Gawat, Ekonomi Negara di Asia Terancam Lonjakan Kasus Omicron

Senin, 07 Februari 2022 | 05:10 WIB
Gawat, Ekonomi Negara di Asia Terancam Lonjakan Kasus Omicron
[]
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID -

KONTAN.CO.ID - Penyebaran  kasus virus Covid-19 varian omicron di  kawasan Asia semakin mengkhawatirkan. Lonjakan kasus semakin tinggi yang mengancam pemulihan ekonomi di kawasan ini.
Korea Selatan dan Singapura misalnya mencatat rekor tertinggi baru kasus harian Covid-19. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (Korsel) melaporkan 36.362 kasus baru Covid-19 pada Sabtu (5/2). Tertinggi sejak pandemi. Ini pertama kali kasus harian tembus 30.000 di negara itu.
Sementara Singapura melaporkan 13.208 kasus baru Covid-19 pada Jumat (4/2), untuk pertama kali menembus angka 10.000.  Terdiri dari 13.046 infeksi lokal dan 162 kasus impor. Kasus baru tersebut melonjak hampir 9.000 dibandingkan hari sebelumnya.
Kementerian Kesehatan Singapura menyebutkan, tingkat pertumbuhan infeksi mingguan mencapai 1,39, naik. Dari 1,23 pada Kamis (3/2). Total kasus hingga Jumat mencapai 379.681.
Sementara di Jepang, kasus meroket ke angka 1.000 lebih  untuk pertama kali dalam empat bulan terakhir pada  Jumat. Hingga Kamis, total kasus mencapai 96.748.
Jumlah pasien yang sakit parah di Jepang naik 131 kasus, menjadi 1.042 kasus dari hari sebelumnya. Rekor tertinggi sejak September ketika varian delta menyebabkan gelombang kelima. Jepang sedang mempertimbangkan perpanjangan pembatasan selama dua pekan di 13 wilayah.
Sejumlah ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan ekonomi Jepang pada kuartal IV 2021 kemungkinan akan pulih  karena komsumsi meningkat selama penurunan kasus Covid-19. Namun, ekonomi di kuartal I 2022 diprediksi akan kembali kontraksi karena lonjakan infeksi varian omicron.
Jajak pendapat itu juga menunjukkan harga grosir terus naik pada Januari dari tahun sebelumnya. Artinya, biaya energi dan bahan baku lebih tinggi dan akan mengikis keuntungan perusahaan.
Ekonomi Jepang kuartal IV 2021 diprediksi akan tumbuh 5,8% year on year (yoy), rebound dari kontraksi 3,6% pada kuartal III 2021.  Peningkatan itu  sebagian besar didorong kenaikan 2,2% dalam konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari setengah produk domestik bruto (PDB) Jepang.
"Ekonomi Jepang meningkat pada kuartal IV karena aktivitas perjalanan  pulih berkat pencabutan pembatasan dan penurunan kasus infeksi," kata Ekonom SMBC Nikko Securities dikutip Reuters, Minggu (6/2).
Adapun Thailand sudah mencatatkan perlambatan aktivitas ekonomi pada Januari akibat wabah omicron. Itu memotong pemulihan pada kuartal IV lalu setelah terdorong ekspor yang kuat dan pelonggaran pembatasan mobilitas.
Penangguhan masa karantina untuk kedatangan penerbangan internasional pada Desember sudah sempat membawa dampak positif ke pariwisata Thailand. Namun, peningkatan kasus omicron bisa menjadi ancaman. "Penyebaran omicron di akhir Desember akan sedikit memperlambat aktivitas ekonomi di Januari. Tapi sebagian dari itu adalah penyesuaian musiman," kata Chayawadee Chai-Anant, Direktur Bank of Thailand. 

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan
| Kamis, 18 September 2025 | 08:38 WIB

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan

Pertumbuhan kredit Bank BRI (BBRI) diproyeksikan lebih bertumpu ke segmen konsumer dan korporasi, khususnya di sektor pertanian dan perdagangan. 

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan
| Kamis, 18 September 2025 | 07:55 WIB

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan

Likuiditas simpanan dan penyaluran kredit perbankan yang berpotensi lebih rendah sepanjang tahun ini jadi catatan investor asing.

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah
| Kamis, 18 September 2025 | 07:19 WIB

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah

Meski berisiko, penempatan dana ini bisa jadi sentimen positif bagi saham perbankan, karena ada potensi perbaikan likuiditas dan kualitas aset.

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun
| Kamis, 18 September 2025 | 07:15 WIB

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun

JITEX 2025 diikuti  335 eksibitor dan 258 buyer. Tahun ini kami menghadirkan buyer internasional dari sembilan negara dan lebih banyak investor

 Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi
| Kamis, 18 September 2025 | 07:12 WIB

Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi

Kapasitas produksi dalam negeri dinilai mampu memenuhi kebutuhan food tray program MBG. sehingga tidak perlu impor

Progres Proyek LRT  Fase 1B Capai 69,88%
| Kamis, 18 September 2025 | 07:00 WIB

Progres Proyek LRT Fase 1B Capai 69,88%

Pada Zona 1, yakni Jl. Pemuda Rawamangun dan Jl. Pramuka Raya, progres pembangunan telah mencapai 69,06%

Penjualan Ciputra (CTRA) Bisa Terpacu Tren Bunga Layu
| Kamis, 18 September 2025 | 06:58 WIB

Penjualan Ciputra (CTRA) Bisa Terpacu Tren Bunga Layu

CTRA berada di posisi yang tepat untuk mempertahankan pertumbuhan, margin, dan mendorong nilai jangka panjang

Permintaan Tumbuh, BSDE Rajin Merilis Ruko Baru
| Kamis, 18 September 2025 | 06:57 WIB

Permintaan Tumbuh, BSDE Rajin Merilis Ruko Baru

BSDE mengantongi marketing sales ruko Rp 1,26 triliun atau berkontribusi sekitar 25% dari total pra-penjualan di semester I-2025

Suku Bunga The Fed Turun, Pelemahan Indeks Dolar AS Masih Bisa Berlanjut
| Kamis, 18 September 2025 | 06:55 WIB

Suku Bunga The Fed Turun, Pelemahan Indeks Dolar AS Masih Bisa Berlanjut

Penurunan suku bunga Federal Reserve biasanya turut menyebabkan dolar AS melemah dalam jangka pendek

Izin Ekspor Freeport Tak Diperpanjang
| Kamis, 18 September 2025 | 06:52 WIB

Izin Ekspor Freeport Tak Diperpanjang

Ekspor konsentrat tembaga telah dilarang sejak 1 Januari 2025 berdasarkan Permendag Nomor 22 Tahun 2023 junto Permendag Nomor 20 Tahun 2024.

INDEKS BERITA

Terpopuler