Harga Emas di 2022 Meredup Akibat Kenaikan Suku Bunga

Selasa, 21 Desember 2021 | 06:00 WIB
Harga Emas di 2022 Meredup Akibat Kenaikan Suku Bunga
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas masih tidak banyak bergerak. Senin (20/12), per pukul 19.32 WIB, harga emas kembali merosot ke US$ 1.798,30 per ons troi, setelah sempat kembali naik ke atas US$ 1.800 dan ditutup di US$ 1.804,90 pada akhir pekan lalu (17/12). Sebelumnya, harga emas terakhir kali berada di atas US$ 1.800 per ons troi pada 22 November.

Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya menuturkan, harga emas memang masih sulit menguat tajam. Ke depan, meski bisa naik lagi ke atas US$ 1.800, penguatan hanya akan bersifat sementara.

Ada beberapa faktor yang membuat harga emas sulit melejit. Pertama, pelaku pasar merespons kebijakan moneter The Federal Reserve yang hawkish. Proyeksi pelaku pasar, The Fed berpotensi menaikkan suku bunga tiga kali tahun depan. Ini membebani harga emas.

Komisaris Utama HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo menilai, efek kebijakan The Fed ke harga emas akan terasa dalam jangka panjang. "Upaya bank sentral AS menekan inflasi dengan pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil riil kembali ke wilayah positif, ini akan membuat obligasi pemerintah lebih menarik daripada emas," kata Sutopo, Senin (20/12).

Kedua, ekspektasi penyebaran Covid-19 akan lebih terkendali tahun depan cukup kuat. Andian menilai, ini akan mengurangi daya tarik emas sebagai safe haven. Ia memprediksi harga emas tahun depan cenderung menurun dan kembali menguji level US$ 1.700 per ons troi.

Meski begitu, analis menilai masih ada peluang investasi di emas batangan. Andian memprediksi, harga emas Antam masih bisa kembali menguji level Rp 1 juta per gram. Pasalnya, meski harga emas turun, ada kemungkinan dollar AS terus menguat.

"Tapi setelah mencapai Rp 1 juta saya kurang yakin apakah dapat bertahan naik atau berbalik terkoreksi turun," kata Andian. Ia menganalisa, level Rp 930.000 per gram masih menjadi support harga emas Antam tahun depan.

Sutopo memprediksi harga emas berjangka di kuartal pertama  tahun depan masih sekitar US$ 1.800 per ons troi. Sementara harga emas Antam sekitar Rp 900.000 per gram.

Tapi, memasuki kuartal II-2022, harga emas akan tnurun karena bank sentral sudah bisa dipastikan akan memangkas semua bantuan stimulus. "Kenaikan suku bunga sudah di depan mata, sehingga harga emas kemungkinan akan memudar," kata Sutopo.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56 WIB

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar

PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) menutup tahun buku 2025 dengan recognized revenue konsolidasi sekitar Rp 105 miliar.

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:47 WIB

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan

Ada banyak pilihan dalam memberikan uang saku buat anak. Simak cara mengatur uang saku anak sembari mengajarkan soal pengelolaan uang.

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:45 WIB

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah

Altcoin 2025 tak lagi reli massal, pelajari faktor pergeseran pasar dan rekomendasi investasi altcoin untuk tahun 2026.

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:58 WIB

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperoleh pinjaman dari pemegang sahamnya, yakni Danantara Asset Management. 

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:38 WIB

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik

Salah satu sentimen pendukung kinerja emiten perunggasan tersebut di tahun depan adalah membaiknya harga ayam hidup (livebird). ​

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:19 WIB

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas

Risiko pelemahan harga minyak mentah dunia masih berpotensi membayangi kinerja emiten minyak dan gas (migas) pada 2026.​

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:15 WIB

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?

Dalam beberapa proyeksi, bitcoin diperkirakan tetap berada di atas kisaran US$ 70.000–US$ 100.000 sebagai floor pasar.

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:02 WIB

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan

Pemerintah bakal agresif menerapkan denda administrasi atas aktivitas usaha di kawasan hutan pada tahun 2026.

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:42 WIB

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu

Dengan pasokan saham yang terbatas, sedikit saja permintaan dapat memicu kenaikan harga berlipat-lipat.

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:35 WIB

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat

Negara berpotensi meraup minimal Rp 37,7 triliun per tahun dari cukai emisi, dengan asumsi tarif 10% hingga 30% dari harga jual kendaraan.

INDEKS BERITA

Terpopuler