Harga Batubara Makin Melejit, Drama Stop Ekspor Berakhir
Selasa, 11 Januari 2022 | 11:47 WIB
Reporter:
Filemon Agung, Muhammad Julian |
Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Drama larangan ekspor batubara berakhir. Pemerintah membuka kembali ekspor batubara, mulai Senin, 10 Januari 2022. Tak hanya itu saja, pemerintah juga menyiapkan kebijakan baru tata niaga batubara.
Namun, efek terhentinya ekspor batubara yang baru berjalan 10 hari ini, harga batubara di pasar global justru memanas. Harga batubara di Bursa ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman Januari 2022 kembali menembus level US$ 200 per ton.
Ini adalah harga batubara tertinggi di 2022 dan menjadi harga tertinggi selama tiga bulan terakhir. Sebelumnya, komoditas emas hitam ini ditransaksikan di bawah US$ 200 per ton. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), harga batubara sudah menanjak 33,77%.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, Senin (10/1) malam sejumlah kapal batubara yang bakal diverifikasi untuk segera melakukan pengiriman ke luar negeri. "Besok (Selasa) akan mulai dilepas," ujar Luhut di Kantornya, kemarin.
Untuk mengakhiri polemik pasokan batubara kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui kebijakan domestic market obligation (DMO), pemerintah juga akan merilis aturan terbaru.
Menko Luhut menjelaskan, kelak PLN akan membeli harga batubara dengan mengikuti pergerakan harga di pasar. Dana pembelian bersumber dari pungutan ekspor batubara yang dikumpulkan oleh Badan Layanan Umum atau BLU.
"Jadi nanti dibentuk BLU. BLU ini yang membayar ke PLN agar PLN bisa membeli secara market price. Dengan begitu, mekanisme pasar terganggu," ungkap dia.
Luhut mencontohkan, ketika harga batubara mencapai US$ 100 per ton atau US$ 200 per ton, pungutan akan dihitung dari selisih harga beli dengan harga patokan batubara sebesar US$ 70 per ton.
Perusahaan batubara kelak akan wajib membayar pungutan kepada BLU. Dana iru lantas itu dialokasikan sebagai kompensasi atas selisih harga yang dikeluarkan PLN karena membeli batubara di harga pasar (lihat tabel).
Para pelaku usaha merespons positif kebijakan terbaru pemerintah. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengatakan, keputusan ini diharapkan mampu menyelesaikan masalah pasokan batubara lokal. “Harapannya krisis pasokan batubara tidak terulang lagi,” ungkap dia.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Dessy Lapagu menilai, penguatan harga batubara tidak terlepas dari terbatasnya pasokan seiring kebijakan larangan ekspor batubara dari Indonesia.
“Sebagai salah satu eksportir terbesar, peran Indonesia penting dalam menjaga suplai batubara global, selain dari China,” ujar dia kepada KONTAN, kemarin.
Di luar faktor larangan ekspor dari Indonesia, Dessy melihat pasar memperkirakan harga batubara global cenderung melambat tahun ini seiring meningkatnya pasokan batubara secara umum. Oleh karena itu, level harga di atas US$ 200 per ton kemungkinan tak terulang pada tahun ini.
“Namun pelaku pasar masih memperkirakan harga batubara akan bertahan di atas level US$ 100 per ton pada tahun 2022,” tutur Dessy.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.