Harga CPO Melemah, Dharma Satya (DSNG) Berhati-hati Belanjakan Capex

Senin, 05 Agustus 2019 | 06:10 WIB
Harga CPO Melemah, Dharma Satya (DSNG) Berhati-hati Belanjakan Capex
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) telah memanfaatkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 270 miliar selama semester I kemarin.

Realisasi capex Dharma Satya tersebut kurang lebih 33,75%-38,57% terhadap total alokasi capex tahun ini, yaitu Rp 700 miliar hingga Rp 800 miliar.

Dana belanja modal Dharma Satya pada paruh pertama tahun ini terpakai untuk mendanai konstruksi pabrik dan membiayai perawatan tumbuhan belum menghasilkan (TBM). Sebagian lagi untuk membangun infrastruktur.

Meskipun mengalokasikan capex cukup besar pada tahun ini, Dharma Satya tetap berhati-hati dalam membelanjakannya.

"Tapi, capex yang terkait langsung dengan produksi dan tanam tetap akan dijalankan," kata Jenti Widjaja, Direktur PT Dharma Satya Nusantara Tbk, kepada KONTAN, Kamis (1/8).

Maklum saja, hingga saat ini, tren penurunan harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit tahun ini masih berlanjut.

Manajemen Dharma Satya menjelaskan, kondisi tersebut menyebabkan sebagian perusahaan kelapa sawit kesulitan meningkatkan kinerja finansial.

Selama semester I-2019, rata-rata harga jual CPO Dharma Satya turun 18% dibandingkan setahun lalu menjadi Rp 6,4 juta per ton.

Padahal pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan berkode saham DSNG di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut masih bisa menjual CPO dengan harga Rp 7,8 juta per ton.

Menilik laporan keuangan per 30 Juni 2019, Dharma Satya memang masih membukukan kenaikan penjualan 21,69% setahun terakhir menjadi Rp 2,58 triliun. Sebaliknya, laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perusahaan tersebut turun 39,11% menjadi Rp 68,53 miliar.

Namun, Dharma Satya masih bersyukur dengan pencapaiannya itu.

"Kami masih bisa membukukan laba operasi dan laba komprehensif yang positif sebagai hasil dari upaya pengelolaan perkebunan yang berkelanjutan melalui efisiensi biaya serta peningkatan produktivitas," tutur Andrianto Oetomo, Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara Tbk dalam keterangan pers, Kamis (1/8).

Pada semester I-2019, Dharma Satya membukukan laba bruto sebesar Rp 655,96 miliar, dengan margin laba kotor sekitar 25%. Margin laba kotor tersebut lebih rendah dibandingkan dengan semester I tahun lalu yakni 27%.

Manajemen Dharma Satya menjelaskan, penurunan margin laba kotor karena program revitalisasi dua kebun yang baru diakuisisi pada Desember 2018.

Program revitalisasi masih berlangsung dan keduanya belum memberikan hasil optimal.

Dharma Satya menjual 301.000 ton CPO dari Januari-Juni 2019 atau naik kurang lebih 61%. K

enaikan itu tertopang meluasnya area kebun yang menghasilkan dan dukungan dari kebun akuisisi baru.

Volume produksi CPO semester I tahun ini sebesar 262.000 ton atau tumbuh sekiyar 40%.

Selain CPO, mereka juga menikmati pendapatan dari bisnis produk kayu yang mayoritas berupa penjualan produk panel.

Bagikan

Berita Terbaru

Pasar Wait and See, Kinerja Obligasi Kurang Amunisi
| Selasa, 11 November 2025 | 15:52 WIB

Pasar Wait and See, Kinerja Obligasi Kurang Amunisi

Laju penguatan kinerja obligasi pemerintah terjegal oleh faktor eksternal. Bagaimana sebaiknya strategi investor?

Menyeragamkan Kategori Rekening Dormant Agar Tak Timbul Masalah
| Selasa, 11 November 2025 | 10:45 WIB

Menyeragamkan Kategori Rekening Dormant Agar Tak Timbul Masalah

OJK terbitkan POJK 24/2025, standar baru klasifikasi rekening aktif, tidak aktif, dan dormant, serta prosedur reaktivasi untuk melindungi nasabah.

Strategi Menyelam di Koin-Koin Micin Kripto
| Selasa, 11 November 2025 | 09:17 WIB

Strategi Menyelam di Koin-Koin Micin Kripto

Koin-koin micin memang biasanya tidak membutuhkan modal besar untuk menggerakkan harganya, sehingga sangat mudah dipompa dan dijatuhkan.

BI Pastikan Redenominasi Tak Kurangi Daya Beli
| Selasa, 11 November 2025 | 08:50 WIB

BI Pastikan Redenominasi Tak Kurangi Daya Beli

Penyusunan RUU Redenominasi tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 7/2025           

Purbaya Meminta Pemda Percepat Belanja
| Selasa, 11 November 2025 | 08:35 WIB

Purbaya Meminta Pemda Percepat Belanja

Instruksi itu tertuang dalam surat resmi bernomor S-662/MK.08/2025 yang bersifat segera, ditujukan kepada para gubernur, bupati, dan wali kota

Menakar Peluang Perluasan Objek Cukai
| Selasa, 11 November 2025 | 08:18 WIB

Menakar Peluang Perluasan Objek Cukai

 Rencana perluasan objek cukai di luar rokok dan minuman beralkohol bakal menghadapi tantangan berat

Beban Keuangan Membengkak, Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Mendekap Kerugian
| Selasa, 11 November 2025 | 08:07 WIB

Beban Keuangan Membengkak, Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Mendekap Kerugian

PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) ​ membukukan rugi bersih Rp 88,46 miliar di periode sembilan bulan tahun 2025. 

Cari Dana Bayar Utang, Cakra Buana Resources (CBRE) Akan Menggelar Rights Issue
| Selasa, 11 November 2025 | 08:00 WIB

Cari Dana Bayar Utang, Cakra Buana Resources (CBRE) Akan Menggelar Rights Issue

Seluruh saham yang akan dilepas PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) merupakan saham atas nama dengan nilai nominal Rp 25 per saham.

Bumi Resources (BUMI) Resmi Jadi Pemilik 100% Saham Wolfram
| Selasa, 11 November 2025 | 07:55 WIB

Bumi Resources (BUMI) Resmi Jadi Pemilik 100% Saham Wolfram

Total nilai akuisisi yang digelontorkan emiten batubara Grup Bakrie itu mencapai AUS$63,5 juta atau setara Rp 698,98 miliar.

Kinerja Emiten Grup Triputra Semakin Berjaya
| Selasa, 11 November 2025 | 07:47 WIB

Kinerja Emiten Grup Triputra Semakin Berjaya

Kenaikan volume penjualan dan rata-rata harga jual atau average selling price (ASP) ​mendukung kinerja emiten Grup Triputra.

INDEKS BERITA

Terpopuler