Fast Food Indonesia (FAST) Maksimalkan Potensi Konsumen Mobile

Senin, 08 Juli 2019 | 05:07 WIB
Fast Food Indonesia (FAST) Maksimalkan Potensi Konsumen Mobile
[]
Reporter: Anastasia Lilin Y, Andy Dwijayanto | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis restoran memang bagai gula yang dirubung semut. Persaingannya sangat ketat. Maka dari itu, salah satu pelaku industri seperti PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) menempuh beragam cara agar nilai dan volume penjualan selalu bertambah.

Selain berinovasi dalam produk, Fast Food Indonesia serius mengembangkan aneka jaringan pemasaran. Salah satunya dengan memperkuat layanan KFC Drive-Thru. Targetnya adalah pelanggan di kota-kota besar yang mobilitasnya tinggi dengan kesibukan yang padat.

Fast Food Indonesia bisa menyematkan layanan KFC Drive-Thru di gerai yang berdiri sendiri alias standing alone. "Saat ini layanan Drive Thru kami sudah sekitar 15% dari total gerai," ujar Shivashish Pandey, Direktur PT Fast Food Indonesia Tbk kepada KONTAN, Jumat (5/7).

Mengintip laporan tahunan 2018, Fast Food Indonesia membuka tujuh gerai KFC berisi layanan Drive-Thru. Perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimilik oleh Keluarga Gelael dan Keluarga Salim tersebut, kemudian mengoperasikan total 109 KFC Drive-Thru.

Menurut catatan internal Fast Food Indonesia, penjualan dari KFC Drive-Thru meningkat sebesar 21% year on year (yoy) atau berkontribusi sekitar 4,9% terhadap total pendapatan tahun lalu. Peningkatan penjualan sejalan dengan bertambahnya pengunjung sebesar 14,3%.

Fast Food Indonesia berharap bisa melanjutkan performa KFC Drive-Thru pada tahun ini. Strategi perusahaan berkode saham FAST di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu dengan terus mengembangkan layanan yang disebut New Concept of Drive-Thru (NCDT). Dari jumlah gerai KFC Drive-Thru tadi, sebanyak 73 gerai telah menerapkan NCDT.

Tentu ekspansi gerai KFC Drive-Thru juga menjadi agenda tahun ini. Informasi saja, sepanjang 2019, Fast Food Indonesia telah mencanangkan target penambahan 60 gerai baru. Dari Januari-Mei, mereka sudah merealisasikan 25 gerai baru.

Menyesuaikan lokasi

Alhasil, dari Juni hingga akhir tahun nanti, Fast Food Indonesia harus mengejar sisa target penambahan gerai baru sebanyak 35. Hanya saja, mereka tidak secara spesifik menyebutkan porsi KFC Drive-Thru yang akan ditambah. "Iya nanti yang baru juga akan ada drive thru, tergantung dengan lokasi dan kebutuhan," kata Shivashish.

Yang pasti, ekspansi gerai tahun ini memanfaatkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 550 miliar. Fast Food Indonesia berharap penambahan gerai baru bisa mendukung target pendapatan 2019 yang mencapai Rp 6,8 triliun.

Kembali mengintip laporan tahun 2018, hingga akhir tahun lalu Fast Food Indonesia mengoperasikan total 689 gerai. Perinciannya meliputi 123 standing alone, 210 in-line, 233 mal, 41 foodcourt, 81 KFC Box dan satu mobile catering.

Ratusan gerai tersebut mendatangkan pendapatan Rp 6,02 triliun pada tahun lalu atau naik 13,58% yoy. Dalam laporan tahunan tadi, manajemen Fast Food Indonesia menjelaskan jika performa Layanan Pesan Antar, Layanan Pesanan Besar, Pesta Ulang tahun, KFC Coffee dan KFC Drive-Thru sangat mendukung pertumbuhan kinerja 2018.

