Force Majeure Ladang Minyak Libya Menambah Kekhawatiran Pasokan, Harga Minyak Naik

Senin, 18 April 2022 | 19:58 WIB
Force Majeure Ladang Minyak Libya Menambah Kekhawatiran Pasokan, Harga Minyak Naik
[ILUSTRASI. Harga minyak naik pada Hari Senin (18/4) dalam perdagangan yang berombak dengan minyak mentah Brent mencapai US$ 112 per barel REUTERS/Lucy Nicholson]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak naik pada Hari Senin (18/4) dalam perdagangan yang berombak dengan minyak mentah Brent mencapai US$ 112 per barel. Pemadaman fasilitas minyak di Libya yang memperdalam kekhawatiran atas ketatnya pasokan global dan krisis Ukraina berlarut-larut, mengimbangi kekhawatiran perlambatan permintaan China. 

Pada Hari Senin (18/4), National Oil Corp Libya memperingatkan gelombang penutupan yang menyakitkan mulai menghantam fasilitasnya. Badan itu menyatakan force majeure di ladang minyak Al-Sharara dan lokasi lain.

Situasi di Libya menambah tekanan terhadap pasokan minyak yang sebelumnya sudah terbeban sanksi terhadap Rusia. "Dengan pasokan global yang sekarang sangat ketat, bahkan gangguan yang paling kecil pun kemungkinan akan berdampak besar pada harga," kata Jeffrey Halley, Analis OANDA.

Baca Juga: Permintaan Domestik Berkurang, Ekspor Bensin China pada Bulan Maret 2022 Melonjak

Minyak mentah Brent yang merupakan patokan global, naik 72 sen atau 0,6% menjadi US$ 112,42 pada 1225 GMT. Namun level itu sudah turun dari posisi tertinggi sejak 30 Maret di US$ 113,80 yang sempat dicapai di awal sesi. Minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik 14 sen atau 0,1% menjadi US$ 107,09.

Perkembangan Libya mengimbangi kekhawatiran tentang permintaan di China dengan posisi ekonomi melambat pada Bulan Maret. Perlambatan ekonimi menghilangkan angka pertumbuhan kuartal pertama dan memperburuk prospek yang sudah melemah oleh pembatasan Covid-19.

"Beberapa investor Asia membukukan keuntungan karena mereka menjadi khawatir tentang melambatnya permintaan di China," kata Satoru Yoshida, Analis Komoditas Rakuten Securities.

Baca Juga: Bank Sentral Thailand: Pengetatan Kebijakan Moneter Tunggu Ekonomi Pulih Lebih Kuat

Data pada Hari Senin (18/4), juga menunjukkan pada Bulan Maret 2022 China menyuling minyak 2% lebih sedikit dari tahun sebelumnya. Throughput turun ke level terendah sejak Oktober karena lonjakan harga minyak mentah menekan margin dan penguncian yang ketat mengurangi permintaan.

Pada Bulan Maret 2022, minyak melonjak ke level tertinggi sejak 2008. Posisi mnyak Brent sempat mencapai US$ 134.

Pada Hari Jumat Interfax melaporkan ada kekhawatiran yang lebih dalam membayangi tentang kerugian pasokan. Produksi Rusia turun 7,5% pada paruh pertama April dari Maret 2022. Sementara Pemerintah Uni Eropa (UE) mengatakan pekan lalu bahwa eksekutif blok itu sedang menyusun proposal untuk melarang minyak mentah Rusia.

Komentar UE muncul sebelum eskalasi dalam perang Ukraina. Pihak berwenang Ukraina mengatakan rudal menghantam Lviv pada Hari Senin (18/4) pagi dan ledakan mengguncang kota-kota lain ketika pasukan Rusia terus melakukan pemboman setelah mengklaim hampir menguasai penuh pelabuhan Mariupol.

Bagikan

Berita Terbaru

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025
| Rabu, 19 November 2025 | 15:26 WIB

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur 18-19 November 2025.

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement
| Rabu, 19 November 2025 | 11:07 WIB

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement

Dana dari hasil private placement  akan digunakan PT Mitra Investindo Tbk (MITI) untuk pengembangan usaha perseroan ini dan grup usaha.

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut
| Rabu, 19 November 2025 | 11:02 WIB

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut

Di entitas baru tersebut,  PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menggenggam kepemilikan saham sebesar 99,99% atau senilai Rp 57,75 miliar.

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA
| Rabu, 19 November 2025 | 09:59 WIB

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA

DSSA makin terlihat oleh manajer investasi global usai masuk ke MSCI Global Standard Index dan FTSE Global Equity Series.

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi
| Rabu, 19 November 2025 | 09:37 WIB

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi

Selain karena faktor valuasi yang dinilai masih murah, saham ASII jadi incaran asing karena fundamental yang solid.

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish
| Rabu, 19 November 2025 | 08:32 WIB

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish

Penguatan harga saham AKRA didukung kinerja keuangan yang solid dan pengembangan Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE).

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis
| Rabu, 19 November 2025 | 08:10 WIB

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis

Meskipun laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun, pertumbuhan segmen regasifikasi dan LNG jadi penopang.

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak
| Rabu, 19 November 2025 | 07:45 WIB

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak

Segmen bisnis rumah tapak milik GPRA tercatat menyumbang sekitar 80% terhadap total penjualan perseroan.

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun
| Rabu, 19 November 2025 | 07:30 WIB

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun

Manajemen ERAA melihat, secara historis momentum Nataru menjadi salah satu periode penting bagi industri ritel.

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce
| Rabu, 19 November 2025 | 07:20 WIB

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce

Produk-produk lokal tengah menghadapi tantangan banjir produk impor berkualitas baik, namun berharga murah.

INDEKS BERITA

Terpopuler