Yanuar pada KONTAN.

Yanuar memandang, QE tidak cukup kredibel jika melihat pola politik ekonomi saat ini yang cenderung mengampangkan masalah dengan membuat kebijakan populis.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:15 WIB

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun

Insentif yang dimaksud, antara lain berupa insentif kawasan berikat, penanaman modal, serta kebutuhan pertahanan dan keamanan.

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:04 WIB

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%

Data terbaru Mandiri Spending Index mengindikasikan belanja masyarakat hingga 8 Desember 2024 terkerek momentum Nataru

INDEKS BERITA

Terpopuler