Tak heran kalau Fast Food Indonesia juga memacu aneka unit bisnis tersebut. Unit Layanan Pesan Besar atau KFC Catering misalnya, tahun lalu menorehkan pendapatan senilai Rp 43,7 miliar atau tumbuh 6,6% dengan kenaikan transaksi 2,1%. Kalau pendapatan Layanan Pesta Ulang Tahun mencapai Rp 112,2 miliar atau naik 4,9% yoy.

Bagikan

Berita Terbaru

Rumor ANZ Jual PNBN ke Mu'min Ali Gunawan, Angkat Saham Panin Group
| Kamis, 27 November 2025 | 07:58 WIB

Rumor ANZ Jual PNBN ke Mu'min Ali Gunawan, Angkat Saham Panin Group

Semestinya kalau informasi tersebut benar, ANZ maupun Panin Financial berkewajiban melaporkan perubahan itu kepada publik dan otoritas.

Industri Ban Tertekan Kebijakan Trump, Pasar Domestik yang Suram Hingga Laba Tertekan
| Kamis, 27 November 2025 | 07:53 WIB

Industri Ban Tertekan Kebijakan Trump, Pasar Domestik yang Suram Hingga Laba Tertekan

Amerika Serikat (AS) merupakan pasar ekspor ban terbesar bagi Indonesia, dengan porsi mencapai 40%-45%.

Kasus Pajak
| Kamis, 27 November 2025 | 07:05 WIB

Kasus Pajak

Jadi pekerjaan rumah pemerintah untuk terus meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat ditengah marak kasus korupsi pajak.

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP
| Kamis, 27 November 2025 | 07:00 WIB

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP

Kasus korupsi di ASDP yang melibatkan para mantan petinggi BUMN ini merupakan ujian integritas dan kualitas pengambilan keputusan.​

Harga Saham DNAR Lompat Kodok, Begini Kata Direktur OK Bank Soal Upaya Mengerek Modal
| Kamis, 27 November 2025 | 06:57 WIB

Harga Saham DNAR Lompat Kodok, Begini Kata Direktur OK Bank Soal Upaya Mengerek Modal

Lonjakan harga saham PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) seiring rencana OJK mengubah aturan permodalan bank umum.

Tekanan Jual Saham Mantan MSCI Mulai Mereda
| Kamis, 27 November 2025 | 06:57 WIB

Tekanan Jual Saham Mantan MSCI Mulai Mereda

Setelah aksi jual mulai reda, analis menilai terdapat peluang rebound di saham-saham yang keluar dari MSCI

HAIS Membidik Pendapatan Tumbuh 5%
| Kamis, 27 November 2025 | 06:54 WIB

HAIS Membidik Pendapatan Tumbuh 5%

Emiten jasa angkut pelayaran ini optimistis, permintaan dari pelanggan dan utilitas armada masih cenderung stabil.

Rupiah Terpengaruh Sentimen Eksternal pada Rabu (26/11)
| Kamis, 27 November 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Terpengaruh Sentimen Eksternal pada Rabu (26/11)

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot turun 0,04% secara harian ke Rp 16.664 per dolar AS. 

Merger Batal, Bank MNC dan Bank Nobu Didorong Tambah Modal
| Kamis, 27 November 2025 | 06:20 WIB

Merger Batal, Bank MNC dan Bank Nobu Didorong Tambah Modal

Merger antara Bank Nobu dan Bank MNC yang sempat diharapkan jadi konsolidasi sukarela percontohan di Tanah Air resmi batal. ​

Investor Institusi Domestik Mulai Melirik Investasi di Aset Digital
| Kamis, 27 November 2025 | 06:15 WIB

Investor Institusi Domestik Mulai Melirik Investasi di Aset Digital

Indonesia berada di posisi ke-7 setelah India, Amerika Serikat, Pakistan, Vietnam, Brasil, dan Nigeria dalam adopsi kripto institusional. 

INDEKS BERITA

Terpopuler