Google Akan Hadapi Ancaman Uni Eropa

Senin, 21 Juni 2021 | 07:10 WIB
Google Akan Hadapi Ancaman Uni Eropa
[]
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - BRUSSEL. Google kembali tersandung masalah hukum di Eropa. Regulator anti-monopoli di Uni Eropa berencana membuka penyelidikan formal atas bisnis iklan digital  yang menguntungkan unit usaha Alphabet selama setahun terakhir. 

Penyelidikan formal tersebut menandai tonggak baru dari upaya otoritas persaingan usaha Uni Eropa dalam melawan Google.  Dalam setahun terakhir, mesin pencarian terbesar ini telah didenda lebih dari US$ 9,8 miliar karena memblokir pesaingnya dalam melakukan belanja online.
 
Sumber Reuters mengatakan, penyelidikan akan difokuskan pada posisi Google berhadapan dengan pengiklan, penerbit, perantara dan para kompetitor. "Artinya, pengawasan yang akan  dilakukan lebih dalam daripada kasus yang dihadapi perusahaan ini dengan regulator antimonopoli di Prancis minggu lalu," kata sumber tersebut, Minggu (20/6).
 
Google meraup pendapatan US$ 147 miliar dari iklan online tahun 2020. Iklan dari mesin pencarian, Youtuber dan Gmail menyumbang sebagai besar pendapatan dan keuntungan perusahaan ini.  Sekitar 16% pendapatan ini berasal dari bisnis display atau jaringan, yang memberikan perusahaan media lain menggunakan teknologi Google untuk menjual iklas di situs web dan aplikasi mereka. 
 
Menghalangi pesaing
 
Minggu lalu, komisi persaingan usaha Prancis telah menjatuhkan denda US$ 270 juta kepada Google karena  menyalahgunakan kekuasaannya di pasar iklan online dan merugikan platform serta penerbit saingan. Google didakwa memberi perlakuan istimewa ke Google Ad Manager, platform pengelola iklannya untuk penerbit besar.
 
Menurut pengawas persaingan usaha Prancis, perlakuan istimewa dilakukan dengan memilih pasar iklan online sendiri, AdX, di mana penerbit menjual ruang kepada pengiklan secara real time. Sebagai bagian dari perjanjian penyelesaian, Google telah berkomitmen mempermudah penayang di Prancis dalam menggunakan datanya dan menggunakan alatnya dengan teknologi iklan lainnya.
 
Tuduhan serupa juga tengah dihadapi Google di Inggris. Perusahaan ini harus bekerja sama dengan regulator setempat  untuk mengubah perangkat lunak sebagai bagian dari penyelesaian.
 
Di negara asalnya, Amerika Serikat (AS), Google telah menghadapi gugatan tahun lalu karena menyalahgunakan posisinya yang dominan dalam iklan pencarian.  
 
Penyelidikan baru dari regulator Uni Eropa ini bisa berakhir dengan menargetkan semua kerajaan iklan Google. Peneliti pasar eMarketer memperkirakan Google mengontrol hingga 27% dari total belanja iklan online global di tahun ini. Termasuk 57% untuk iklan pencarian dan 10% dari tampilan.
 
Meski jumlahnya mungkin tidak mengesankan monopoli pada awalnya, pengiklan dan pesaing berpendapat bahwa berbagai perangkat lunak Google memainkan peran di banyak aspek pasar yang tidak mungkin dihindari oleh perusahaan.
 
Peneliti mengatakan Google memetik keuntungan dari ketergantungan pembeli, penjual, dan perantara dan menghalangi perusahaan lain untuk bersaing secara adil.    n

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Cuan Tumbuh Bugar dari Tempat Gym
| Minggu, 24 November 2024 | 04:41 WIB

Cuan Tumbuh Bugar dari Tempat Gym

Gaya hidup sehat semakin jadi tren masyarakat. Ini menjadi peluang bagi pelaku usaha gym untuk mengembangkan bisnisnya. 

Potensi Bisnis di Balik Platform Khusus Komunitas
| Minggu, 24 November 2024 | 04:41 WIB

Potensi Bisnis di Balik Platform Khusus Komunitas

Pengusaha di bidang teknologi digital mengembangkan aplikasi yang menjadikan komunitas sebagai target pasar mereka. 

Bersiap, Memasuki Babak Baru Bunga Pinjol
| Minggu, 24 November 2024 | 04:41 WIB

Bersiap, Memasuki Babak Baru Bunga Pinjol

Awal tahun 2025, fintech lending harus menyesuaikan tingkat bunga pinjaman yang baru, khususnya bunga untuk pembiayaan.

RI Ajak Investor Inggris Investasi di Sektor EBT
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:57 WIB

RI Ajak Investor Inggris Investasi di Sektor EBT

Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani memamerkan sejumlah upaya pemerintah untuk menciptakan iklim bisnis di sektor energi terbarukan

Ribuan Orang Teken Petisi Tolak Kenaikan Tarif PPN
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:52 WIB

Ribuan Orang Teken Petisi Tolak Kenaikan Tarif PPN

Lebih dari 5.000 orang telah menandatangani petisi online yang telah dibuat sejak 19 November 2024 tersebut

Persiapan Tol Trans Jawa untuk Mudik Libur Nataru
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:45 WIB

Persiapan Tol Trans Jawa untuk Mudik Libur Nataru

Pemerintah memastikan bahwa Tol Trans Jawa siap dilintasi saat libur Natal dan 2024 dan Tahun Baru 2025

Subsidi Pupuk Tetap Dalam Bentuk Volume Barang
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:39 WIB

Subsidi Pupuk Tetap Dalam Bentuk Volume Barang

Pemerintah akan menggelontorkan pupuk subsidi sebanyak lebih dari 9 juta ton secara langsung kepada petani

Duit Beredar Melambat Tanda Isi Dompet Cekak
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:30 WIB

Duit Beredar Melambat Tanda Isi Dompet Cekak

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pertumbuhan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) melambat pada Oktober 2024

Bumi Citra Permai (BCIP) Bidik Cuan Bisnis Kaveling Industri
| Sabtu, 23 November 2024 | 10:38 WIB

Bumi Citra Permai (BCIP) Bidik Cuan Bisnis Kaveling Industri

PT Bumi Citra Permai Tbk bersiap menggenjot bisnis dengan menyediakan lebih banyak kaveling industri dan pergudangan. 

Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:19 WIB

Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%

Pertumbuhan laba bersih SMRA itu didongkrak melejitnya pendapatan di periode Januari-September 2024.

INDEKS BERITA

Terpopuler