Gempur Pasar Lewat Produk Baru

Jumat, 21 Juni 2024 | 05:10 WIB
Gempur Pasar Lewat Produk Baru
[ILUSTRASI. Peluncuran produk Zurich Family Gen Assurance di Jakarta pada Kamis, (10/6/2024). KONTAN/Baihaki/20/06/2024]
Reporter: Aulia Ivanka Rahmana, Nova Betriani Sinambela | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri asuransi jiwa masih mengalami tantangan dari menurunnya minat masyarakat membeli produk asuransi. Ini terlihat dari turunnya premi bisnis baru yang dikantongi pelaku industri.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, hingga kuartal I-2024, pendapatan premi bisnis baru turun 0,8% secara tahunan menjadi Rp 26,65 triliun. Ini membuat total pendapatan premi asuransi jiwa selama periode tersebut hanya tumbuh 0,9% menjadi Rp 46 triliun.

Meluncurkan produk baru menjadi strategi perusahaan asuransi jiwa untuk kembali menggenjot bisnis. Salah satunya dilakukan PT Zurich Topas Life, yang meluncurkan produk unitlink terbaru bernama Zurich Family Gen Assurance.

Chief Agency Officer Zurich Topas Life Beanie Zulvanshah berharap, produk baru ini bisa membantu mendorong kinerja. Maklum, kehadiran produk anyar biasanya ikut mendongkrak perolehan premi yang dikantongi perusahaannya. "Dari pengalaman kami, pertumbuhannya bisa sampai kisaran 20%-30%," kata Beanie, Kamis (20/6).

Baca Juga: Suku Bunga Tinggi, Unitlink Pasar Uang Makin Cuan

Produk ini diharapkan bisa memberi variasi kepada nasabah, karena selama ini Zuricch Topas lebih banyak merilis produk asuransi tradisional. Segmen pasar unitlink dianggap juga masih potensial. Cuma memang, Beanie menilai segmen ini tengah redup karena minimnya produk baru di pasaran.

Direktur Kepatuhan dan LegaI PT Asuransi BRI Life I Dewa Gede Agung juga mengaku akan meluncurkan produk baru tahun ini, untuk membantu penjualan di segmen yang belum optimal dilayani perusahaan.

Tapi Agung menyebut, produk baru masih butuh waktu untuk bisa memberi kontribusi maksimal pada premi.

Perkuat literasi

Tak mau ketinggalan,PT BNI Life Insurance juga menyiapkan sederet produk baru untuk menggenjot kinerja. Mulai dari asuransi digital, mikro, whole life hingga endowment. "Peluncuran produk baru diharapkan membantu mencapai target bisnis yang ditetapkan," kata Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan.

BNI Life sendiri menargetkan premi Rp 6,4 triliun pada tahun ini. Sementara hingga Mei, realisasinya sudah mencapai Rp 2,1 triliun, alias naik 4,7% dibandingkan periode yang sama pada 2023.

Baca Juga: OJK Dorong Industri Benahi Bisnis Asuransi Kesehatan

Ketua AAJI Budi Tampubolon menilai, potensi pasar yang bisa dimaksimalkan industri masih terbuka. Pasalnya produk-produk yang ada di pasaran saat ini belum sepenuhnya menjawab kebutuhan masyarakat. "Dari waktu ke waktu, pemain memang harus merilis produk baru," katanya.

Selain meluncurkan produk baru, Budi menuturkan upaya menggenjot premi juga harus dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat atas proteksi asuransi. Dus, minat beli asuransi pun bisa ikut terkerek.  

Bagikan

Berita Terbaru

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak
| Selasa, 18 November 2025 | 16:13 WIB

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak

Prospek PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga didukung smelter aluminium yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2025.

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar
| Selasa, 18 November 2025 | 15:31 WIB

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar

Masuknya DILD ke proyek IKN dianggap sebagai katalis yang kuat. IKN merupakan proyek dengan visibilitas tinggi dan menjadi prioritas pemerintah.

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit
| Selasa, 18 November 2025 | 10:05 WIB

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit

Dalam menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang, perusahaan berfokus dalam penguatan fundamental bisnis yang disertai pemberian ruang eksplorasi

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia
| Selasa, 18 November 2025 | 09:50 WIB

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia

Hubungan dagang Indonesia–Australia selama ini didominasi oleh ekspor daging, gandum serta arus pelajar Indonesia ke Australia.

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:49 WIB

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis

Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan. 

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
| Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat

Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
| Selasa, 18 November 2025 | 08:11 WIB

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya

Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:00 WIB

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
| Selasa, 18 November 2025 | 07:46 WIB

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar

SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
| Selasa, 18 November 2025 | 07:33 WIB

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026

EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.​

INDEKS BERITA

Terpopuler