KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski gagal melaju ke semifinal Piala Asia U-17 di Arab Saudi, perjuangan I Putu Panji dkk patut mendapatkan apresiasi dan acungan jempol. Timnas Indonesia U-17 harus mengakui ketangguhan Timnas Korea Utara U-17, setelah di babak perempat final kalah dengan skor telak 0-6.
Perjalanan di Piala Asia U-17 memang terhenti, namun mimpi Garuda Muda untuk terbang lebih tinggi masih terbuka lebar. Toh, prestasi membanggakan sudah ditorehkan setelah Timnas U-17 memastikan tempat di Piala Dunia U-17 yang akan berlangsung di Qatar pada November 2025.
Kita patut berbangga karena Garuda Muda menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara di Piala Dunia U-17. Harapan Vietnam dan Thailand kandas setelah kemarin gagal ke perempat final Piala Asia U-17, yang merupakan tiket menuju Piala Dunia U-17.
Secara tidak langsung, kiprah Garuda Muda di Piala Dunia nanti bukan hanya membawa harum nama Indonesia, tetapi juga citra persepakbolaan ASEAN.
PSSI sudah menempuh jalan yang benar hingga membawa Timnas U-17 sampai ke titik ini. Pembinaan sepakbola usia dini sudah menghasilkan talenta yang mampu bersaing di level Asia, bukan lagi ASEAN.
Hasil pembinaan usia dini juga menunjukkan bahwa Indonesia mampu menampilkan talenta otentik dan tidak hanya mengandalkan para pemain naturalisasi, seperti kritik sejumlah pihak terhadap Timnas senior.
Hanya saja, ada sejumah catatan yang perlu diperhatikan dari kegagalan Garuda Muda menjangkau babak semifinal Piala Asia U-17.
Pertama, pelatih Nova Arianto mesti membenahi fisik para pemain. Dari pertandingan melawan Korea Utara kemarin fisik dan kecepatan para penggawa Garuda Muda sangat jauh di bawah pemain lawan.
Kedua, strategi dan mental bertanding perlu diperkuat. Masih ada waktu beberapa bulan menjelang Piala Dunia U-17 untuk membenahi segala lini.
Ketiga, Garuda Muda perlu support system yang solid. Bukan hanya PSSI, tim pelatih dan keluarga, para suporter Indonesia juga memiliki peran kunci dalam menciptakan support system yang baik.
Misalnya, kita tidak hanya mendukung Garuda Muda Ketika menang. Saat kalah pun, suporter harus berdiri paling depan menyemangati para pemain.
Di tengah situasi ekonomi yang sulit dan korupsi yang makin marak, rasanya kita masih bisa mengharapkan anak-anak muda, Garuda Muda, untuk terbang lebih tinggi.