Berita Market

Hanya Tawarkan Bunga 4,95%, Bunga ORI020 Kian Mengkeret

Jumat, 01 Oktober 2021 | 05:00 WIB
Hanya Tawarkan Bunga 4,95%, Bunga ORI020 Kian Mengkeret

Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bunga obligasi ritel pemerintah kian mengkeret. Senin depan (4/10), pemerintah akan merilis obligasi ritel seri ORI020. Rencananya, SBN ritel ini akan bertenor tiga tahun dan ditawarkan hingga 21 Oktober 2021. 

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, kupon ORI020 ditetapkan sebesar 4,95%. Angka ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan SBN ritel seri sebelumnya, yakni SR015 yang menawarkan kupon sebesar 5,1%.

Deni menjelaskan, kupon ORI020 ini mengikuti pergerakan yield SUN dengan tenor sama. Bunga ORI020 juga mengacu suku bunga acuan, LPS rate, dan bunga deposito bank BUMN.

Baca Juga: Sah! Pemerintah tetapkan kupon ORI020 sebesar 4,95%

"Kami menilai kupon ORI020 ini masih menarik jika dibandingkan instrumen investasi lain. Ini karena ORI merupakan instrumen investasi jangka pendek, aman dan dijamin negara," kata Deni kepada KONTAN, Kamis (30/9). 

Walaupun dari sisi kupon jauh lebih kecil dibanding SBN ritel sebelumnya, Deni optimistis ORI020 masih akan mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat. 

Sifat ORI020 yang likuid karena diperdagangkan di pasar sekunder akan menjadi daya tarik tambahan. Bagi Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana, kupon ORI020 pun masih menarik. Ia meyakini, akan banyak masyarakat yang memburu instrumen ini.

Fikri membandingkan kupon tersebut dengan yield SBN bertenor tiga tahun yang sebesar 3,7% - 3,8%. Di satu sisi bunga deposito dari perbankan juga masih rendah. Terlebih LPS juga menurunkan tingkat bunga penjaminan simpanan rupiah jadi 3,5%. 

"Jadi bunga 4,9% masih menarik dengan karakteristik investor SBN ritel investor konservatif," imbuh Fikri, Dia menambahkan, pajak obligasi kini hanya 10% dari sebelumnya 15% menjadi daya tarik bagi investor mengingat pajak deposito 20%. 

Jika sebelumnya pemerintah mendapat penawaran Rp 27 triliun untuk SR015, tertinggi sepanjang sejarah. Namun menurut Deni, penjualan ORI020 tidak akan bisa melampaui penjualan SR015. Deni membeberkan alokasi kuota untuk ORI020 jauh lebih sedikit dari penerbitan SR015. "Jadi dari sisi size tidak akan lebih besar," kata dia.

Baca Juga: Penerbitan SBN di pasar perdana tahun ini bakal lebih rendah dari target

Ini karena target penerbitan surat utang pemerintah sebentar lagi sudah akan mencapai target. "Pemerintah tidak akan jor-joran dan selektif. Apalagi, sisa tahun ini pemerintah memiliki satu lagi jadwal penerbitan SBN ritel," kata Fikri. SBN ritel terakhir tahun ini adalah Sukuk Tabungan seri ST008. 

Terbaru