Gratis Ongkir Disetir

Senin, 19 Mei 2025 | 06:07 WIB
Gratis Ongkir Disetir
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Adi Wikanto. (Ilustrasi KONTAN/Indra Surya)]
Adi Wikanto | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbagai tekanan eksternal menyebabkan perekonomian nasional semakin sulit pada tahun 2025. Jumlah kasus pemutusan hubungan kerja meningkat. Angka kriminalitas seperti pencurian, maling, hingga begal pun makin banyak. Namun bukannya mencari solusi, pemerintah Indonesia malah membuat warganya semakin terhimpit. 

Terbaru, pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan fitur gratis ongkos kirim (ongkir) maksimal tiga hari dalam sebulan. Kebijakan yang berlaku untuk transaksi e-commerce itu diatur melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 8 Tahun 2025 tentang Layanan Pos Komersial. Alasannya, untuk memberikan persaingan yang sehat kepada pemain e-commerce hingga perusahaan jasa kurir atau logistik. 

Padahal, sejauh ini tidak ada permasalahan yang merugikan pelaku usaha akibat program gratis ongkir. Bahkan, transaksi e-commerce semakin semarak karena gratis ongkir. Tanpa mengeluarkan biaya pengiriman, konsumen semakin tertarik berbelanja secara online. 

Omzet pedagang online yang didominasi usaha mikro kecil menengah (UMKM) pun meningkat karena gratis ongkir. Tak heran, banyak pedagang kecil yang ramai-ramai ekspansi dari toko ke online. Banyak pula yang meminati bisnis online.

Gratis ongkir juga mendorong pertumbuhan industri logistik. Nilai produk domestik bruto (PDB) sektor transportasi dan pergudangan, yang di dalamnya mencakup logistik pada 2024 sebesar Rp 1.358,1 triliun (berdasar harga berlaku). Nilai tersebut merupakan yang terbesar keenam dibandingkan sektor lainnya. 

Seharusnya, pemerintah tak perlu campur tangan ke strategi bisnis swasta. Gratis ongkir sama seperti diskon hingga beli 1 gratis 1, yang semuanya adalah strategi marketing untuk mendorong penjualan. Maka jangan heran jika Indonesia kalah maju dan bersaing dengan negara lain. Pasalnya, pemerintah kita sepertinya tidak tahu apa yang seharusnya menjadi prioritas kerja.

Untuk pembanding, Kemerdekaan Indonesia hanya selisih dua hari dibandingkan Korea Selatan yang merdeka 15 Agustus 1945. Namun PDB per kapita Indonesia tahun 2024 sebesar Rp 78,62 juta atau US$ 4.960,33. Jumlah tersebut hanya sekitar 14% dibandingkan PDB per kapita Korea Selatan pada tahun yang sama, sebesar US$ 36.624. Tentunya, kemajuan Korsel tak lepas dari pemerintahan yang kompeten bukan? 

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:49 WIB

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Hans Patuwo akhirnya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO)  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:42 WIB

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi

Berbagai aksi korporasi dilakukan Grup Emtek di sepanjang tahun 2025. Terbaru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi listing di BEI. ​

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:30 WIB

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja

Tingginya target pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:00 WIB

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya

Jika warga Jakarta batal ke luar kota, perputaran uang akan terkunci sehingga pemerataan ekonomi antardaerah tertahan.

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:43 WIB

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit

Bank Indonesia (BI) menutup tahun 2025 dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate di level 4,75%

INDEKS BERITA

Terpopuler