Golden Energy Mines (GEMS) Tambah Kapasitas Angkut Batubara

Jumat, 15 Februari 2019 | 08:27 WIB
Golden Energy Mines (GEMS) Tambah Kapasitas Angkut Batubara
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 25 juta sepanjang tahun ini. Dari jumlah itu, sebanyak US$ 20 juta di antaranya untuk mendukung bisnis PT Borneo Indobara.

Keputusan Golden Energy menganakemaskan Borneo Indobara tidak berlebihan. Pasalnya, selama ini anak usaha tersebut berkontribusi sebesar 80% terhadap total pendapatan mereka.

Adapun penggunaan capex 2019 untuk menambah kapasitas barge loading conveyor atau alat untuk memindahkan batubara dari stock pile ke tongkang. Borneo Indobara akan meningkatkan kapasitasnya dari semula 4.000 ton per jam, menjadi menjadi 6.200 ton per jam. Target penambahan kapasitas rampung tahun ini juga.

Namun Golden Energy belum menargetkan kontribusi tambahan dari tambahan kapasitas tersebut, pada tahun ini. Mereka baru akan memanfaatkan fasilitas baru mulai awal tahun 2020. "Tahun ini belum berpengaruh, kami siapkan infrastruktur ini dari sekarang untuk ke depannya," ujar Bonifasius atau yang lebih akrab disapa Boni, Presiden Direktur PT Golden Energy Mines Tbk, saat ditemui KONTAN, Senin (11/2).

Sementara sepanjang tahun 2019, Golden Energy mematok target produksi kurang lebih sama dengan tahun lalu yakni 20 juta ton batubara. Pertimbangannya, tren harga jual batubara beberapa bulan belakangan mengempis.

Asal tahu, mayoritas produksi batubara Golden Energy memiliki kandungan 4.200 kilokalori per kilogram (kkal/kg). Harga jualnya sekitar US$ 32 per ton hingga US$ 34 per ton. Masalahnya, China sedang mengurangi permintaan. Padahal Negeri Panda tersebut biasa menyerap 40% produksi batubara mereka.

Lantaran pasar China sedang tidak bisa diandalkan, Golden Energy akan memacu penjualan ke pasar besar lain yakni India. Perusahaan tersebut juga berencana mencari alternatif pasar baru ke Korea, Vietnam dan Malaysia.

Target bisa bertambah

Namun patut dicatat, target produksi batubara tadi masih bersifat sementara. Bisa saja, nanti Golden Energy mengajukan penambahan kuota produksi dan penjualan ekspor dalam bentuk Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Asalkan, harga batubara kembali menunjukkan tanda-tanda penguatan. "Kalau di kuartal petama atau kedua nanti harga membaik, kami akan tingkatkan target produksi," terang Boni.

Informasi saja, saat ini Golden Energy memiliki total cadangan batubara sebanyak 630 juta ton dan bisa diproduksi hingga 30 tahun mendatang. Selain Borneo Indobara. mereka menadah produksi batubara dari PT Kuansing Inti Makmur, PT Trisula Kencana Sakti dan PT Barasentosa Lestari.

Barasentosa Lestari adalah satu dari empat perusahaan tambang batubara hasil akuisisi Golden Energy pada tahun lalu. Tiga perusahaan lain meliputi PT Dwikarya Sejati Utama, PT Duta Surana Internusa dan PT Unsoco.

Sekadar kilas balik, Golden Energy mengakuisisi empat perusahaan dari GMR Infrastructure Ltd., perusahaan asal India. Sebelum akhirnya deal pada tahun 2018, keduanya terlebih dahulu meneken perjanjian jual beli bersyarat atau conditional share purchase agreement (CSPA) atas akuisisi tersebut pada Mei 2017.

Akhirnya GMR Infrastructure sepakat menjual 100% saham atas masing-masing empat perusahaan tersebut, kepada Golden Energy senilai US$ 59,27 juta. Duit belanja Golden Energy berasal dari kas internal.

Tahun lalu, anak-anak usaha baru menyumbang produksi sekitar 300.000 ton batubara dengan kandungan 4.800 kkal/kg–5.000 kkal/kg. Tahun ini, Golden Energy berharap kontribusi sebesar 800.000 ton-1 juta ton batubara. Harga jual batubaranya kini sekitar US$ 53 per ton.

