Fitch Beri Peringkat AAA untuk Obligasi dan Sukuk XL Axiata (EXCL)

Senin, 04 Februari 2019 | 17:19 WIB
Fitch Beri Peringkat AAA untuk Obligasi dan Sukuk XL Axiata (EXCL)
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Fitch Ratings Indonesia menetapkan peringkat nasional jangka panjang AAA untuk obligasi dan sukuk yang diterbitkan PT XL Axiata Tbk (EXCL) senilai masing-masing Rp 1 triliun.

Obligasi ini merupakan surat utang tahap kedua dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai Rp 5 triliun. Perusahaan telekomunikasi itu akan menggunakan dana dari penerbitan obligasi untuk belanja modal yang terkait jaringan seperti pembelian base-station subsystem dan peralatan fibre-optic transmission

Christie Pardede, Analis Fitch mengatakan, peringkat AAA ini menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan Fitch pada skala peringkat nasional untuk Indonesia. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau surat utang dengan ekspektasi resiko gagal bayar yang terendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.

Fitch memperkirakan belanja modal/pendapatan meningkat ke 30%-36% di tahun 2018-2019, dari sebelumnya 29,3%. Hal ini didorong oleh peluncuran jaringkan LTE (Long-Term Evolution) yang agresif dan perluasan cakupan telekomunikasi seluler diluar pulau Jawa. 

Strategi kepemimpinan data XL juga akan menaikkan tekanan belanja modal, yang diperkirakan sekitar Rp 8 triliun-Rp 9 triliun. Peringkat XL juga didorong oleh dukungan positif dari induknya, Axiata. 

Fitch juga memprediksi, XL akan membiayai kembali (refinance) porsi dari pinjamannya saat jatuh tempo di tahun 2019. Pasalnya, per akhir September 2018, saldo kas perusahaan yang mencapai Rp 2,4 triliun, tidak mencukupi untuk menutupi utang jangka pendek dan kewajiban sewa sebesar Rp 6,2 triliun selama setahun ke depan. 

"Namun, kami percaya bahwa XL memiliki kemampuan untuk membiayai kembali pinjamannya, dengan akses ke pinjaman dan pasar modal," ujarnya, Senin (4/2).

Rencana XL untuk membiayai kembali pinjaman bank sebesar US$ 300 juta yang jatuh tempo di bulan Maret 2019 dengan utang dalam rupiah juga seharusnya dapat mengurangi eksposur perusahaan terhadap fluktuasi valuta asing.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA