Gara-Gara Perang Dagang, Harga Gas Alam Anjlok ke Level Terendah Sejak 2008

Selasa, 06 Agustus 2019 | 06:37 WIB
Gara-Gara Perang Dagang, Harga Gas Alam Anjlok ke Level Terendah Sejak 2008
[]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang yang kembali membara membuat harga gas alam terdesak.

Kemarin, harga gas alam kontrak pengiriman September 2019 di New York Mercantile Exchange melemah 1,32% menjadi US$ 2,093 per mmbtu.

Dalam sepekan, harga gas alam sudah terkoreksi 1,09%.

Posisi gas alam saat ini pun menjadi yang terburuk sejak 2008.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, gas alam terguncang perang dagang yang kembali bergejolak setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengenakan tarif masuk 10% ke produk asal China US$ 300 miliar.

Sebagai balasannya, pemerintah China melemahkan mata uangnya.

Kemarin, pasangan USD/CNY menguat 1,41% menjadi 7,0385. Ini merupakan level terendah sejak Maret 2008.

Jika perang dagang kembali pecah, pelaku pasar mengkhawatirkan permintaan gas alam berkurang. Mengingat, selama ini Negeri Panda merupakan importir terbesar gas alam.

"Padahal sekarang sedang musim panas, seharusnya permintaan gas alam meningkat. Tetapi sekarang malah tertekan akibat perang dagang," jelas Ibrahim.

Penguatan dollar AS juga menambah beban gas alam. Sebagai komoditas yang diperdagangkan dengan the greenback, penguatan dollar AS otomatis membuatnya semakin mahal dan akhirnya harga cenderung melemah.

Namun, ia melihat ada beberapa sentimen yang dapat menahan penurunan harga lebih dalam. Yakni, memasuki musim dingin, permintaan gas alam berpotensi melonjak dan membuat harga gas alam dapat bangkit.

Untuk hari ini, Ibrahim masih melihat potensi gas alam melemah dan bergerak dalam rentang US$ 2,05–US$ 2,14 per mmbtu.

Sedangkan dalam sepekan ke depan, harganya berpotensi berada di kisaran US$ 2,00–US$ 2,16 per mmbtu.

Secara teknikal, harga gas alam masih dalam tren bearish, karena bollinger band dan moving average (MA) berada 20% di bollinger bawah. Sedangkan indikator stochastic 70% negatif dengan posisi moving average convergence divergence (MACD) lebih ke area wait and see.

Indikator relative strength index (RSI) juga ada di 60% negatif yang menunjukan penurunan masih akan terjadi pada minggu ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham-Saham Cepek Unjuk Gigi, dari OASA, BKSL Hingga BUMI, Ada yang bisa Dicermati?
| Selasa, 17 Juni 2025 | 09:47 WIB

Saham-Saham Cepek Unjuk Gigi, dari OASA, BKSL Hingga BUMI, Ada yang bisa Dicermati?

Beberapa saham cepek mengalami kenaikan harga yang diiringi dengan kenaikan volume transaksi yang signifikan. 

Indonesia dan Singapura Perkuat Enam Kerja Sama
| Selasa, 17 Juni 2025 | 09:07 WIB

Indonesia dan Singapura Perkuat Enam Kerja Sama

Kerja sama ini ditegaskan dalam pertemuan tingkat menteri The 15th Indonesia-Singapore Six Bilateral Economic Working Groups Ministerial Meeting

BI Diramal Tahan Lagi Suku Bunga
| Selasa, 17 Juni 2025 | 09:01 WIB

BI Diramal Tahan Lagi Suku Bunga

Bank Indonesia mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni mulai Selasa (17/6) hingga Rabu (18/6) besok

Menghadang Dampak Ekonomi Perang Iran-Israel
| Selasa, 17 Juni 2025 | 08:53 WIB

Menghadang Dampak Ekonomi Perang Iran-Israel

Konflik Iran dan Israel menambah tekanan terhadap perekonomian Indonesia dari sisi harga minyak dan rupiah

Laba Bersih Mei Positif, Capital Group Hingga JP Morgan Profit Taking Saham BBCA
| Selasa, 17 Juni 2025 | 08:49 WIB

Laba Bersih Mei Positif, Capital Group Hingga JP Morgan Profit Taking Saham BBCA

Pada Mei 2025 BBCA mencatatkan laba bersih bank only sebesar Rp 5 triliun atau tumbuh 12% year on year (YoY).

Profit 33,48% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Dalam (17 Juni 2025)
| Selasa, 17 Juni 2025 | 08:46 WIB

Profit 33,48% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Dalam (17 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (17 Juni 2025) 1.950.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,48% jika menjual hari ini.

Harga Melesat Hingga Terkena UMA dan Suspensi, Manajemen MGLV: Tak Ada Aksi Korporasi
| Selasa, 17 Juni 2025 | 08:10 WIB

Harga Melesat Hingga Terkena UMA dan Suspensi, Manajemen MGLV: Tak Ada Aksi Korporasi

MGLV belum merilis tiga laporan keuangan, yaitu laporan keuangan kuartal III-2024, setahun penuh 2024, dan kuartal I-2025. 

Bursa Mengkaji Ulang Jam Perdagangan Saham
| Selasa, 17 Juni 2025 | 07:36 WIB

Bursa Mengkaji Ulang Jam Perdagangan Saham

Otoritas bursa kembali memunculkan wacana penyesuaian jam perdagangan, dengan alasan supaya tidak tertinggal dengan bursa lainnya.

MEDC Mencatat Lifting Minyak Perdana dari Lapangan Forel
| Selasa, 17 Juni 2025 | 07:33 WIB

MEDC Mencatat Lifting Minyak Perdana dari Lapangan Forel

Produksi dari lapangan telah mencapai 10.000 barel minyak per hari (BOPD) dan ditampung di FPSO Marlin Natuna 

Menimbang Rotasi ke Sektor Saham Unggulan
| Selasa, 17 Juni 2025 | 07:30 WIB

Menimbang Rotasi ke Sektor Saham Unggulan

Ketidakpastian tarif dagang dan memanasnya tensi geopolitik membuat pelaku pasar mulai menyesuaikan kembali portofolio sahamnya.

INDEKS BERITA

Terpopuler