Selain kontribusi volume produksi, Golden Energy juga berharap sumbangan nilai penjualan yang semakin besar di masa yang akan datang. "Kalau sekarang kontribusinya masih kurang dari 10%," kata Boni.

Setelah akuisisi empat perusahaan tambang pada 2018l Golden Energy belum memiliki rencana untuk kembali mengakuisisi tambang batubara lain. Sejauh ini, perusahaan tersebut juga tidak berniat merambah bisnis baru di luar batubara.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Genjot Ekspansi dan Diversifikasi, Emiten Bentuk Anak Usaha Baru
| Senin, 23 Juni 2025 | 11:00 WIB

Genjot Ekspansi dan Diversifikasi, Emiten Bentuk Anak Usaha Baru

Pendirian perusahaan baru dinilai jadi langkah strategis untuk mendukung ekspansi atau diversifikasi bisnis emiten.

Harga Komoditas Masih Tinggi, Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Senin, 23 Juni 2025 | 10:55 WIB

Harga Komoditas Masih Tinggi, Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Harga komoditas di pasar global masih mendaki, prospek emiten crude palm oil (CPO) di semester II-2025 diproyeksi stabil.

Rapor Setahun Permen ESDM PLTS Atap, Iklim Usaha Dinilai Jadi Lebih Pasti
| Senin, 23 Juni 2025 | 10:01 WIB

Rapor Setahun Permen ESDM PLTS Atap, Iklim Usaha Dinilai Jadi Lebih Pasti

Sejak 2018 jumlah pelanggan baru PLTS Atap meningkat 17 kali lipat, sementara kapasitas PLTS juga melejit 293 kali lipat.

Profit 31,61% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Masih Anteng (23 Juni 2025)
| Senin, 23 Juni 2025 | 08:51 WIB

Profit 31,61% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Masih Anteng (23 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (23 Juni 2025) Rp 1.942.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,61% jika menjual hari ini.

Narasi Sejarah dan Absennya Dimensi Ekonomi Politik
| Senin, 23 Juni 2025 | 08:39 WIB

Narasi Sejarah dan Absennya Dimensi Ekonomi Politik

Lebih dari dua dekade pasca-Orde Baru, Indonesia belum berhasil merumuskan sejarah nasional yang jujur terhadap kegagalan sistemik masa lalu.

Garap Properti di Serpong, SMRA Gelar Aksi Korporasi Terafiliasi Triliunan Rupiah
| Senin, 23 Juni 2025 | 08:37 WIB

Garap Properti di Serpong, SMRA Gelar Aksi Korporasi Terafiliasi Triliunan Rupiah

Aksi korporasi SMRA berlangsung di tengah permintaan properti yang lemah dan kinerja keuangan yang kurang baik di tiga bulan pertama 2025.​

Jalan Terang Saat Suram
| Senin, 23 Juni 2025 | 08:29 WIB

Jalan Terang Saat Suram

Indonesia juga harus fokus dan serius menggarap ekonomi domestik sebagai backbone di tengah ketidakpastian ekonomi dunia yang tinggi.

Agresi AS Terhadap Iran Bikin Harga Emas dan Saham Terkait Berpotensi Terangkat Lagi
| Senin, 23 Juni 2025 | 08:06 WIB

Agresi AS Terhadap Iran Bikin Harga Emas dan Saham Terkait Berpotensi Terangkat Lagi

Koreksi harga emas yang berlangsung pekan lalu diprediksi hanya sesaat sebagai efek aksi profit taking.

Merger EXCL dan FREN Tidak Berdampak Signifikan Untuk MTEL, Kinerja Tetap Terjaga
| Senin, 23 Juni 2025 | 07:56 WIB

Merger EXCL dan FREN Tidak Berdampak Signifikan Untuk MTEL, Kinerja Tetap Terjaga

Sebagian besar layanan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) digunakan oleh Telkomsel, perusahaan yang juga terafiliasi dengan TLKM.

Ada Tanda-Tanda Likuiditas Membaik
| Senin, 23 Juni 2025 | 06:30 WIB

Ada Tanda-Tanda Likuiditas Membaik

Memasuki bulan Juni, kondisi likuiditas perbankan tampaknya mulai membaik, ditandai dengan kenaikan kepemilikan bank di SBN

INDEKS BERITA

Terpopuler