Garap Proyek Listrik, Pertamina Power Menanti Restu Perdana Menteri Bangladesh

Rabu, 27 Februari 2019 | 09:12 WIB
Garap Proyek Listrik, Pertamina Power Menanti Restu Perdana Menteri Bangladesh
[]
Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Power Indonesia (PPI) masih berharap bisa melanjutkan pembangunan proyek listrik terintegrasi di Bangladesh.

Ginanjar, Direktur Utama Pertamina Power Indonesia, mengatakan, PPI membutuhkan persetujuan Perdana Menteri Bangladesh untuk melanjutkan proyek ini. Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini telah mengantongi persetujuan dari perusahaan listrik nasional Bangladesh dan Menteri Energi Bangladesh. "Tinggal tunggu approval Perdana Menteri," ungkap dia kepada KONTAN, kemarin.

Setelah mendapatkan persetujuan PM Bangladesh, maka PPI akan mendapatkan Letter of Intent (LoI). Dengan LoI ini, maka PPI memiliki kekuatan hukum untuk mengerjakan proyek listrik berkapasitas 1.200 megawatt (MW) di Bangladesh.

Ginanjar pun mengharapkan pada April tahun ini sudah bisa mendapatkan LoI. Dengan begitu, PPI bisa menandatangani power purchase agreeement (PPA) dengan pemerintah Bangladesh pada tahun ini juga. "Target LoI akhir April, kemudian PPA tiga hingga empat bulan setelah LOI," jelas Ginanjar.

Selain itu, manajemen PPI masih menanti kesepakatan terkait suplai LNG untuk proyek pembangkit listrik terintegrasi tersebut. Menurut Ginanjar, pemerintah Bangladesh ingin agar suplai LNG dipasok sendiri.

Tapi hingga saat ini, pemerintah Bangladesh belum mengonfirmasi ketersediaan pasokan LNG untuk 22 tahun. "Mungkin bulan ini saya mau menghadap ke menteri dan chairman perusahaan listrik Bangladesh," ungkap Ginanjar.

Jika pemerintah Bangladesh belum memberikan kepastian, maka Ginanjar bilang suplai LNG akan disediakan oleh Pertamina. "Kalau mereka belum ada kepastian, kami suplai sendiri tidak apa-apa. Nanti saya bawa tim lain dari LNG manapun," pungkas dia.

Asal tahu saja, nilai investasi proyek ini diperkirakan mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 26,3 triliun. Rencananya proses konstruksi akan dimulai pada tahun 2019 dan proses penyelesaian konstruksi fasilitas tersebut membutuhkan waktu tiga tahun setelah tahap financial closing.

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 26,68% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seuprit (5 Juli 2025)
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 09:00 WIB

Profit 26,68% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seuprit (5 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (5 Juli 2025) Rp 1.908.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,07% jika menjual hari ini.

Dari Perakit Mobil Menuju Posisi Puncak
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 08:25 WIB

Dari Perakit Mobil Menuju Posisi Puncak

Donald Rachmat tidak tiba di posisi puncak saat ini lewat jalur instan. Dia meniti kariernya dari bawah.

Janji Ekonomi
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 07:05 WIB

Janji Ekonomi

Tidak mudah untuk bisa merealisasikan target pertumbuhan ekonomi hingga 8% yang saat ini saja masih jauh dari target tersebut.

Menakar Geopolitik Komoditas Nikel
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 07:00 WIB

Menakar Geopolitik Komoditas Nikel

Dominasi negara China di industri nikel dalam negeri, efeknya dapat tidak menguntungkan bagi Indonesia.

Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) Fokus di Logistik dan Mobil Bekas
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 07:00 WIB

Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) Fokus di Logistik dan Mobil Bekas

Mengupas profil dan rencana ekspansi PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) dalam bisnis di sektor otomotif 

Menakar Berbagai Investasi Emas Alternatif
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 06:53 WIB

Menakar Berbagai Investasi Emas Alternatif

Selain investasi konvensional seperti perhiasan, koin dan emas batangan, alternatif investasi emas bermunculan, seiring perkembangan teknologi. 

Rupiah Ketiban Berkah dari Kelesuan Dolar
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 06:46 WIB

Rupiah Ketiban Berkah dari Kelesuan Dolar

Melansir Bloomberg, rupiah di pasar spot berada di level Rp 16.185 per Jumat (4/7), menguat 0,06% dari sehari sebelumnya.

Strategi Direktur Keuangan ACES Disiplin Diversifikasi Portofolio Investasi
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 06:43 WIB

Strategi Direktur Keuangan ACES Disiplin Diversifikasi Portofolio Investasi

Gregory rutin menabung melalui program Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas) yang dikelola oleh pemerintah. 

Penerima Manfaat MBG Bertambah, Emiten Meraih Berkah
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 06:25 WIB

Penerima Manfaat MBG Bertambah, Emiten Meraih Berkah

Badan Gizi Nasional menargetkan jumlah penerima manfaat MBG bisa mencapai 20 juta orang hingga Agustus 2025. 

Prospek Yupi Indo Jelly (YUPI) Diproyeksi Masih Manis Usai Sebar Dividen
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 06:19 WIB

Prospek Yupi Indo Jelly (YUPI) Diproyeksi Masih Manis Usai Sebar Dividen

Setelah pembagian dividen, saham PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) dinilai masih menarik dikoleksi. Sektor bisnis YUPI tergolong defensif.

INDEKS BERITA

Terpopuler