FOMO Emas

Rabu, 16 April 2025 | 09:16 WIB
FOMO Emas
[ILUSTRASI. TAJUK - Barratut Taqiyyah (Ita)]
Barratut Taqiyyah | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian global, termasuk perekonomian Indonesia, tengah terguncang dalam beberapa waktu terakhir. Pasar saham anjlok dan nilai tukar mata uang pun bergerak fluktuatif. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi tersebut. Salah satu yang tengah menjadi perbincangan hangat adalah kebijakan tarif resiprokal Presiden AS. Kondisi ini menunjukkan perekonomian dunia sudah tidak lagi dikelola dengan patokan dasar sehingga memicu ketidakpastian.

Di tengah kondisi ini, emas muncul sebagai pilihan masyarakat sebagai aset investasi. Lihat saja kondisi yang terjadi di China. Negeri Panda itu mengalami lonjakan tajam dalam perdagangan emas pada minggu lalu. Harga logam mentereng itu mencapai level rekor berturut-turut seiring meningkatnya ketegangan perdagangan Tiongkok-AS. Bloomberg melaporkan, permintaan emas menguat, karena investor mencari tempat yang aman saat perang dagang baru terjadi antara dua ekonomi teratas dunia. 

Kondisi serupa juga terjadi di Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang berbondong-bondong berburu emas Antam di Butik Emas Logam Mulia Antam baik di Jakarta maupun sejumlah daerah lainnya. Mereka yang berburu emas Antam bahkan rela mengantre dari subuh demi mendapatkan emas Antam. 

Selain disebabkan oleh kondisi ekonomi dunia yang tengah bergejolak, lonjakan pembeli disinyalir juga dipengaruhi oleh fenomena Fear of Missing Out (FOMO). Maksudnya, banyak orang yang membeli emas karena takut ketinggalan tren, saat harga emas mulai naik. Akan tetapi, masyarakat harus berhati-hati dalam memburu emas di situasi seperti ini. Mengutip pendapat salah seorang perencana keuangan AS Lee Baker, saat ini banyak investor yang tergoda oleh keuntungan yang tinggi sehingga bereaksi spontan dan membeli sejumlah besar emas, dan, dalam prosesnya melakukan kesalahan investasi umum dengan membeli saat harga tinggi dan menjual saat harga rendah.

Selain itu, masyarakat juga harus meningkatkan kewaspadaan seiring banyaknya peredaran emas palsu. Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) mengimbau sebelum membeli emas, masyarakat harus memastikan bahwa emas yang dibeli memiliki sertifikat dan benar-benar asli. Dalam berinvestasi emas, sebaiknya investasi dilakukan dalam jangka Panjang. Akan tetapi, jika investasi dilakukan dalam jangka pendek untuk tujuan spekulatif, masyarakat harus lebih waspada. 

Masyarakat harus kritis dan meningkatkan literasi agar terhindar dari aksi penipuan dan kerugian dalam berinvestasi emas. FOMO boleh, bodoh jangan!

Bagikan

Berita Terbaru

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025
| Minggu, 14 Desember 2025 | 17:29 WIB

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025

Analis menyebut bahwa KLBF turut memiliki peluang rebound sebab sisi kinerja keuangan, pertumbuhan operating income dan net income masih positif.

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak
| Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04 WIB

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak

Reli IHSG yang beberapa kali menembus rekor tertinggi, tak lepas dari meningkatnya aktivitas investor ritel, termasuk dari kelompok usia muda

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:59 WIB

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO

Sebagian besar dana IPO terserap untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pembangunan infrastruktur fisik. 

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43 WIB

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan periode non-cancellation pada sesi pra-pembukaan dan pra-penutupan mulai 15 Desember 2025

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:39 WIB

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi

Meskipun trafik data naik, emiten sektor telekomunikasih masih dibayangi persaingan harga yang ketat

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global
| Minggu, 14 Desember 2025 | 06:00 WIB

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,32% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,33%.

Animo Investor Saham
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:50 WIB

Animo Investor Saham

​Kenaikan IHSG terdorong oleh peningkatan investor pasar modal di dalam negeri yang semakin melek berinvestasi saham.

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:35 WIB

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera

Banjir dan longsor membuat layanan telekomunikasi di sejumlah wilayah Sumatera lumpuh. Dalam situasi ini, keandalan peru

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:10 WIB

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas

Banjir dan longsor yang melanda Sumatera akhir November bukan hanya merenggut ratusan nyawa, tapi bikin meriang perdagangan.

 
Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

INDEKS BERITA

Terpopuler