Formulasi Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Final

Selasa, 06 Agustus 2019 | 06:29 WIB
Formulasi Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Final
[]
Reporter: Abdul Basith | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus menggodok rencana kenaikan tarif iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Pemerintah masih mencari formulasi yang pas agar bisa menjadi salah satu solusi mengatasi defisit keuangan di BPJS Kesehatan.

Kenaikan tarif ini diperlukan lantaran keluhan BPJS Kesehatan yang kekurangan pemasukan.

Sementara klaim yang harus di bayar saban tahun terus meningkat.

"Kami masih mematangkan formulasi tarif iuran agar tidak membebani masyarakat dan tidak membebani APBN," ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Senin (5/8).

Puan bilang pemerintah akan melihat peserta BPJS Kesehatan secara keseluruhan, termasuk peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang ditanggung oleh pemerintah.

Saat ini jumlah peserta PBI yang jadi tanggungan pemerintah 96,8 juta orang.

BPJS mesti berbenah

Selain kenaikan iuran, pemerintah menginstruksikan agar BPJS Kesehatan berbenah.

Apalagi dari hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) banyak pembenahan yang harus dilakukan oleh lembaga ini.

"Konsep sudah ada dengan beberapa pemikiran dan beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan lebih dahulu," terang Puan.

Sementara Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek. menambahkan keputusan kenaikan iuran BPJS Kesehatan tersebut merupakan kewenangan dari Kementerian Keuangan.

"Belum naik, kami menunggu Kemkeu, Kemkes tak bisa ambil keputusan menaikkan," katanya.

Kewenangan Kemkes hanya terletak pada perbaikan pelayanan BPJS Kesehatan.

Sejauh ini terdapat tujuh bauran kebijakan yang sudah dilakukan oleh Kemkes untuk memastikan adanya perbaikan BPJS Kesehatan dalam mengatasi defisit.

Bagikan

Berita Terbaru

Chitose Internasional (CINT) Membidik Penjualan Rp 470 Miliar
| Kamis, 17 April 2025 | 05:15 WIB

Chitose Internasional (CINT) Membidik Penjualan Rp 470 Miliar

Penjualan CINT berasal dari enam segmen, yakni kursi lipat, hotel, banquet & restoran, peralatan kantor, pendidikan, rumah sakit dan lainnya. 

Keluar Dari Bursa, Wajib Buyback Saham
| Kamis, 17 April 2025 | 05:05 WIB

Keluar Dari Bursa, Wajib Buyback Saham

Saat ini baru ada dua emiten yang menyampaikan rencana buyback saham kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) Tertekan Biaya Operasional Tinggi
| Kamis, 17 April 2025 | 03:18 WIB

Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) Tertekan Biaya Operasional Tinggi

Permintaan masyarakat yang masih lesu dan kenaikan biaya sewa toko membayangi PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)

BBCA Bertahan di Pucuk Market Cap Saat IHSG Bergejolak Hingga Pertengahan April 2025
| Kamis, 17 April 2025 | 03:18 WIB

BBCA Bertahan di Pucuk Market Cap Saat IHSG Bergejolak Hingga Pertengahan April 2025

Rabu (16/4), IHSG melorot 0,65% ke 6.400,05. IHSG menguat 7,24% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG turun 9,60%.​

Mengerek Ekonomi Lewat Tawaran Bisnis Waralaba
| Kamis, 17 April 2025 | 03:17 WIB

Mengerek Ekonomi Lewat Tawaran Bisnis Waralaba

Kemdag menyebut saat ini ada 157pewaralaba lokal dan 154 pewaralaba asing yang terdaftar di Indonesia.

Rupiah Masih Akan Melemah pada Kamis (17/4)
| Kamis, 17 April 2025 | 03:17 WIB

Rupiah Masih Akan Melemah pada Kamis (17/4)

Pelemahan rupiah terjadi di tengah sentimen risk off di pasar ekuitas karena kekhawatiran seputar kebijakan tarif Trump.

Lautan Luas (LTLS) Meramu Aneka Strategi Bisnis
| Kamis, 17 April 2025 | 03:17 WIB

Lautan Luas (LTLS) Meramu Aneka Strategi Bisnis

LTLS menyiapkan alokasi dana belanja modal sebesar Rp 200 miliar untuk berbagai rencana bisnis di tahun ini.

Daya Beli Lesu, Kredit Konsumsi Melambat
| Kamis, 17 April 2025 | 03:17 WIB

Daya Beli Lesu, Kredit Konsumsi Melambat

Daya beli masyarakat belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan, tercermin dari perlambatan penyaluran kredit konsumsi ​

Permintaan Paylater Naik, Kredit Macet Terdongkrak
| Kamis, 17 April 2025 | 03:17 WIB

Permintaan Paylater Naik, Kredit Macet Terdongkrak

Pembiayaan BNPL multifinance di Februari 2025 meningkat 59,1% secara tahunan mencapai Rp 8,2 triliun. Namun di saat sama, NPF ikut bertambah. 

Realisasi Penyaluran Kredit Produktif Fintech Makin Menjauh dari Target OJK
| Kamis, 17 April 2025 | 03:17 WIB

Realisasi Penyaluran Kredit Produktif Fintech Makin Menjauh dari Target OJK

Target pembiayaan sektor produktif 40% sulit tercapai. Jika per Desember 2024 sebesar 30,19%, lalu turun jadi 26,55% per Januari 2025. 

INDEKS BERITA

Terpopuler